Bahasa Bunga

Tanggal 14 Februari identik dengan hari Valentine. Di tanggal ini, sebagian besar orang akan memanfaatkannya sebagai momen untuk menyampaikan atau berbagi kasih sayang dengan orang tersayang dalam berbagai bentuk. Biasanya sih yang paling umum bentuknya coklat, atau bunga.

Kenapa orang suka ngasih bunga? Bunga seringkali mewakili perasaan seseorang yang nggak bisa diungkapkan. Bahasa bunga biasanya dikasih seseorang ke orang lain dalam bentuk buket bunga kecil yang berisi sebuah pesan. Hal ini udah sering banget dilakukan dari zaman pertengahan dulu terutama di daerah Eropa sana.

Nah, lain di Eropa, lain lagi di Cina. Di negeri panda ini, sepasang suami istri seniman bernama Zhu Weibing dan Ji Wenyu pernah memakai bahasa bunga untuk menyampaikan maksud dari instalasi seni mereka yang berjudul “People Holding Flowers”. Berbekal keahlian Zhu di bidang fesyen dan profesor seni, serta Ji di bidang lukisan dan kepiawaiannya memadukan unsur-unsur kritik sosial di dalam karya-karyanya, mereka berdua membuat soft sculptures dalam bentuk ratusan orang-orangan kecil berseragam kantor lengkap dengan dasi yang masing-masing memegang bunga berwarna merah jambu yang ini nih.

Inspirasi buat karyanya sendiri berasal dari Hundreds Flowers Campaign oleh Ketua Partai Komunis Mao Zedong tahun 1957. Filosofi kampanyenya adalah membiarkan ratusan bunga mekar dan ratusan pendapat dirancang untuk mempromosikan berkembangnya seni dan kemajuan sains. Jadi, waktu itu Mao emang pengen melibatkan orang-orang ahli untuk berpendapat dan memberi masukan terhadap perkembangan sains dan seni, sekalian mempromosikan paham sosialisme gitu. Tapi, lama kelamaan pendapat tersebut mulai menjurus ke protes, jadinya kampanyenya dihentikan dan yang memprotes malah kena hukuman.

Banyak orang menyangka kalo instalasi ini mengandung unsur politis atau berisi kritik tentang situasi politik di Cina. Tapi sebenernya nggak. Soalnya nggak mungkin karya mereka diizinkan dibawa sampe ke Australia kalo emang benar mereka mengkritik pemerintah Cina. Hehehe…

Yang mereka ingin kritik sebenernya adalah situasi sosial di Cina yang orang-orangnya semakin hari terlihat semakin seragam. Orang-orang melakukan sesuatu yang diperintahkan tanpa tau sebenernya buat apa sih mereka melakukan itu. Pokoknya, kalo kaisar bilang sesuatu, semuanya harus berpikiran hal yang sama. Dalam interviewnya sewaktu pameran di Australia, Zhu dan Ji juga bercerita kalau di Cina itu ada dua libur panjang dalam setahun, salah satunya tahun baru Imlek yang liburnya mencapai 10 hari! Nah, waktu liburan tahun baru Imlek, semua orang akan pergi jalan-jalan, tapi banyak dari mereka yang cuma asal ikut aja tapi nggak mempertanyakan sebenernya apa tujuan dari jalan-jalan itu.

Keseragaman itulah yang bertentangan dengan bunga-bunga bermekaran yang dipegang oleh orang-orang berseragam, karena setiap bunga pasti mekar dengan caranya sendiri dan memiliki perbedaan dengan bunga lainnya. Hal tersebut nggak dimiliki oleh orang Cina saat ini.

Kalo kamu pengen tahu lebih lengkapnya, tonton langsung video interview mereka sewaktu pameran di Australia di bawah ini. Mereka ngomongnya pake bahasa Cina, tapi tenang, ada penerjemah kok di sebelahnya.

About author

joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official