Sketsaku

Yang suka gambar pasti udah banyak yang pada tau sama komunitas yang satu ini. Yak! Sketsaku namanya. Baru-baru ini Kopling sempet ngobrol-ngobrol kecil dengan penggagasnya, Septian Fajrianto. Seperti apa obrolannya? Yuk, kita simak bareng-bareng di bawah ini.

Kopling (KK): Halo Tian. Sebagai pembukaan, bisa perkenalkan diri buat para pembaca Kopling. Terus, Tian jabatannya apa nih di Sketsaku?

Septian Fajrianto (SF): Halo, Kopling! Gue Septian Fajrianto, known as Tian. Di Sketsaku, gue adalah penggagas nama Sketsaku, dan juga awal berdirinya Sketsaku sebagai komunitas, pada Juli 2012 lalu.

KK: Menurut info yang ditemukan di internet, konon awalnya itu adalah online shop yg menjual portrait realist. Gimana ceritanya sih sampai berubah haluan gitu? Apakah dari jaman itu namanya udah sketsaku atau gimana? Ceritain dong.

SF: Huehehe yoi, dulu memang Sketsaku adalah store gue pribadi, sejak 10 November 2011 tepatnya. Ya, berusaha mencari nafkah dari hobi saja, menggambar. Padahal jaman itu kemampuan gue bisa dibilang belum pantaslah untuk terjun ke industri komersil. Tapi selama halal, why not. 

Singkat cerita, diawali waktu itu via twitter. Gue mulai berinteraksi dengan beberapa orang yang gue ketahui via Sketsaku kalau mereka suka menggambar. Akhirnya gue gagaslah sebuah gathering kecil-kecilan, 28 Juli 2012 kalo gak salah. Setelah gathering itulah yang bikin gue tertarik untuk tidak lagi jalan bersama Sketsaku sebagai sebuah store, melainkan komunitas. Komunitas yang bisa jadi sarana, fasilitas gue dan teman-teman dalam berkreasi, serta berteman dengan lebih banyak orang dengan interest yang sama dengan kami. Dan terbukti, sekarang semuanya jadi lebih seru. Pesan kami yakni “Menggambar adalah milik semua orang”, bisa tersampaikan lebih kencang lagi. Bahkan mungkin bisa dibilang cukup massive sebagai sebuah pergerakan.

KK: Dari namanya kan berarti cukup spesifik di sketsa, atau drawing. Kenapa memutuskan fokus ke sketsa, drawing? Ada rencana gak sih untuk “melebar” ke teknik, atau gaya lain?

SF: Kenapa “Sketsaku”? Waktu itu yang terpikir adalah, “Bagaimana menciptakan sebuah brand yang bisa memancing orang lain”. Reflek saja, tercetus Sketsaku dari perbincangan santai gue dan seorang kawan, dengan taglinenya saat itu “Ini Sketsaku, mana Sketsamu?”

Sejauh ini memang cukup spesifik di sketsa dan drawing. Di mana dengan Sketsa, gerakan live sketching di tempat umum bisa memancing perhatian orang. Kesempatan itulah yang banyak dimanfaatkan untuk berkomunikasi dengan publik. Tentang betapa menyenangkannya menggambar, bukan hanya sebagai hobi, tapi juga terapi, dan bentuk ekspresi.

Dan drawing, seperti terlihat di twitter, gue dan kawan-kawan mencoba tetap konsisten pada misi awal kami. Yakni memancing orang menggambar. Dari sekian banyak followers dan mentions yang masuk, berdasarkan penilaian gue, ada beberapa orang yang terlihat siap dan kompeten untuk berkesenian secara serius, gak cuma caper atau minder (if u know what I mean, deh. Hahaha). Dari situ juga salah satunya cara gue untuk menambah relasi.

KK: Program-program rutin Sketsaku apa aja?

SF: Beberapa bulan sudah berjalan agenda #GambarBareng sebagai kegiatan offline. #Sketsahur yang Alhamdulillah sudah berlangsung dengan menyenangkan di tahun kedua ini. Juga #KuisSketsaku yang adalah sebuah kuis gembira, namun diharapkan bisa melatih jiwa kompetisi teman-teman untuk memacu semangat mereka menggambar.

KK: Beberapa waktu lalu kan Sketsaku ngadain acara perdananya di wapres. Dan sangat sukses. Gimana sih ceritanya sampai akhirnya mutusin untuk bikin pameran kolektif? Terus, ada gak pengalaman yang paling gak terlupakan pas bikin pameran tersebut?

SF: Selain Sketsaku, #Sketsahur, dan juga #KuisSketsaku, acara Sketsaku beberapa waktu lalu juga adalah sebuah ide dan keisengan gue yang justru berlanjut jadi sebuah agenda, dan Alhamdulillah sukses.

Keisengan gue nyeletuk “Bikin pameran, yuk!”, saat nongkrong. Gak terpikir buat benar-benar direalisasikan jadi sebuah acara, saat itu. Sampai tiba-tiba ada tawaran dari Wapres yang bersedia jadi venue apabila Sketsaku mau berkegiatan atau mengadakan event. Gak pake mikir lama, sepengalaman dari beberapa kali pameran yang gue ikuti, langsung gue buat sebuah e-flyer, Open Submission.

