Escapism

“Close to me” – Eugenie Marais |  50 x 50cm. Oil on canvas. 2011

Jatuh cinta pada pandangan pertama… Itu yang mungkin terjadi ketika pertama kali lihat lukisannya Eugenie Marais. Entah dari sudut pandang mana, karya-karyanya yang sangat ‘lembut’ dengan warna-warna halusnya membuat perasaan ‘damai’. Kalau dilihat-lihat sih, sebenarnya gak ada yang terlalu spesial dengan gaya Eugenie. Pengambilan obyek juga tidak spektakuler. Namuuun, nampaknya (menurut saya sih) ada “it factor” tersembunyi di balik karyanya.

Setelah ditelusuri sedikit, Eugenie, seniman yang berbasis di kota Pretoria, sekitar 50 km dari Johannesburg, Afrika Selatan ini memang sangat tertarik dengan konsep nostalgia, escapism (kecenderungan untuk mencari pengalih perhatian dari kenyataan yang kurang menyenangkan dengan masuk ke dalam dunia fantasi), dan tentunya seni dan memakainya sebagai bentuk meditasi.
Pandangan akan ‘dunia fantasi’ Eugenie bukan seperti kenangan indah ketika melihat iklan cola pada tahun 1950-an atau kisah dongeng peri-peri mungil, tapi lebih ke perasaan kesepian yang mengarah ke teralienasi. Huff, kok lama-lama jadi depresi begini ya?

“”Gone for good” – Eugenie Marais

‘… I’m selling uncertainty, emptiness, anticipation and the nostalgia of the now…” 

Di dalam lukisannya, Eugenie fokus ke kekosongan, keheningan yang kerap divisualisasikan oleh bentuk seperti jendela yang tertutup, colokan listrik, pinggiran dari jalanan yang super panjang (biasanya menghilang ke garis khatulistiwa). Nampaknya (menurut hemat saya) pernah ada kehilangan yang luar biasa dialami oleh Eugenie, bisa dilihat dari judul-judul karya, dan juga obyek “sesuatu yang menjauh” yang sering digambarkannya, seperti dibawah ini.

Eugenie menambahkan “Kekosongan itu adalah cerminan dari kenyataan. Gambar jalanan dan still life saya berbicara tentang ekspektasi atau sebuah momen yang sedang atau akan terjadi”. Eugenie menggambarkan adegan diantara sebuah kejadian, seperti kenangan akan seseorang di masa lalu. Viewer karyanya lalu harus meraih kedalam kenangannya sendiri untuk melihat apakah ada suatu makna atau tidak di dalamnya. Eugenie seakan mampu masuk ke dalam sisi paling dalam dari diri kamu.

Eugenie bermain dengan apa yang mata kita lihat dan apa yang dapat dikeluarkan secara emosional ketika melihat judul karyanya. Tidak ada hubungan langsung antara karya dan judulnya. Efek yang ditimbulkan dari karya dan judul dapat berbeda bagi setiap orang yang melihatnya. Selain itu, Eugenie lebih memilih format kecil dalam karyanya supaya lebih bisa mengeluarkan kenangan personal dari viewernya.

Nah, kalau kamu sendiri, apa yang terlintas di pikiran kamu? Kalau saya pribadi sih yang kebayang entah kenapa lagu “God only knows”nya The Beach Boys. (ketauan deh umurnya berapa hehe).

Lihat karya-karya Eugenie Marais lainnya disini: www.eugeniemarais.com

Karya favorit saya dari Eugenie yang berjudul “You know what I mean”

Artikel oleh: Bambang Soeherman

About author

Khirzan Ulinnuha

Teman-teman adalah guru saya. Mereka yang banyak membuat saya lebih terpacu untuk menekuni bidang seni visual. Mendapatkan pengaruh awal dari ilustrasi khas Jepang, seperti Dragon ...
joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official