Menuju acara Urban Toy Stage yang akan diadakan oleh Catalyst Arts tanggal 4-5 Maret 2017 di Kuningan City, Jakarta Selatan, mari kita kenalan satu per satu dengan para peserta pamerannya. Kali ini ada Dylan Muhammadi Christiawan alias Taxigermy. Simak wawancara singkat Dylan dengan Kopling berikut ini.
Kopi Keliling (KK): Halo Dylan! Ceritain sedikit dong tentang diri kamu ke pembaca Kopling.
Dylan Muhammadi (DM): Mama asli saya Dylan Muhammadi Christiawan, tapi saya biasa dipanggil Germy ato Dylan Bangke. Latar pendidikan saya seni tapi sih waktu sma ambil IPA soalnya tertarik sama alam semesta. Hahahaha. Dari bayi sampai jenggotan kayak sekarang gini saya tinggal di Bandung, dan sehari-hari biasanya seputar taksidermi, osteologi, dan barang-barang etnik. Kalau ada waktu luang pasti saya ke pasar burung cari bangkai di tong sampah atau ke loakan soalnya suka nemu barang-barang aneh.
KK: Sejak kapan kamu mengenal urban toys dan menekuni bidang ini untuk pengkaryaan?
DM: Saya mengenal urban toys dari SMP. Dulu saya sempat datang ke event urban toys di Bee Mall kalau nggak salah. Dari situ saya baru tahu ada yang namanya urban toys, soalnya dulu dari kecil saya suka koleksi action figure dan sekarang entah ke mana. Untuk pengkaryaan saya dulu ikutan pameran Sotoys. Dari situ saya merasa asik juga membuat karya-karya dengan ketentuan sebagai toys.
KK: Apa koleksi urban toys kamu yang paling berkesan? Bagaimana cara mendapatkannya?
DM: kalo untuk urban toys belum kepikiran untuk koleksi tapi bagi saya tengkorak dan taksidermi itu adalah urban toys bagi saya.
KK: Darimana kamu mendapatkan inspirasi dalam berkarya?
DM: Inspirasi saya sebenarnya datangnya dari opah almarhum Walter Potter sama opah almarhum Carl Akeley. Kalo seniman ya jelas Damien Hirst. Menurut saya karya itu harus jujur berdasarkan hati nurani dan intuisi diri kita sendiri. Tapi kalau saya sendiri sih untuk berkarya selalu mengekpos sisi gelap dan sisi terang dari diri sendiri.
KK: Siapa seniman atau role model yang menjadi panutan kamu, dan apa alasannya?
DM: Kalau untuk toys jelas tentu opah Walter Potter.. Soalnya dia tuh orang pertama bikin anthropomorphic taxidermy. Anthropomorphic taxidermy ialah suatu awetan hewan yang dibuat dengan diorama seolah olah hewan tersebut melakukan pekerjaan manusia sehari-hari. Menurut ilmu cocokologi saya, anthropomorphic taxidermy mirip toys sih dikarenakan mirip boneka dan boneka itu masuk ke kategori toys. Jadi bisa lah jadi anthropomorphic taxidermy dikategorikan sebagai urban toys.
KK: Apa yang kamu harapkan dalam berkarya ke depannya?
DM: Harapannya semoga saya diberikan jalan oleh Tuhan agar menjadi seorang seniman dan taxidermist yang legal dan diakui negara. Cape saya lama-lama jadi buronan ahahahha… Dan tetap selalu berkarya di tiap harinya..
Follow Dylan di Instagram: @taxigermy
Foto: dok. pribadi Dylan