Dengan jangka waktu yang hanya 3 minggu, berarti waktu yang gue punya tidaklah banyak. Jadilah gue tentukan spesifik kriteria karya submission adalah harus karya lama. Jadi, para artist gak perlu bikin karya baru, menghemat banyak waktu. Dan kita dari tim kurasi juga bisa langsung memilih karya mana yang lolos. Dari sekitar 80 orang, gue terima lebih kurang 180 karya. Ngeliat kapasitas Wapres yang nggak mungkin bisa nampung banyak karya, akhirnya terpilih 48 karya dan beberapa karya dari teman-teman Sketsaku.

Pengalaman pribadi yang nggak terlupakan adalah, bikin pameran itu menyenangkan! Hahaha! Jadi kuli juga, modalin juga, humas juga, desainer juga. Sebuah cara epic buat mengukur kapasitas diri, yang taruhannya adalah nama Sketsaku yang mewakili banyak orang. Dengan minim ekspektasi dan bermodal banyak keisengan lain (yang justru jadi merchandise), jadilah acara yang bukan hanya sebuah pameran kolektif, tapi juga sebuah festival. Gue bisa ajak teman-teman buat ber-bazaar ria, teman-teman SMA buat manggung, juga tidak lupa sebuah kerepotan besar mengelola penerimaan dan pengiriman kembali karya ke beberapa kota di Indonesia. Iya, iseng dan nekat, hahahaha.

KK: Sosial media Sketsaku, bisa dibilang, adalah yang paling aktif nampaknya di Indonesia untuk urusan wadah drawing. Apa sih rahasianya sampai bisa aktif banget? Pasti minum kopi 5 cangkir dulu sebelum ngetwit deh haha.

SF: Kalo soal aktifnya sih, iya. Kebiasaan begadang dan jarang tidur, apalagi kalo lagi gak ada kerjaan, ya gue nge-twit. Beberapa kali gue share Sketsaku ke temen-temen yang lain supaya mereka bisa belajar berkomunikasi dan juga menyampaikan pesan-pesan mereka dengan Sketsaku ke teman-teman followers. Tapi itu gak bertahan lama. Ada saja yang memang gak sanggup terlalu aktif online di twitter. Ada juga yang justru kebingungan pas dapet pertanyaan-pertanyaan yang nyeleneh dari followers, yang justru sebenarnya bisa dijawab dengan becandaan. Dasar, kebanyakan serius hidupnya, hahahaha.

Di rutinitas gue yang hanya menggambar di rumah, tentunya banyak waktu juga buat main socmed. Nah, mau gak mau harus bisa menyempatkan buat nge-admin Sketsaku. Entah untuk diskusi seputar menggambar, nyeletuk gak jelas, publikasikan event-event yang gue temukan baik itu di instagram, whatsapp, facebook, dan lain-lain.

KK: Berhubungan dengan aktifnya komunitas sketsaku. Ada berapa orang sih dibalik layar Sketsaku. Dan kira-kira pembagian porsi kerjanya gimana tuh, biar bisa sinergi dengan baik seperti yang sudah terjadi sekarang?

SF: Di balik layar, gak banyak sebenarnya sih. Hanya beberapa orang, dengan tugas masing-masing individu adalah kembali ke rutinitas dan juga inisiatif masing-masing. Pembagian porsi kerja juga bisa dibilang cair, selama menyenangkan untuk dilakukan dan (juga diusahakan) tidak menyita waktu kerja dan aktifitas utama kita. Karena dari awal gue selalu bilang, satu-satunya kewajiban kita di Sketsaku adalah bersenang-senang. Hahaha

KK: Kalau pembaca Kopling mau follow akun-akun socmednya, mau liat-liat webnya, kemana nih?

SF: Socmed kita aktif di twitter, instagram, juga facebook. Juga website yang berisi tutorial yang kita buat sendiri, interview dengan teman-teman penggiat kreatif, juga dokumentasi acara seperti pameran, workshop, kegiatan Gambar Bareng, dan lain-lain.

KK: Pertanyaan terakhir. Kira-kira lo akan gambar sampe kapan? Terus rencana ke depan, Sketsaku mimpinya apa aja nih?

SF: Selama masih mampu buat menggambar, gue bakal terus menggambar. I’ve got so much precious things here, i am still learning by drawing. Gue belajar sangat banyak hal yang justru hanya dengan menggambar. Rencana ke depan, sampai saat ini adalah melanjutkan agenda rutin yang sudah terlaksana, berjejaring dengan teman-teman di luar Jakarta, berharap Sketsaku bisa benar-benar melahirkan sel-nya di tiap-tiap kota di Indonesia.

Wuiih, seru ya? Kalau Kopling bisa ambil kesimpulan dari pengalaman Sketsaku di atas sih, apa pun itu kalau dijalankan dengan passion atau sepenuh hati pasti akan mempunyai impact yang besar, baik buat diri sendiri mau pun teman-teman lain di sekitar kita. Gimana? Jadi makin semangat dong gambarnya? Atau malah jadi tergerak untuk bikin komunitas atau gerakan sendiri?

 

About author

Ini Bukan Foto!

Kopling udah beberapa kali nulis tentang lukisan bergaya photorealism. Nah, ada lagi nih pelukis yang menganut aliran ini dan nggak kalah hebohnya. Antonio Santin adalah ...
joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official