Profil Peserta Pameran Urban Toy Stage: Karamba Art Movement

Menuju acara Urban Toy Stage yang akan diadakan oleh Catalyst Arts tanggal 4-5 Maret 2017 di Kuningan City, Jakarta Selatan, mari kita kenalan satu per satu dengan para peserta pamerannya. Kali ini ada Karamba Art yang terdiri dari tiga orang, yaitu Galih Pratama, Doni Dermawan, dan Arief Hadinata. Simak wawancara singkat Karamba Art Movement dengan Kopling berikut ini.

Kopi Keliling (KK): Halo Karamba! Ceritain sedikit dong tentang diri kamu ke pembaca Kopling.

Galih Pratama (GP): Halo, aku Galih Pratama biasa dipanggil Gawurzart atau Gawurz. Alumni DKV Universitas Negeri Semarang. Sehari-hari bekerja sebagai desainer grafis di perusahaan entertainment dan ilustrator freelance. Aku lahir dan tinggal sampai SMA di Kudus, sejak 2007 menetap di Semarang. Saat weekend biasanya menyibukkan diri dengan kegiatan kolektifku, yaitu Karamba Art Movement. Waktu luang biasanya aku coba dengan mencoba banyak hal baru, seperti fotografi, gambar manual, dan juga membuat toys.

Doni Dermawan (DD): Ni Hao… Aku Doni Dermawan, sering dipanggil Don, Doni,dan Doni dengan embel-embel Seperti “doni brewok”, lulus SMA tahun 2010. Aku lahir di rumah sakit di kota Magelang kota Gethuk hehe, domisili juga masih di Magelang juga. Untuk saat ini kesibukanku masih sama, as an Assistant Manager di Vibrant MFG.CO. Biasa sih pada bilang konveksian, Itu kegiatan dari jam 8 pagi sampai 5 sore, kalau pas dapet projek ya paling pulang lanjut ilustrasi, sama desain logo juga, nah kalo free ya waktunya berseluncur, yaap skateboarding, wisata toys (ngeliat sama nyari toys yang sekiranya bisa di-custom jadi karakterku si Coffie), ngegambar, eksperimen ama Lego Brix (hobi baru siih), dan yang terakhir tidur haha.

Arief Hadinata (AH): Namaku Arief Hadinata, tapi kalau di Semarang lebih akrab dengan panggilan Hokage. Kenapa Hokage? Ahahah… ya adalah, panjang kalo diceritain. Aku alumni Seni Rupa dari Universitas Negeri Semarang, angkatan 2008, dan 2 tahun yang lalu sudah lulus. Aku berasal dari kabupaten Batang, Jawa tengah,  lahir di sana dan semenjak kuliah tahun 2008 sampai sekarang menetap di Semarang, tepatnya di daerah Gunung Pati. Kegiatan sehari-hariku  bikin karya mural bersama teman-teman street art Semarang sembari kerja sebagai desainer grafis di salah satu perusahaan di Semarang. Selain itu juga sebagai freelancer desain dan buku buku media pembelajaran berbasis komik.

KK: Sejak kapan kamu mengenal urban toys dan menekuni bidang ini untuk pengkaryaan?

GP: Pertama kenal waktu baca majalah Concept pas tahun 2007-an. Tahun 2009 coba bikin beberapa toys, tapi pakai gypsum waktu itu. Waktu 2016 kemarin aku sempat coba bikin karakter Polar bareng Karamba Art Movement. Saat ini lagi nyoba polyurethane dan menyiapkan beberapa karakter.

DD: Kalau kenal atau pertama ngeliat lupa kapan hehe. Kalau nggak salah awal SMA dulu tahun 2007. Untuk menekuni sih sedari kecil suka banget sama mainan kadang juga nge-mix mainan ditukar kepala tangan senjata kalau nggak salah namanya “Kinoman”ma “Lotte Heroes” mainan Rp 1000,- cukup murahlah modalnya buat malpraktek haha. Untuk penekunan karya mmmmmh mulai pengen ngebikin karakterku ke toys sih sudah lama sejak tahun 2010an tapi baru nyoba ngebikin itu tahun 2015 kemaren pake apoclay.

