Kopi, sama halnya dengan manusia, juga punya nama-nama lain. Julukan-julukan itu pasti ada asal muasal dan sejarahnya. Misalnya, Siti Sirik dalam Majalah Bobo itu menggambarkan sifat sang tokoh yang mendapat julukan itu: seorang perempuan yang suka iri hati. Atau nama Tukul Arwana, yang nama aslinya adalah Riyanto. Diberi nama “Tukul” karena ketika kecil pelawak ini sering sakit. Dan nama Arwana yang ada di belakangnya bukan berarti beliau keturunan seekor ikan, bukan?
Selain memiliki sebutan yang berbeda-beda di tiap negara, kopi juga punya julukan yang berbeda-beda. Mari kita mempelajari cerita di balik julukan orang Amerika untuk kopi: “Cup of Joe“. Nama ini sudah dipakai oleh para pelaut sejak jaman Perang Dunia I dan berasal dari nama Josephus Daniels, yang ketika itu adalah sekretaris Angkatan Laut saat pemerintahan Presiden Woodrow Wilson. Joe juga sahabat dekat Presiden Franklin Roosevelt dan pernah menjabat sebagai Duta Besar untuk Amerika Serikat di Mexico. Nama ini sebenarnya adalah sindiran.
Joe dikenal sebagai orang yang menjunjung tinggi moral di kehidupan para anggota Angkatan Laut dan beliau membuat banyak perubahan seperti melarang praktek prostitusi saat para pelaut itu bekerja, juga melarang adanya alkohol. Mau nggak mau, para pelaut yang terbiasa minum alkohol jadi beralih minum kopi. Dan kopi pun mendapat nama baru “a cup of Joseph Daniels” sebelum kemudian istilah itu melegenda dan diperpendek menjadi “a cup of Joe”.
Selain “cup of Joe”, ada juga yang menyebut kopi dengan nama “Bogart” – yang arti sebenarnya adalah kopi yang sangat kental dan rasanya sangat kuat. Kurang lebih seperti espresso.
Nama ini berasal dari nama Humphrey Bogart ketika bintang film yang sangat terkenal di jamannya ini bermain dalam film “The Treasure of the Sierra Madre”. Bogart mendapat peran sebagai Dobbs, seorang tokoh yang tambah lama bertambah serakah dengan tambang emas yang digalinya bersama 2 orang temannya.
Sementara istilah “Java” untuk kopi memang mengacu pada Pulau Jawa, dan biasanya yang mendapat julukan ini adalah kopi yang hitam dan sangat manis rasanya.
Nama ini berasal sejak jaman penjajahan Belanda, ketika Belanda mulai mengembangbiakkan tanaman kopi di Pulau Jawa di Abad 17, dan sejak itu kopi Indonesia diekspor ke seluruh dunia. “Java coffee” atau “kopi Jawa” itu nggak lain adalah kopi Arabika yang saat ini penanamannya berpusat di Kawah Ijen, Jawa Timur, di ketinggian 1,400 meter. Baru kemudian Belanda membuat beberapa lahan kopi lagi di Abad 18 di Belawan, Jampit, Pancur, Kayumas, dan Tugusari – yang jumlah keseluruhannya adalah 4,000 hektar.
Kalo kamu ke luar negeri atau berkenalan dengan orang asing yang mungkin sampai hari ini belum juga tahu tentang Pulau Jawa dan hanya tahu Pulau Bali, kamu bisa menerangkan dengan bangga dong, bahwa “Java coffee” yang sering disebut-sebut hampir semua pencinta kopi di seluruh Indonesia itu berasal dari Pulau Jawa di Indonesia…