Jangan Cemari Laut dengan Plastik

Salah satu benda yang sering kita temui mengapung di laut dan berserakan di tepi pantai adalah botol minuman plastik. Padahal kita sadar, bahwa plastik adalah sampah yang nggak bisa terurai dan berbahaya bagi lingkungan hidup. Dan apa jadinya, ketika para penghuni laut makan plastik? Mati, tentunya. Dan, apa jadinya ketika ada ikan rasa plastik?

fish-11-640x426

Dalam rangka menghormati Konferensi PBB yang diadakan pada tahun 2012 yang lalu, tiga buah patung ikan raksasa dibuat di Pantai Botafogo di Rio de Janeiro, Brazil. Ikan-ikan ini terbuat dari ribuan botol plastik bekas, dan diterangi oleh lampu warna-warni yang diletakkan di dalamnya. Sangat cantik, terlebih ketika dilihat pada malam hari, belum lagi pantai ini dilatari oleh pegunungan di sekitarnya. Warna biru yang timbul disebabkan oleh botol plastik itu sendiri, dan ditambah dengan warna dari LED.

fish-5

7405262726_c1931eb7bd_b-640x963

Konferensi PBB yang diadakan pada saat itu bertujuan untuk membahas bagaimana caranya untuk mengurangi kemiskinan serta melindungi lingkungan hidup. Ini adalah cara yang halus dan cantik untuk menyadarkan orang akan pentingnya kebersihan laut, dengan cara nggak membuang sampah plastik, termasuk botol, di sana. Selain itu, ikan-ikan raksasa yang membuat manusia terlihat seperti makhluk kerdil ini, juga mengingatkan akan pentingnya daur ulang, karena sangat berhubungan dengan kehidupan para mahluk laut.

Ketika kita bermain atau berlibur ke pantai lain kali, ingatlah bahwa pantai dan laut itu bukan tempat sampah. Keprihatinan ini bukan hanya menggelisahkan negara-negara lain seperti Rio, tapi juga Indonesia. Sebagai contoh, ada sebuah pantai di Kabupaten Sambas, Kalimantan, yang bernama Pantai Paloh. Pantai ini adalah tempat peneluran penyu terpanjang di Indonesia, yang sayangnya di sekujur pantainya dipenuhi oleh botol-botol air mineral. Memang sih, banyak di antara botol-botol itu bukan produksi Indonesia, karena ada beberapa label produksi Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Vietnam, Norwegia, Amerika Serikat, hingga Cina, yang nggak diperdagangkan di Indonesia, sebenarnya. Jadi, apakah botol plastik itu “peninggalan” para turis yang datang ke Pantai Paloh? Bukan, ternyata. Diperkirakan sampah plastik itu kiriman dari berbagai negara, mengingat letak geografis Pantai Paloh yang langsung berhadapan dengan Laut Cina Selatan yang dikelilingi beberapa negara. Botol-botol itu terbawa ketika gelombang tinggi.

Penyu1-hijau-sesaat-setelah-melakukan-ritual-peneluran-di-Pantai-Paloh-Sambas-Andi-Fachrizal

Kondisi ini tentu mengganggu para penyu, terutama saat mereka ingin bertelur di pantai. Bukan hanya itu, ketika botol-botol plastik itu terbawa sampai ke tengah lautan, bayi penyu menyangka itu ubur-ubur dan mereka makan. Di beberapa kasus, ditemukan sampah plastik di lambung tukik, atau bayi penyu.

Memang sih, kita bisa mengatakan bahwa ini bukan salah kita, tapi kalau kita bisa mengurangi sampah plastik di pantai dengan berusaha tertib saat membuang sampah, kenapa nggak?

Foto: Shane Graber

joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official