Setelah para ilmuwan mengambil kesimpulan beberapa saat yang lalu bahwa mayoritas pelukis purba rata-rata perempuan, baru-baru ini mereka menemukan bahwa lukisan-lukisan purba tertua di dunia itu berada di Indonesia – atau setidaknya sama tuanya dengan lukisan-lukisan dalam gua yang mereka temukan di Eropa.
Lukisan gua tertua di dunia diduga berusia 40.800 tahun dan berada di El Castillo, Spanyol. Di luar dugaan para ilmuwan ini, lukisan-lukisan purba di Gua Leang-Leang juga nggak kalah tuanya. Gua Leang-Leang ini terletak di Kabupaten Maros, dekat kota Makassar. Mereka sangat gembira saat menemukannya, seperti yang diungkapkan oleh Nicholas Conard, seorang arkeolog dari University of Tübingen di Jerman. Eric Delson, seorang paleoantropolog dari Lehman College dari New York setuju bahwa penemuan ini sangat masuk akal mengingat pernah terjadinya perpindahan manusia di masa lalu dari Asia Tenggara dan Australasia, karenanya bisa jadi usia lukisan-lukisan itu berdekatan.
Para ilmuwan ini mengunakan uranium untuk menentukan tanggal dibuatnya lukisan tersebut. Sepasang periset dari Griffith University di Queensland, Australia, Maxime Aubert dan Adam Brumm, menguji 12 gambar tangan manusia dan sepasang gambar yang bentuknya mirip binatang di sekitar situs gua-gua tersebut. Sebuah lukisan yang menggambarkan babi rusa diduga sedikitnya sudah berusia 35.400 tahun. Sementara, sebuah lukisan sepasang badak dari Gua Chauvet di Perancis diduga usianya 35.000 tahun.
Lukisan yang menggambarkan babi rusa (sumber: nationalgeographic.com)
“Seni batu” tertua di Sulawesi diduga dibuat oleh orang-orang Aborigin yang sepertinya pernah tinggal di Sulawesi 50.000 tahun yang lalu. Sayangnya, lukisan-lukisan yang usianya lebih dari 30.000 tahun sudah musnah. Selain karena usia, hal ini juga disebabkan karena iklim tropis.
Gua-gua jaman prasejarah di Maros (sumber: nationalgeographic.com)
Gua-gua jaman prasejarah yang berada di Maros ini saat sekarang sedang mengantri di daftar UNESCO World Heritage. Diduga, gua-gua tersebut sudah menjadi tempat hunian manusia sejak zaman Megalitikum, nyaris satu zaman dengan Nabi Nuh yang meninggal 3043 tahun Sebelum Masehi. Chris Stringer, dari Natural History Museum di London mengatakan bahwa penemuan ini membuka mata orang-orang Eropa bahwa manusia modern ketika itu nggak hanya ada di Afrika, tapi juga di Eropa dan Timur Jauh.
Membanggakan ya? Nenek moyang kita ternyata bukan hanya pelaut yang gemar mengarung luas samudra, tapi juga berdarah seni! Pekerjaan rumah yang belum selesai adalah gimana cara merawat dan melestarikan sisa-sisa peninggalan budaya ini?