Sepertinya keadilan buat perempuan masih agak samar-samar terlihat dari mata ya? Bukan cuma di Indonesia, tapi juga di negara maju seperti Amerika Serikat.
Emma Sulkowicz dan seni pertunjukannya “Carry That Weight”
Belakangan ini, dunia lagi dibuat heboh oleh berita seorang mahasiswi Universitas Columbia di New York yang menenteng sebuah matras besar dengan berat kira-kira 9 kg ketika ia sedang berkeliling di kampusnya. Emma Sulkowicz, namanya. Mahasiswi jurusan seni visual tahun akhir ini sedang melakukan seni pertunjukan bertajuk “Carry That Weight” untuk menyuarakan ketidakadilan terhadap kaum perempuan, termasuk dirinya sendiri. Yap, Emma baru saja mengalami perkosaan di kamar asramanya oleh salah seorang mahasiswa yang berasal dari kampus yang sama. Sedihnya lagi, si pemerkosa masih berkeliaran dengan bebas di kampus. Kebayang nggak rasanya tiba-tiba berpapasan di jalan setelah dilecehkan?
Alih-alih berdiam dan menutup diri dari masyarakat, Emma sangat sangat berani menyuarakan kisahnya untuk mewakili dirinya dan para perempuan lain yang mengalami nasib serupa.
Emma Sulkowicz sedang membawa matrasnya (sumber: artnet.com)
“Ada alasannya kenapa penyintas (survivor) memilih untuk nggak melapor ke polisi, karena mereka diperlakukan bagai kriminal… Pemerkosa itu dianggap bersih sampai dinyatakan bersalah, namun penyintas dianggap bersalah sampai dinyatakan bersih, seenggaknya itulah yang ada di mata polisi,” kata Emma.
Matras yang ditenteng Emma adalah matras yang digunakan di kamar asrama. Ukurannya cukup besar, nggak terlalu berat, dan ia cukup bisa mengangkutnya sendirian selama seharian beraktivitas di kampus. Matras ini melambangkan protes terhadap mereka yang nggak bisa menyuarakan pendapatnya dan ketidakmampuan pihak-pihak terkait dalam menangani masalah pelecehan seksual. Aksi Emma ini tentu saja menarik perhatian banyak orang di kampusnya. Beberapa mahasiswa bahkan membentuk sebuah komunitas yang membantu Emma menenteng matrasnya saat di kampus. Mereka membuat website carryingtheweighttogether.com sebagai bentuk dukungan dan solidaritas terhadap Emma. Melalui website ini, para mahasiswa/mahasiswi tersebut mengajak siapapun yang peduli untuk turut membantu Emma.
Beberapa teman yang membantu Emma Sulkowicz dalam proyek Carry The Weight (sumber: columbiaspectator.com)
Emma sendiri menyatakan bahwa ia akan terus melakukan seni pertunjukan Carry That Weight sampai ia lulus kuliah, atau sampai si pemerkosa dikeluarkan dari kampusnya.
Salut banget buat Emma yang bisa dengan berani menunjukkan kisahnya kepada banyak orang. Seperti yang dikatakan Emma di atas, orang yang mengalami pelecehan seksual biasanya malah dijatuhkan, dianggap bersalah, dan dijauhi dari masyarakat. Padahal, mereka seharusnya adalah orang-orang yang patut mendapatkan dukungan.
Nggak harus jauh-jauh untuk mencari kisah serupa Emma. Bukankah di negeri kita pun akhir dari kejadian pelecehan seksual selalu menyudutkan sisi korban?