Hari Minggu kemarin Kopling main-main ke Toodz House dan diajak ngobrol banyak sama yang punya, Andanu Prasetyo – atau yang akrab dipanggil dengan Tyo. Cowok yang ngakunya hobinya bikin kopi dan ngopi ini memang beneran keliatan passionate banget ketika diajak ngobrol soal kopi, dan yang kemarin kita bahas adalah tentang espresso.
Espresso
Menurut Tyo, penggemar espresso di Indonesia belum sebanyak di luar negri, meskipun sekarang jumlahnya udah lebih banyak dibanding dulu. Minuman kopi yang berasal dari Italia ini memang lebih kental dibanding dengan minuman kopi yang diseduh dengan cara yang berbeda, punya konsentrasi yang lebih tinggi, dan di atasnya ada crema-nya. Kalo dianalogikan sebagai murid sekolah, mungkin espresso ini di kelas yang paling tekun waktu dengerin pelajaran dari gurunya. Hehe…
Espresso sebenarnya adalah dasar dari minuman kopi lainnya, seperti caffè latte, cappuccino, caffè macchiato, cafe mocha, atau caffè Americano yang nantinya juga akan kita bahas dalam artikel lainnya. Kadar kafein dalam espresso memang lebih tinggi dibanding dengan minuman lainnya secara volume, tapi ukurannya lebih kecil – jadi ya sama aja sih sebenernya.
Espresso dibuat dengan cara menekan bubuk kopi yang sudah digiling halus dengan air yang sangat mendidih. Kurang lebih konsep dasarnya kayak gitu. Gimana cara nekennya? Ya pake mesin espresso. Salah satu barista di Toodz House memeragakan sama Kopling secara langsung gimana caranya neken mesinnya dan kayaknya memang nggak enteng sih. Hehe…
Umumnya, kebanyakan coffee shop memakai mesin espresso yang semi manual, artinya untuk pengaturan waktu brewing dan jumlah airnya menggunakan tombol-tombol digital. Nah, mesin espresso yang dipakai di Toodz House ini benar-benar manual, jadi rasa kopi yang dihasilkan bener-bener tergantung dari ketepatan si barista mengatur semua komponennya. Kalo kamu mampir ke sana, kamu bisa liat langsung gimana caranya bikin espresso, atau mungkin bisa sekalian iseng-iseng belajar.
Nggak usah cemas kalo kamu belum “berani” minum espresso. Popularitas espresso memang baru naik di seluruh penjuru dunia sejak tahun 1980-an. Di Amerika Serikat, coffee shop menawarkan espresso yang divariasi dengan sirup, whipped cream, susu keledai, dan lain-lain. Konon, orang-orang yang suka minum espresso adalah mereka yang buru-buru dan nggak punya waktu untuk ngopi sambil nongkrong. Kebanyakan pengunjung coffee shop di Italia juga mampir ke coffee shop hanya untuk menenggak secangkir espresso sambil berdiri kemudian pergi. Tyo sendiri cerita dia minum espresso saat udah kenyang abis makan. Perutnya udah nggak sanggup diisi lagi, tapi masih butuh rasa kopi.
Ristretto
Dari foto ini kamu bisa lihat perbedaan jelas secara visual antara Espresso (kiri) dengan Ristretto (kanan).
Nah, kemarin selain mengakrabkan diri sama espresso, Kopling juga kenalan sama temen-temennya si espresso. Salah satunya adalah yang namanya “ristretto“. Minuman yang namanya keren ini buat kamu yang ngerasa espresso itu masih kurang nendang. Berat biji kopi yang dipakai dalam pembuatan ristretto sebenernya sama dengan yang dipakai untuk membuat espresso, tapi jumlah airnya hanya setengah dari espresso, makanya rasa ristretto ini lebih padat.
Macchiato
Terus ada juga yang namanya “macchiato“. “Macchia” yang dibaca “makia” ini artinya sebenernya adalah noda. Macchiato ini cocok untuk kamu yang kepengen “belajar” minum espresso. Rasanya sedikit lebih lembut, karena di bagian atasnya dikasih foam susu.
Con Panna
Kalo menurut kamu macchiato masih terlalu pahit, coba pesen “con panna” yang dibuat pake whipped cream. Tentunya, rasanya jadinya makin lembut lagi dan lebih manis. Gambar con panna di atas memang bukan diambil di Toodz House, karena saat ini mereka belum menyediakan menu tersebut.
Affogato
Intinya affogato terdiri dari espresso dan es krim. Jadi kamu tinggal ‘tuang’ espresso ke es krimnya lalu Voilà, affogato siap untuk dinikmati.
Masih kurang manis dan kurang lembut? Jangan sedih dan jangan nyerah dulu. Kamu bisa pesen “affogato“. Kalo ini sih orang yang nggak begitu suka sama espresso juga pasti suka, karena minumnya pake es krim vanilla. Cocok banget diminum siang-siang, apalagi buat kamu yang lidahnya masih nggak terbiasa dengan rasa espresso.
Nah, cerita tentang espresso ini belum selesai. Lain kali kita cerita lagi ya!
Salam sruput!
Kalau kamu suka dengan artikel di atas, silahkan klik banner Toodz House di atas ini dan like fb pagenya. cheers!