AH: Mulai mengenal urban toys sebenarnya dari SMA,  tetapi mulai intens dan mengenalnya (dari pembuatan sampai finishing) sejak tahun 2009 silam bersama mas Galih Karamba (sebelum adanya Karamba Art Movement tentunya) hehe.

KK: Apa koleksi urban toys kamu yang paling berkesan? Bagaimana cara mendapatkannya?

GP: Sebenernya belum punya urban toys, karena kalau ada duit biasanya mengkoleksi merchandise artist. Di rumah ada beberapa mainan (kebanyakan Lego). Cuma ada keinginan untuk membeli Munny dan toys bikinan Kong Andri.

DD: Koleksi urban toys sih masih beberapa saja bisa dihitung pakai jari, tapi kalau yang paling berkesan itu aku dapet Dunny-nya Jeremyville hehe. Jadi pas jalan sama temen ke supermarket nemenin temen jalan, aku mampir ke Toys Corner,nah pas ngeliat ngeliat kok ada beberapa Dunny dijual disitu, nah langsung deh aku kenal sama Dunny pink-nya Jeremy. Sialnya aku nggak bawa duit, mau minjem temen juga nggak punya… Ya udah nekad bilang sama SPG yang jaga buat simpenin Dunny-nya, “Mbak tolong simpenin mainan yang itu dong, sejam lagi aku balik buat ambil. Jangan jual ke orang lain ya.” Dengan kepaksa mbak itu bilang iya ahaha. Buru-buru deh balik kantor minjem kas terus balik ke toko. Untungnya itu Dunny masih ada hahahaha, begitulah.

AH: Sebenarnya aku nggak terlalu banyak mengkoleksi urban toys,  ya tentu saja lebih suka membuatnya sendiri daripada beli, dan yang paling berkesan adalah buatanku sendiri karena memang butuh jerih payah untuk membuatnya.

KK: Darimana kamu mendapatkan inspirasi dalam berkarya?

GP: Inspirasi dari kehidupan sehari-hari dan nonton film/anime.

DD: Untuk inspirasi biasa dari keseharian, memori masa kecil, dan untuk karakter mungkin dari anime, manga, film animasi, mainan.

AH: Kalau untuk inspirasi sih dari mana saja, tapi aku lebih tertarik dengan figur-figur asimetris yang terinspirasi dari barang-barang sekitar, percampuran tak lazim hingga membentuk sebuah figur urban toys.

KK: Siapa seniman atau role model yang menjadi panutan kamu, dan apa alasannya?

GP: Hendra HeHe, seniman multi talenta yang karyanya amazing. Style dan warnanya sungguh menginspirasi.

DD: Sebenarnya banyak, tapi kalo panutan tetap Darbots dengan karakter cuminya. Alasannya menrutku si cumi tu keren, warna monochrome tapi fleksibel banget mau diapain juga bisa. Bentuk juga sama mau cumi dulu apa sekarang menurutku sama fleksibelnya. Love them pokoknya hehe.

AH: Untuk saat ini belum ada sih.

KK: Apa yang kamu harapkan dalam berkarya ke depannya?

GP: Kalau di bidang toys, harapannya bisa lebih expert dan benar-benar menguasai material pembuatan maupun custom, bisa kolaborasi sama para seniman toys dan bisa mengkoleksi karya mereka.

DD: Semoga Coffie lekas keluar toys series-nya, bikin kolaborasi menarik sama Kidrobot! Pengen juga lekas bisa produksi sendiri, dam bisa lebih eksplorasi! Amin.

AH: Aku berharap bisa lebih liar lagi dalam membuat aneka ragam toys, tak hanya sebatas bentuk, tapi juga lebih berbobot mengenai konsep pembuatannya juga.

 

Follow Karamba Art Movement di Instagram: @karamba_art

Foto: dok. pribadi Karamba Art Movement

About author

Budaya Kopi di Portugal

Mungkin kita selama ini berpikir bahwa di Eropa yang tergila-gila pada kopi itu hanya orang Prancis dan Italia, dan banyak yang nggak tahu bahwa di ...
joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official