Silent Night di Mata Seniman

Seperti yang banyak dari kita tau, jaman dulu pengaruh Gereja Katolik di dunia seni cukup besar, karena banyak gereja-gereja yang meminta para seniman untuk melukiskan kisah-kisah yang ada di kitab suci ke dalam kanvas, maupun interior gereja itu sendiri.

Nah, kelahiran Kristus yang dirayakan sebagai hari Natal banyak menginspirasi seniman dunia untuk menerjemahkannya dengan gaya dan pemikiran mereka sendiri ke atas kanvas. Yuk, kita simak beberapa lukisan terkenal yang menggambarkan peristiwa kelahiran Kristus ini.

The Nativity at Night

Michel_Sittow_003

Dibuat pada sekitar tahun 1480-an, lukisan yang dibuat oleh Geertgen tot Sint Jans ini mengilustrasikan kisah kelahiran Kristus seperti yang dideskripsikan oleh Saint Bridget dari Swedia dalam wahyu mistisnya. Yang membuat lukisan ini istimewa adalah kemampuan sang seniman untuk melukiskan keajaiban dan kerendah hatian dengan sangat lembut melalui sentuhan kuasnya.

The Nativity

piero.della.francesca

Lukisan ini dibuat oleh Piero della Francesca antara tahun 1475-80 yang ketika itu dalam kondisi yang sangat buruk. Tak ayal, transisi dalam lukisan ini terasa agak kasar, tidak seperti lukisan era Renaisans lainnya. Bunda Maria terlihat berlutut dan berdoa di hadapan Sang Bayi Kudus, tapi tangannya sama sekali tidak menyentuhnya. Yusuf pun tidak tampak dalam lukisan itu, meskipun ketiga orang Majus digambarkan secara jelas di sana.

Mystic Nativity

Mystic-Nativity_Sandro-Botticelli

Sandro Botticelli mengabaikan semua peraturan tentang perspektif dan proporsi dalam melukis dalam lukisan ini. Dibuat tak lama setelah hukuman mati terhadap seorang pengabar injil, Gerolamo Savonarola, dilaksanakan pada tahun 1498, lukisan ini disisipi teks yang menuliskan tentang Anti Kristus dan kedatangan Kristus yang kedua, atau yang dikenal dengan hari kiamat. Dengan caranya yang liar dan ekspresionis, ada sesuatu yang mengganggu pikiran kita ketika melihat gambar itu – antara rasa bahagia dan juga kecemasan, seperti rasa yang kita alami setiap harinya hingga hari ini.

The Adoration of the Shepherds

adoracion_pastores_greco_prado_muP02988A01NF2006_MASTER.jpg_1306973099

Sebenarnya, lukisan ini dibuat oleh El Greco bukan untuk dinikmati oleh siapapun, tapi untuk digantungkan di atas batu nisannya, untuk menggambarkan pengabdiannya kepada Tuhan. Dalam lukisan itu, El Greco sendiri menggambarkan dirinya sebagai pemimpin para gembala yang bersujud di hadapan Keluarga Kudus, memohon kepada Bunda Maria dengan rendah hati untuk mengampuni jiwanya. Lukisan ini menjadikan Greco sebagai seniman modern yang melukis bukan untuk menggambarkan apa yang dilihat oleh mata, tapi apa yang dirasakan oleh hatinya. Menarik, karena kebanyakan seniman sering lupa menggunakan mata batinnya dalam berkarya, dan hanya menggunakan mata jasmaniahnya saja, bukan?

The Adoration of the Magi

1280px-Study_for_the_Adoration_of_the_Magi_by_Peter_Paul_Rubens

Lukisan cat minyak yang indah ini dilukis oleh Peter Paul Rubens, dan sekarang adalah salah satu koleksi yang paling berharga milik Wallace Collection di London. Lukisan ini dibuat sekitar tahun 1624 dan merupakan salah satu lukisan yang paling menarik yang dibuat pada Abad 17. Ruben menggambarkan ketiga orang majus dalam lukisan itu dengan sangat detail, mulai dari usianya, kepribadiannya, pakaian mereka, juga hadiah yang mereka bawa. Casper, orang majus yang tertua, berlutut di hadapan bayi Yesus dengan membawa emas. Di belakangnya, Melchior membawa kemenyan sebagai hadiah. Balthazar yang gemuk dan berkulit gelap mengenakan turban dan mutiara di telinganya membawa hadiahnya dengan satu tangan. Yang memberi sentuhan humor dalam lukisan ini adalah dua orang majus yang terlihat penasaran itu.

The Nativity

IMG_6736-1024x768

Pada Abad 19 dan 20, subjek dari peristiwa kelahiran Kristus adalah ilustrasi yang ditangkap dari Kitab Injil dan kartu-karu Natal. Pengecualian dibuat oleh Edward Kienholz, seorang pematung dari Amerika Serikat, yang membuat karyanya ini antara tahun 1961-1966. Patung ini terbuat dari kayu, logam, dan bahan-bahan lainnya yang ditemukannya, tutup tangki bensin, boneka plastik, boneka berbulu, kaca, perhiasan, tulang, kain, dan bulu binatang. Ini adalah cara Kienholz mengekspresikan imannya dengan cara visual.

 

Yang patut diperhatikan dari rangkaian karya-karya di atas adalah cara setiap orang yang berbeda-beda dalam menafsirkan sesuatu. Semuanya tidak ada yang salah, karenanya tidak ada yang patut dicela. Jadi, apapun yang kita lihat dengan mata dengan perasaan tertentu, bisa jadi dilihat oleh orang lain dengan cara berbeda. Kita tidak salah, merekapun juga tidak salah.

Untuk apa memperdebatkan sesuatu yang tolak ukurnya adalah rasa?

 

Sumber gambar: spainisculture.com dan beberapa sumber lainnya

[LIPUTAN] KACF 2014 pt.1

Meskipun sempat ditemani oleh hujan badai yang merubuhkan beberapa pohon dan menimbulkan kemacetan di hampir seluruh wilayah Jakarta di hari pertama, kegiatan Kemang Art & ...
joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official