“Ecce homo” adalah sebuah istilah dalam bahasa Latin yang dipake oleh Ponsius Pilatus pada saat penyaliban Kristus. Nggak ada hubungannya sama orientasi seksual seseorang, tapi kata ini diterjemahkan sebagai “Lihatlah orang ini!”. Kurang lebih, ecce homo ini adalah seni yang berhubungan dengan agama Kristen, atau lebih tepatnya peristiwa penyaliban Kristus.
Pada awalnya, dalam ecce homo ini ada tokoh-tokoh lain yang digambarkan, seperti tentara Romawi, tapi sejak Abad 15, hanya Kristus sendiri yang ada dalam setiap ecce homo – lengkap dengan mahkota duri dan luka di tubuhnya, terutama di kepalanya. Hampir mirip dengan ecce homo, ada istilah lain yang disebut dengan “arma christi”, tapi bedanya dalam arma christi ini, Kristus digambarkan sedang duduk.
Ecce homo ini pertama kali muncul dalam dunia seni sekitar Abad 9 dan 10 di Syria. Dalam sejarahnya, pada tahun 1498 seseorang yang bernama Albrecht Durer membuat lukisan diri dalam bentuk ecce homo. Benar. Dia membuat dirinya menjadi Kristus dalam lukisan-lukisan itu. Tujuan awalnya hanya untuk membuat sebuah metafora, betapa menderitanya dia. James Ensor juga pernah membuat ecce homo ini dengan memakai model dirinya sendiri.
Pada Abad 19 dan 20, makna ecce homo kemudian jadi lebih berkembang dengan menggambarkan penderitaan dan penghinaan umat manusia akibat kekerasan dan perang. Karya yang paling penting di Abad 20 ini adalah ecce homo karya Lovis Corinth di tahun 1925, yang menggambarkan Kristus, seorang tentara, dan Pilatus berpakaian seperti seorang dokter. Kemudian Otto Dix juga menggambarkan dirinya sebagai Kristus yang mengalami sengsara dalam kamp konsentrasi selama Perang Dunia II.
Kopling juga pernah ngebahas soal ecce homo ini ketika seorang perempuan tua bernama Cecilia Gimenez mencoba merestorasi sebuah lukisan ecce homo karya seorang pelukis Spanyol dari Abad 19, Elias Garcia Martinez. Sayangnya, Cecilia ini cuma modal nekad aja, karena nggak punya pengalaman dan juga bukan seorang ahli. Akibatnya, Kristus di lukisan itu jadi lebih mirip monyet yang sangat berambut. Tapi malah restorasi yang gagal ini jadi menarik perhatian para turis, dan orang yang mau melihat lukisan ini harus membayar. Dari situ mereka berhasil ngumpulin 50.000 euros, dan uangnya dipake untuk memperbaiki gedung gereja tempat lukisan itu dipajang. Nggak cuma itu, mereka juga ngebuat merchandise dari ecce homo yang salah restorasi ini, t-shirt, mug, juga gantungan kunci. Cecilia sendiri dapet 49% dari seluruh pemasukan. Pameran amal ini terjadi pada pertengahan bulan Agustus 2013 kemarin.
Nggak cuma berhenti di situ, dua orang seniman muda, David Marcos dari Spanyol dan Pablo Quijano dari Meksico, juga jadi terinspirasi dengan ecce homo ini dan bikin pameran ilustrasi di Barcelona. Pameran ini berakhir tanggal 7 September kemarin, dan yang dijadiin ecce homo udah bukan Kristus lagi, tapi juga ilustrasi, foto-foto orang terkenal, dan poster-poster film dengan memakai muka restorasi gagal Cecilia sebagai ilustrasi utamanya. Hehehe… Event ini diorganisir oleh Wall People dan berhasil menarik minat banyak orang.
Hebat juga ya? Ternyata dari sebuah kesalahan bisa berujung ke pengumpulan dana dan bahkan pameran yang menarik minat banyak orang. Semoga dengan adanya ini Cecilia udah nggak merasa bersalah lagi. Hehe…
Sumber foto: demotix.com dan beberapa sumber lainnya.