Kopi.
Ah. Apa yang ada di pikiranmu saat mendengar kata kopi? Secangkir minuman yang menghangatkan hati dan jiwa? Sahabat paling setia di malam hari? Kunci persahabatan? Saksi bisu kisah percintaan yang menyakitkan?
Apapun itu, secangkir minuman kopi selalu mempunyai cerita, dan seringkali kita dibuat puitis olehnya.
Beberapa puisi ini Kopling temukan dari berbagai sumber. Ada yang dibuat oleh orang terkenal, ada juga yang tidak. All in all, pengaruh kopi membuat momen-momen di dalam hidup kita menjadi puitis.
Dongeng Puisi
(Joko Pinurbo)
Ketika saya lahir, Tuhan sedang menulis puisi
dan minum kopi dan listrik mendadak mati.
Saat itu bahasa Indonesia masih unyu
dan pedoman ejaannya belum sempurna.
“Keren juga ini bahasa,” Tuhan berkata, “bisa
menjadikan negeri yang rumit cantik pada waktunya.”
Pada cangkir kedua puisi mulai menampakkan diri.
Kata-kata berdatangan dari berbagai penjuru,
awalan ber- dan me- bermunculan pula,
dan Tuhan melihat semua itu asyik adanya.
Sehabis cangkir ketiga Tuhan mengambil kata kopi
dan melemparkannya ke bumi. Listrik menyala.
Hujan kopi berderai lembut di atas rumah saya.
The Morning Coffee
(Ron Padgett)
The morning coffee. I’m not sure why I drink it. Maybe it’s the ritual
of the cup, the spoon, the hot water, the milk, and the little heap of
brown grit, the way they come together to form a nail I can hang the
day on. It’s something to do between being asleep and being awake.
Surely there’s something better to do, though, than to drink a cup of
instant coffee. Such as meditate? About what? About having a cup of
coffee. A cup of coffee whose first drink is too hot and whose last drink
is too cool, but whose many in-between drinks are, like Baby Bear’s por-
ridge, just right. Papa Bear looks disgruntled. He removes his spectacles
and swivels his eyes onto the cup that sits before Baby Bear, and then,
after a discrete cough, reaches over and picks it up. Baby Bear doesn’t
understand this disruption of the morning routine. Papa Bear brings
the cup close to his face and peers at it intently. The cup shatters in his
paw, explodes actually, sending fragments and brown liquid all over the
room. In a way it’s good that Mama Bear isn’t there. Better that she rest
in her grave beyond the garden, unaware of what has happened to the
world.
Secangkir Kopi
(Sapardi Djoko Damono)
“Secangkir kopi yang dengan tenang menunggu kau minum itu tidak pernah mengusut kenapa kau bisa membedakan aromanya dari asap yang setiap hari kau hirup ketika berangkat dan pulang kerja di kota yang semakin tidak bisa mengerti kenapa mesti ada secangkir kopi yang tersedia di atas meja setiap pagi.”
Ahead of Sunrise
(Nick Usborne)
three sips ahead
of sunrise and I
spill it all,
see my coffee
splash wide across
the horizon,
hear the hiss
of daybreak
extinguished,
and the brief sigh
of another lost day.
Di Kepala Kita Ada Sesuatu
(Gol A Gong)
Di kepala kita ada sesuatu lama tertidur,
kita lupa membangunkannya.
Kita terjaga mengigau menyakiti diri.
Di kepala kita ada sesuatu terbangun,
kita memberi bercangkir kopi Robusta diam-diam.
Di kepala kita ada sesuatu bermain di kebun kopi.
Di kepala kita ada sesuatu siap diseduh.
Di kepala kita ada sesuatu.
Sesuatu di kepala kita,
bernama Robusta siap meledak.
Coffee Romance
(Shqipe Prence)
An aroma that fills the heart,
An intimacy shared with art
Between good friends, that
Share together soul, heart,
flaws, simplicity, so smart,
Revive and bind pieces of images
Pieces of images, memories of love,
As the senses thrill, as in magic dreams!
This is the mystery of coffee hot,
Delicate enigma that reveals sins in a pot,
Yearning, nostalgy and tears,
That deep in the chest boil for years!
Here’s to you, coffee, coffee hot
Your romance is written round and bold,
Coffee, coffee, coffee hot!
Kamu suka nulis puisi tentang kopi? Boleh lho di-share di comment box di bawah. Atau kamu punya puisi kopi favorit? Share juga ke Kopling ya!
Salam sruput!