tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itutak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itutak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu– “Hujan Bulan Juni”, Sapardi Djoko Damono
Hampir semua pencinta puisi dan pencinta hujan kenal dengan puisi karya Sapardi Djoko Damono ini. Bulan Juni memang hampir berlalu, tapi kenangan-kenangan, kejadian-kejadian yang kita alami di bulan ini nggak akan berlalu begitu aja kan? Terutama kenangan-kenangan manis saat hujan turun. Ah, percaya nggak sih kamu kalo orang yang suka sama hujan itu biasanya romantis?
Di Indonesia kita punya Sapardi, sementara di Amerika, ada seorang pelukis yang juga cinta hujan, namanya Gregory Thielker. Bung Gregory ini lahir di New Jersey pada tahun 1979, dan saat ini hidup dan bekerja di Watertown, Masschusetts. Menarik ya nama “Watertown” itu, jadi mengingatkan sama kota Bogor yang dapat julukan “kota hujan”. Apakah di sana hujan juga sering turun? Entahlah.
Gregory ini belajar sejarah seni dan studio art di Williams College sebelum latihan melukis di Washington University di St Louis. Dia bukan seorang fotografer, jadi karya-karyanya di bawah ini itu bukan foto, tapi lukisan! Lukisannya mirip banget memang sama foto, dan Gregory boleh dibilang berhasil dong ya sebagai pelukis aliran realisme.
Serial lukisan yang diberi judul “Amazing Rainy Day” ini dibuat untuk merefleksikan ketertarikan pelukisnya ketika dia melihat gerakan air di kaca mobilnya ketika sedang menyetir di hari hujan. Ini katanya:
These paintings reflect my interest in the way that the road delineates and controls how we experience landscape. From the roadway perspective, we not only travel from one place to another, we see landscape in a varied and complex manner. I use water on the windshield to create a shifting lens for the way we see the environment: it both highlights and obscures our viewing. Perspectives slip and compress, while shapes and colors merge into one another. I also work with relationships between surface and depth, between flatness and illusion. These images are born out of real experience and have a close relationship with the medium of painting: its fluidity, transparency, and capacity for layering, mixing, and blending
.– Gregory Thielker
Lukisan-lukisan ini diuat pake cat minyak. Kamu merasa sejuk dan sendu nggak pas ngeliatnya? Teknik melukisnya memang keren sih, dan lukisan-lukisan ini ngasih kita perasaan damai dan melankolis pas dipandang. “Emosional”. Itu mungkin kata yang tepat, seperti juga saat kita ngeliat karya-karya Eugenie Marais yang lembut.
Jadi kalo hari ini hujan turun lagi, dan jalanan macet, mungkin daripada kita mengeluh dan ngomel, lebih baik kita keluarin buku sketsa dari tas kita dan pensil, lalu mulai melukis. Atau, bisa juga nulis puisi seperti Pak Sapardi. Apapun pilihan kamu, mari melepas bulan Juni dengan manis…
Terima kasih hujan di bulan Juni. We’re gonna miss you loads!