Volume 6

Kalau kemarin kita sudah sama-sama baca hal-hal yang terjadi di balik layar Kopi Keliling Volume 6, kali ini yuk mari kita simak di depan layarnya, khususnya buat kamu yang belum sempat mampir ke Volume 6.

Siang hari di tanggal 16 Desember lalu langit di daerah Gandaria nampak gelap, dilanjuti oleh hujan yang cukup deras menjelang dibukanya pintu 1/15 Coffee tanda acara Kopi Keliling 6 resmi dimulai. Tenda meja registrasi pun sempat hampir terbang akibat angin yang keras. Cukup mengkhawatirkan, namun tidak membuat teman-teman panitia dan volunteer Volume 6 memperlambat proses segala persiapan yang harus dilakukan sejak pagi hari.

Hampir di setiap volume, waktu nampak selalu mengalir lebih cepat dari seharusnya. Tidak terasa pukul 15:00 sudah tiba namun jadwal acara yang seharusnya adalah bincang komunitas terpaksa dibatalkan karena sempat terjadi sebuah kecelakaan ketika perwakilan KPK dalam perjalanan menuju lokasi. Acara pun berlanjut ke bagian launching buku novel grafis “Satrio Piningit” karya Sigit Pradityo di lantai 2, dan demo “Molecular ‘Coffee’ Gastronomy” oleh Ronald Prasanto di lantai 1.

Ada yang cukup aneh terjadi di 1/15 Coffee menjelang launching buku tersebut. Nampak ada seorang mahluk berwajah pixel yang mengenakan jas coklat berkeliaran di lantai 1. Teman-teman yang sudah hadir di acara pada saat itu pun jadi penasaran dengan kehadiran mahluk tersebut. Sayup-sayup dari lantai 2, terdengar suara petikan gitar dari Zeke Khaseli, membuat sang mahluk naik ke lantai 2 dan kemudian ikut joget mengikuti irama musik Zeke Khaseli and The Wrong Planeteers.

Setelah lagu berakhir, sang mahluk pun membuka topengnya. Dan ternyata, dia adalah sang penulis Sigit Pradityo. Sesuai dengan kehadirannya yang aneh, begitu pula kesan pertama yang akan timbul ketika kita membaca bukunya yang bercerita mengenai cerita politik, dan sejarah Indonesia yang penuh dengan kegelapan.

Sesi bincang-bincang bersama Sigit dipandu oleh teman Kopling Intan Anggita (@Badutromantis). Di sana semua seluk beluk mengenai kenapa buku novel grafis itu dibuat, siapa tokoh-tokoh di dalamnya, sampai kisah-kisah nyata dari pengalaman pribadi Sigit yang masuk ke dalam buku tersebut habis di bahas. Kehadiran beberapa kolaborator buku Satrio Piningit seperti Rhoald Marcellius dan Diela Maharanie semakin membuat suasana bincang buku tersebut semakin ramai.

Suasana di lantai 1 pun tidak kalah ramai! Para pencinta kopi yang sudah hadir dengan antusias mengikuti penjelasan dari Ronald mengenai molecular gastronomy. Pertama-tama, Ronald memperkenalkan kreasi andalannya yang sudah cukup dikenal, yaitu espresso ravioli. Nggak cuma itu, Ronald juga membuat para pencinta kopi semakin bersemangat dengan tiga menu kreasi selanjutnya, yaitu emulsify latte, emulsify dragon breath, dan chocolate gelato with coffee caviar. Kece-kece banget ya namanya? Seperti namanya, emulsify latte adalah latte yang dibuat dalam bentuk emulsi. Sementara emulsify dragon breath itu adalah emulsify latte yang direndam ke dalam nitrogen cair.

Nah, ketika diminum seketika dari mulut dan hidung akan keluar asep seperti nafas naga! Chocolate gelato yang menjadi hidangan penutup Ronald juga bukan chocolate gelato biasa, karena dibuat dengan teknik molecular gastronomy yang melibatkan nitrogen cair juga. Hasilnya? Sama enaknya dengan gelato yang biasa kita cicipin. Kalau coffee caviar prinsip pembuatannya sama seperti espresso ravioli, hanya saja bentuknya lebih kecil-kecil seperti telur ikan.

Setelah itu adalah sesi yang sudah ditunggu-tunggu yaitu sesi Artist Talk bersama para seniman peserta pameran Volume 6. Dari ke-12 visual artist yang pameran hanya Elfan yang berhalangan datang karena ada urusan penting yang mendadak di Bandung.

Sesi Artist Talk selalu menarik untuk diikuti karena di sana kita bisa mendengar cerita-cerita di balik karya-karya yang dipamerkan. Mulai dari konsep, teknis, hingga kejadian-kejadian unik yang menjadi inspirasi karya seniman tersebut.

Setelah sesi Artist Talk, keramaian Volume 6 berlanjut ke lantai 2 di mana pemutaran film perdana Bioskop Keliling akan segera berlangsung. Sebagian besar teman-teman yang hadir sangat menunggu-nunggu penampilan perdana “adik” Kopi Keliling ini. Area lantai 2 yang tadinya hanya digunakan untuk duduk-duduk santai para pengunjung, secara perlahan mulai penuh.

Setelah pemutaran film selesai, acara berlanjut ke sesi bincang-bincang dengan para filmmaker peserta Bioskop Keliling yang pertama ini. Keempat peserta screening lengkap menghadiri sesi bincang-bincang yang dipandu oleh Mario Patrick (@mpatrick).

Nah, ada kejutan seru pada malam itu. Ada kehadiran Dennis Adishwara bersama film pendeknya yang berjudul “El Meler” sebagai penutup acara pemutaran Bioskop Keliling. Seperti prediksi, teman-teman yang hadir dengan antusias menonton kembali film tersebut, lengkap dengan gelak tawa yang memenuhi ruangan seiring film diputar.

Lalu terakhir, penampilan House of Tree menjadi penutup yang sempurna buat hari yang sangat-sangat menyenangkan. Overall, acara Volume 6 ini tidak kalah seru dari acara-acara yang sebelumnya. Walau masih banyak kekurangan di sana sini, cuma Kopling cukup puas dengan seluruh kegiatan yang berlangsung hari itu. Moga-moga, buat kamu yang datang pada malam pembukaan itu merasakah hal yang sama yah.

Mau lihat foto-foto lengkap acara Kopi Keliling Volume 6? Kamu bisa buka di sini, di sini, dan di sini.

Sampai ketemu di volume berikutnya!

Foto dari: @toge_chan

About author

Robusta vs Arabika

Saat sudah dipanggang, semua biji kopi kelihatannya sama saja. Tapi padahal banyak perbedaan mendasar di setiap jenis biji kopi, arabika dan robusta, misalnya. Biji kopi ...
joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official