Earth Matters: Hubungan Manusia dengan Bumi

Dalam rangka memperingati Hari Bumi yang baru berlalu beberapa hari yang lalu, The Smithsonian Institution’s National Museum of African Art di Southwest membuka pameran utamanya yang mengeksplorasi hubungan para seniman Afrika dengan tanah yang mereka diami.

Pameran yang berjudul “Earth Matters: Land as Material and Metaphor in the Arts of Africa” itu memberikan kesempatan kepada seorang seniman wanita berdarah Kenya dan Jerman, Ingrid Mwangi Robert Hutter, untuk mengeksplorasi tubuhnya sebagai karya seni sebagai seseorang yang birasial.

“Ada hubungan yang dalam antara tubuh kita dengan tanah yang kita diami,” kata sang seniman dalam karyanya yang berjudul “Static Drift”. Dia menggambarkan dua keturunan yang ada dalam tubuhnya dengan teknik stensil, ada bagian tubuhnya yang ditutupi dan ada yang sengaja dibiarkan terbakar matahari hingga siluet Afrika dan Jerman tergambar di atas perutnya.

“Aku mempunyai cerita yang dapat aku bagikan tentang Jerman dan Kenya, dan aku ingin dunia tahu bahwa meskipun Afrika adalah benua yang gelap, tapi sebenarnya mempunyai harapan yang cerah. Tak ada alasan bahwa hanya orang Afrika yang hanya bisa berbahasa Afrika,” katanya lagi.

Menurut kurator pameran tersebut, Karen E. Milbourne, “Seninya sendiri sebenarnya tidak terlalu indah, tapi sangat memprovokasi pemikiran orang yang melihatnya.” Karen sendiri berasal dari Melbourne, Australian, dan dia membutuhkan waktu 3 tahun untuk mengembangkan pameran itu dengan berkeliling dunia dan bertemu dengan berbagai macam seniman. Hasilnya adalah 100 karya seni yang berasal dari Abad 19 sampai Abad 21. “Earth Matters” merefleksikan ide-ide dan isu-isu yang dipilih oleh para seniman tersebut. Ada 40 orang seniman yang terlibat dalam pameran ini, 25 di antaranya berasal dari 55 negara di Afrika yang menggunakan berbagai macam media, seperti keramik, kain, film, lukisan, printing, fotografi, kayu, dan media lainnya. Beberapa nama dari para seniman itu antara lain adalah El Anatsui, Ghada Amer, Sammy Baloji, Wangechi Mutu, Allan deSouza, Ingrid Mwangi dan William Kentridge.

Pameran ini mendokumentasikan perubahan hubungan antara manusia dengan buminya, segala konsekuensi dari perubahan-perubahan itu yang dampaknya masih terasa hingga hari ini.

Sebenarnya, bukan hanya bumi Afrika yang butuh perhatian penghuninya. Kita yang tinggal di Indonesia pun perlu untuk menjaga tanah yang menempel pada kaki kita, karena seperti kata Karen tadi, dampaknya akan sampai ke masa depan. Begitupun dengan kerusakan yang kita buat terhadap bumi kita pada hari ini, nanti akan ditanggung oleh anak cucu kita.

“Setiap kita membuat pilihan setiap hari dan pilihan-pilihan itu tidak lepas dari bumi yang dipijak oleh kaki kita. Tempat dari mana kita berasal menjelaskan siapa diri kita yang sebenarnya. Apa yang kita perbuat hari ini akan berdampak sampai ke masa depan. Masalah ini sebenarnya adalah masalah global, hanya saja dilihat dari kacamata Afrika melalui seni,” kata Karen, yang sudah menjadi kurator di museum tersebut sejak tahun 2008.

Pameran ini akan berlangsung sampai tanggal 5 Januari 2014 dan mempunyai 5 tema: The Material Earth, Power of the Earth, Imagining the Underground, Strategies of the Surface, dan Art as Environmental Action. Dan untuk pertama kalinya, 5 orang seniman akan menciptakan instalasi seni tanah di The Smithsonian Gardens dan The National Mall. Sebuah patung karya Ledelle Moe juga akan dipamerkan di luar museum. Kategori-kategori ini dibuat berdasarkan hubungan orang-orang Afrika dengan tanah kelahiran mereka. Ada yang memandang bumi Afrika sebagai tempat yang suci, ada yang melihatnya sebagai tempat untuk menghabiskan sisa hidup mereka, dan ada yang melihatnya sebagai sumber inspirasi. Apa pun itu, bagaimanapun cara mereka melihatnya, bumi Afrika harus dilindungi.

Lokasi pameran:
National Museum of African Art
950 Independence Avenue, SW
Washington, DC

About author

Surat-Surat Cinta Matthew Rose

Unopened love letters touching upon all notions of love – unrequited, fulfilled, missed, forgotten, ongoing, funny, sad, tragic – would be a beautiful homage not ...
joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official