Wajah seseorang adalah cerminan dari sifat dan kepribadiannya, begitu pun dengan karyanya. Para arsitek itu juga para seniman, dan sifat serta selera mereka sudah pasti juga tergambar dalam karya-karya mereka. Federico Babina, seorang ilustrator yang pernah terkenal dengan proyeknya ARCHIST dan ARCHICINE, dapat menangkap wajah dan sifat para arsitek itu dalam ARCHIPORTRAIT.
Ada 22 arsitek yang gambarnya “dipakai” oleh Babina dalam proyek ini, yang menggambarkan ekspresi dan wajah yang tergambar dalam arsitektur mereka. Tujuan Babina membuat projek ini adalah untuk mempertontonkan kepribadian dan mood sang arsiteknya. Babina menggunakan jendela, tiang, tangga, bahkan lantai untuk menggambarkan mata, hidung, kerut di dahi, rambut dan jenggot dalam sketsa-sketsa para arsitek terkenal dari Abad 21 ini, seperti Jean Nouvel, Daniel Libeskind, dan Bjarke Ingels.
“Sebuah lukisan potret adalah cerminan dari jiwa seseorang,” ujar Babina, “Bentuk dan geometri yang didesain oleh para arsitek itu menjadi bagian dari gambaran wajah mereka.” Ide menjadi dasar pembuatan proyek ini ditemukan oleh sang desainer grafis asal Italia ini ketika melihat bentuk mata dari karya Oscar Niemeyer. Babina pun kemudian mulai mencari bentuk-bentuk dalam arsitektur untuk menggambar potret.
Ilustrasi terbaik dari Sagrada Familia menjadi leher dan dagu Antonio Gaudi, seorang arsitek asal Spanyol, sedangkan hidung Norman Foster dibuat berdasarkan karya Gherkin. “Dancing House” karya Frank Gehry menjadi telinga kanan Rem Koolhaas, sementara bentuk hidupnya mirip CCTV.
Ada 2 orang arsitek perempuan yang juga diikutsertakan dalam koleksi ini. Eileen Gray digambarkan mempunyai leher yang mirip Black Block Screen, sementara Kazuyo Sejima menggunakan pakaian yang mirip Zollverein School of Management and Design. “Setiap detil kecil adalah kunci dari keseluruhan mosaik yang aku buat,” terang Babina.
Ah, keren banget ya karya-karya Babina ini. Di Indonesia, seni arsitekturnya memang nggak sesederhana bentuk bangunan arsitektur negara-negara barat, tapi karena itu sebenarnya kalau kita “mencontek” konsep dan ide Babina ini, pasti hasilnya lebih “nampol” ya?
Website: federicobabina.com