Bisakah Kita Mengalami Over-caffeination?

Seorang Coffee Science Manager, Emma Bladyka, menyediakan laman tanya jawab perihal dunia perkopian di situs, tempat ia bekerja, www.scaa.org. ia mencoba menjawab pertanyaan tentang kopi dari siapapun yang merasa bingung atau belum yakin akan sesuatu pada kopi. Sampai ada satu pertanyaan yang dirasanya satu pertanyaan baik, pertanyaannya tentang over-caffeination, yaitu, apakah mungkin seseorang memiliki kecenderungan berlebih atau keracunan karena mengonsumsi kopi? Karena seperti yang kita tahu, kopi memiliki zat dominan yaitu kafein. Lantas, Emma jawab pertanyaan tersebut berdasar penelitian dan data di lapangan. Emma menjawab secara detail, berikut rangkumannya dari jawabannya.

Pertama, mari kita semua ingat bahwa kopi adalah benih tanaman biasa selayaknya tanaman lain. karena itu memiliki variasi alami. Hal ini dipengaruhi genetika dan lingkungan. Ini berarti bahwa akan ada perbedaan antara kopi dan kultivar (sekelompok tumbuhan yang telah dipilih/diseleksi untuk suatu atau beberapa ciri tertentu yang khas). Sangat mungkin bahwa zat yang terkait dengan produksi kafein dipengaruhi oleh dua faktor, biotik (hama) dan abiotik (lingkungan). Bahkan, jika diuji, tidak semua biji kopi memiliki kadar kafein yang sama dengan yang lain.

Sebuah studi yang dilakukan di Brazil melaporkan bahwa terdapat variasi zat kafein pada tiap benih kopi. Misalnya, dalam kultivar Mundo Novo, para peneliti menemukan nilai rata-rata 10,8 mg/g. Namun, kisaran untuk tingkat per biji kopi adalah antara 5,01 dan 20,00 mg/g (Mazzafera dan Silvarolla, 2010). Dalam sebuah studi dari 42 C. genotipe arabika dari Ethiopia, kandungan kafein berkisar 9,1-13,2 mg/g (Dessalegn dan lain-lain 2008). Selain itu, ada bukti bahwa tanaman kopi mampu memvariasikan kandungan kafein dalam biji mereka dari tahun ke tahun (Mazzafera dan Carvalho 1991). Karena kafein adalah zat alkaloid pada tanaman, dan berkembang sebagai senyawa pertahanan, wajar saja bahwa varietas dari berbagai daerah dengan stimulus yang berbeda memiliki strategi pertahanan yang bervariasi.

Ini berarti, jika kita minum espresso, belum tentu kandungan kafeinnya sama antara espresso yang kita beli di kedai A dan kedai B. karena berdasarkan data yang ada, kandungan kafein di tiap biji kopi berbeda-beda.

Singkat cerita, ini tentang kopi yang kita minum! Tergantung pada penggilingan dan metode pembuatannya, kafein dalam kopi dapat bervariasi. Hal ini diyakini bahwa kafein diekstraksi cukup cepat selama pembuatan kopi. tetapi akan tergantung pada tingkat tertentu, seperti pada suhu air, pengggilingan, dan hal-hal lain yang memengaruhi.

Faktanya adalah, tidak ada bukti bahwa peminum kopi telah menderita over-caffeination dalam arti klinis. kita tidak perlu khawatir tentang pelanggan akan over-caffeinating! Penting untuk dicatat adalah kenyataan bahwa kopi telah dinikmati selama ratusan, bahkan ribuan tahun setiap hari. Tingkat konsumsi kopi tinggi tidak disertai dengan indikator toksisitas, seperti yang ditunjukkan secara anekdot oleh budaya Nordic yang minum hingga 14 gelas per hari. Berdasarkan pengetahuan ilmiah, tidak muncul bahwa kafein dari kopi memiliki risiko tertentu selain kegelisahan dan gangguan tidur.

Kopi terdiri dari ratusan dan mungkin ribuan komponen kimia dan kafein adalah salah satu dari mereka dan tiap-tiap zat memiliki khasiat masing-masing asal kita tidak berlebihan dalam meminumnya. Jadi, jangan ragu untuk minum kopi!

Salam sruputh!

About author

Resatio Adi Putra

Resatio Adi Putra, yang akrab dipanggil Tio, adalah seorang kelahiran Bandung yang saat ini bekerja sebagai Desainer Grafis di Jakarta. Tio sudah mulai menggambar dari ...
joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official