Kekejaman Di Secangkir Kopi

Civet-eating-coffee-beans-008

Kekejaman terhadap binatang nggak pernah berhenti dan selalu saja ada. Kalau di Jakarta topeng monyet sedang ramai-ramainya dibasmi oleh Jokowi, seharusnya penyiksaan terhadap binatang lainnya juga nantinya harus dihentikan – termasuk terhadap luwak.

People for the Ethical Treatment of Animals (PETA) Asia-Pacific sedang meminta kepada seluruh pencinta kopi di seluruh dunia untuk berhenti mengekspor, mengimpor, membeli, dan meminum kopi luwak. Binatang luwak yang kotorannya dapat menghasilkan kopi termahal di dunia itu ternyata selama ini banyak mengalami siksaan, dan itu bukan hanya terjadi di Indonesia.

VIDEO:

Video di atas tadi dibuat di Davao City, Filipina. Lihat deh betapa luwak-luwak itu gelisah dan ketakutan di dalam kandang kayunya yang sempit. Luwak sebenarnya harus hidup di alam bebas dan berlompatan dari pohon ke pohon untuk mengambil dan memakan biji kopi, bukannya dikurung dan dipaksa untuk makan terus menerus. Mereka menjadi depresi, kurang gizi, dan bulu mereka pun menjadi rontok.

Di Filipina, biji kopi luwak awalnya dituai dengan cara alami oleh para petani di daerah pegunungan seperti Benguet, Palawan, South Cotabato dan Davao. Tapi karena permintaan akan biji kopi luwak ini semakin lama semakin besar, maka para luwak yang malang ini harus dikandangi oleh para petani kopi luwak. Kopi luwak selain berasal dari Indonesia dan Filipina, juga didatangkan dari India, Vietnam, dan Cina. Sementara seorang petani kopi luwak di Indonesia dapat memproduksi sekitar 7.000 kilogram biji kopi luwak yang berasal dari luwak yang dipelihara dalam kandang…

Kopi luwak memang sudah menjadi primadona di dunia kopi sejak 20 tahun terakhir dan tidak kurang dari CNN News, Oprah, The Bucket List pernah meliputnya, tapi bukan berarti lalu kekejaman harus dibiarkan begitu aja, bukan?

Shot-was-taken-on-a-civet-008

Sebenarnya, luwak kalau dibiarkan di alam bebas juga dapat merusak tanaman dan banyak luwak yang mati dibunuh oleh para petani karenanya, tapi mengurungnya di dalam kandang yang sangat sempit juga kekejaman tersendiri. Binatang hutan yang penyendiri dan pemalu ini sudah saatnya berhenti mengalami siksaan dan kekejaman manusia demi secangkir kopi.

Indonesians-Farm-Civet-Ca-009

Sebenarnya lagi, nggak masalah jika kita ingin tetap minum kopi luwak asalkan biji kopi luwak itu berasal dari luwak yang memang dibiarkan hidup di alam bebas dan nggak dipelihara di kandang yang pengap. Kita senang, luwaknya pun ikut senang. Yang nggak senang hanyalah petani kopinya…

Dan lagi, sebenarnya luwak yang dibiarkan untuk memilih sendiri buah kopi yang ingin dimakannya juga menghasilkan biji kopi yang lebih enak, karena mereka biasa lebih memilih biji kopi yang sudah sangat ranum. Sementara luwak yang dipelihara dalam kandang kadang dipaksa untuk makan buah kopi yang belum terlalu masak, jadi rasanya lebih pahit. Yang alami memang selalu lebih baik, bukan?

Mungkin jika petani kopi luwak harus bersusah payah mencari kotoran luwak dan produksinya menjadi lebih sedikit tapi harganya dinaikkan beberapa kali lipat orang akan tetap membelinya ya?

Sumber foto: Getty Images dan beberapa sumber lainnya

ACT: The Artists

Di bulan Agustus Kopi Keliling akan mengadakan sebuah acara baru yang bernama “ACT”. Berbeda dengan format acara-acara Kopling sebelumnya, “ACT” adalah sebuah acara pameran amal pertama dari Kopi ...
joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official