“Even bad coffee is better than no coffee at all.”
– David Lynch
David Lynch (summer gambar: msn.com)
Sudah tahu kan bahwa David Lynch, sutradara yang terkenal itu memproduksi kopi yang diberi nama “David Lynch Signature Cup Organic Coffee”? Tapi mungkin belum banyak yang tahu, mengapa Lynch sebegitu tertariknya dengan bisnis kopi ini, padahal sebagai seorang sutradara dirinya termasuk cukup laris. Pastinya bukan karena uang, tapi karena dia mempunyai passion terhadap kopi. Dalan beberapa filmnya, baik kopi maupun peminum kopi sudah sering dimunculkan.
Lynch bukan hanya punya passion terhadap kopi, tapi dia juga sangat terobsesi dengan kopi sejak dia duduk di kelas 9. Selama bertahun-tahun, Lynch biasa minum kopi instan dari gelas yang terbuat dari styrofoam, dan sehari dia bisa meminum 20 gelas kopi. Tapi sekarang, dia nggak akan ragu untuk mengeluarkan uang untuk secangkir cold brew yang harganya mahal.
Salah satu adegan di film Twin Peaks (sumber gambar: tumblr)
Kecintaan Lynch terhadap kopi semakin menjadi setelah dia membuat film “Twin Peaks” melalui tokoh Special Agent Dale Cooper. Saat itu, cara pandang Lynch terhadap kopi sepenuhnya berubah total.
Ketika ditanya, menurut Lynch, apa yang membuat kopi itu terasa enak? Tentunya ya rasanya. Lynch nggak suka kopi yang pahit, dan kopi yang enak menurutnya itu harus halus dan kaya rasa. Untuk cappuccino, Lynch selalu meminumnya dengan susu, dan espresso yang baik itu harus mempunyai crema yang berwarna keemasan. Sementara kopi yang buruk, menurut Lynch, adalah kopi yang rasanya asam dan pahit. Nggak jelas juga sih definisi kopi buruk di sini dalam bentuk minuman kopi yang mana. Tapi ketika mendapatkan kopi yang rasanya seperti ini ya tetap akan dia seruput sih walaupun sambil kesal. Mengutip pernyataan dari David Lynch sendiri, “Even bad coffee is better than no coffee at all.” Hehe…
“Sama seperti wine, ada jutaan kata yang digunakan untuk menentukan apakah wine itu enak atau nggak. Jadi kopi yang rasanya enak itu bagi tiap orang memang berbeda-beda, hanya saja rasanya harus tetap nikmat setelah meluncur ke tenggorokan kita,” ujar Lynch.
Buku The Art Spirit karma Robert Henri (sumber gambar: elizabethfloyd.com)
Lynch yang juga sebenarnya mempunyai obsesi sebagai seorang pelukis ini pernah membaca sebuah buku yang berjudul “The Art Spirit” karya Robert Henri. Buku ini bercerita tentang semangat seni yang ditransformasikan ke dalam kehidupan seni. Bagi Lynch, kopi adalah bagaian dari kehidupan seni, karena membuat kita merasa bahagia dan ketika kita bahagia, proses berkarya pun menjadi lancar. Kopi, menurut Lynch, sangat berjodoh dengan para pelukis. Dan bagi dirinya sendiri, kopi adalah seorang sahabat.
Mesin espresso La Marzocco (sumber gambar: drumroaster.com)
Ketika ditanya apa rahasianya kok dirinya bisa minum banyak kopi dan nggak merasa terganggu sama sekali. Menurut Lynch, karena dia nggak akan minum kopi lagi di atas pukul 17:30. Di rumahnya, Lynch sering membuat cappuccino sendiri, dan terkadang latte. Dia mempunyai dua mesin espresso, dan keduanya keluaran La Marzocco.
Menurut Lynch, kopi adalah hal yang ajaib. Setiap orang mencintai kopi dengan cara yang berbeda, dan punya caranya sendiri untuk menentukan cara yang paling cocok untuknya dalam membuat dan meminum kopi, dan setelahnya, “You can instantly go to heaven.” Wow.
Cinta Lynch untuk kopi ini memang cinta yang tanpa syarat ya sepertinya? Bukan hanya dahsyat, tapi juga cinta yang berasal dari jiwa dan penuh pengagungan.
Setiap orang memiliki filosofi yang berbeda-beda tentang kopi. Ada yang menganggap kopi itu biasa saja, hanya sebagai teman di kala malam ketika nggak bisa tidur. Ada juga yang cinta mati seperti David Lynch. Kamu sendiri termasuk peminum kopi yang mana? Atau kamu kenal dengan orang yang sebegitu terobsesinya dengan kopi, seperti Lynch ini?
Salam sruput!