Menuju acara Urban Toy Stage yang akan diadakan oleh Catalyst Arts tanggal 4-5 Maret 2017 di Kuningan City, Jakarta Selatan, mari kita kenalan satu per satu dengan para peserta pamerannya. Kali ini ada Igi Anjangbiani. Simak wawancara singkat Igi dengan Kopling berikut ini.
Kopi Keliling (KK): Halo Iky! Ceritain sedikit dong tentang diri kamu ke pembaca Kopling.
Igi Anjangbiani (IA): Saya Igi Anjangbiani, biasa dipanggil Igi atau Sombong. Sekarang masih kuliah di jurusan seni murni di salah satu institut tidak terkenal di Bandung. Saat ini kegiatannya kuliah & mengerjakan hal-hal yang saya sukai. Di waktu luang biasanya saya membaca dan menonton film animasi dari seluruh dunia.
KK: Sejak kapan kamu mengenal urban toys dan menekuni bidang ini untuk pengkaryaan?
IA: Tahu tentang urban toys sejak 2008 waktu masih SMP, namun baru diseriusin membuat karya di tahun 2013.
KK: Apa koleksi urban toys kamu yang paling berkesan? Bagaimana cara mendapatkannya?
IA: Batako, buatan seniman lokal Buddy Bat. Buat saya karya ini berkesan karena cara mendapatkannya. Jadi, saya dapat toy-nya di tahun 2015 langsung dari yang buat dengan syarat toy yang saya terima ini untuk di-custom. Tapi akhirnya belum di-custom juga sampai sekarang dan beberapa bagiannya juga hilang. Hahaha.
KK: Darimana kamu mendapatkan inspirasi dalam berkarya?
IA: Dari proses mengambil dan mencuri berbagai macam hal yang saya lihat, bisa buatan manusia atau buatan Tuhan.
KK: Siapa seniman atau role model yang menjadi panutan kamu, dan apa alasannya?
IA: Banyak sekali, di antaranya mungkin Stefan Sagmeister, Agus Suwage, dan Yoskay Yamamoto. Yang menarik dari mereka adalah bagaimana pola berpikir mereka yang menurut saya keren sekali.
KK: Apa yang kamu harapkan dalam berkarya ke depannya?
IA: Berharap agar karya saya bisa lebih jujur lagi, lebih bijak namun tidak terlalu banyak berpikir sehingga membatasi diri sendiri.
