[PAMERAN] [S]mallseries #4: Temet Nosce

Smallseries adalah pameran rutin setiap tahun sekali yang diadakan oleh Independent Art-Space and Management – I AM. Konsep pameran Smallseries adalah pameran bersama – dengan kurang lebih – 10 seniman. Pameran dengan syarat, ukuran karyanya tidak lebih dari 50 cm persegi. Tema dan medium yang dipakai seniman adalah BEBAS. Sampai dengan sekarang sudah terselenggara tiga kali pergelaran Smallseries, untuk yang #4 I AM menggandeng Minority Collective. Minority Collective didaulat untuk menjadi kurator pada seri #4 ini.

Setelah tahun lalu Minority Collective mengusung tema ‘Hi How Are You?’, tahun ini Minority Collective akan melanjutkan tema tersebut, namun lebih fokus pada masalah kepribadian setiap individu dalam pengenalan akan diri sendiri dengan bentuk dialektika, bertajuk ‘Temet Nosce’. Temet Nosce (nosce te ipsum) adalah kata yang diambil dari Bahasa Latin yang berarti ‘kenali dirimu sendiri’. Kata tersebut merupakan terjemahan Latin dari kalimat Yunani ‘gnothi seauton’ yang tertulis di pintu gerbang masuk kuil Apolo, di Delphi, Yunani. Ungkapan Temet Nosce dipopulerkan oleh Socrates (470-399 SM). Tema ini dipilih menjadi judul pameran [S]mallseries #4, dimaksudkan untuk memperkenalkan orang-orang yang tergabung di dalam Minority Collective dengan kemampuan yang berbeda-beda dan bisa diartikan sebagaimana kita berupaya untuk memahami diri kita sendiri. Sehingga menghadirkan percakapan diri sendiri pada tiap individu untuk mencurahkan apa yang menjadi dasar pikirannya dan kecenderungan bidang atau pun minat yang saat ini dikerjakan.

Melalui proses eksperimen, yaitu eksplorasi teknis penciptaan setiap individunya maupun pencarian kepribadian dalam arti luas, nantinya akan menghasilkan output yang beragam, sehingga keinginan keluar untuk ‘bermain-main’ muncul dan sangat tidak terbatas.

Secara rinci McLuhan pernah memberikan istilah “bermain”, sebagai berikut:
“Di bawah kondisi kecepatan listrik, semua bentuk pekerjaan harus menjadi kreatif agar seluruhnya dapat berfungsi. Yang dituntut sekarang adalah memainkan peran, keterlibatan menyeluruh seseorang dalam karya, sehingga karya itu sendiri akhirnya menjadi permainan dan waktu yang santai. Inilah hak istimewa oleh seniman. Pada waktu sang seniman bekerja paling keras, pada saat yang sama juga ia bermain sekeras-kerasnya.” (Lihat YB. Mangunwijaya (editor). 1983. Teknologi dan Dampak Kebudayaannya. Jakarta. Gramedia, hal. 118)

Pada titik ini, pameran [S]mallseries #4 – Temet Nosce adalah bentuk ekspresi yang mencoba mengingatkan kembali pada publik tentang masalah yang kita hadapi bersama; bisa berarti siapa kita, keberadaan kita, hubungan kita dengan orang-orang di sekitar kita dan profesi kita dalam masyarakat.

Dalam pameran kali ini kita menyadari bahwa proses yang kita jalani berlandaskan tujuan yang akan kita capai. Kita sebagai pelaksana proses tersebut menjadi subyek penentu atas terwujudnya pencapaian itu. Pencapaian dapat kita artikan dalam banyak hal, biasanya menyinggung tentang kehidupan yang dicapai pada tiap individu itu sendiri. Akan tetapi setiap tujuan biasanya memerlukan waktu tempuh tertentu untuk mencapai tempat yang dituju. Dan disini kita menyadari hal yang terpenting untuk mencapai tujuan itu adalah proses, proses untuk meyakini, proses untuk memahami dan setelah itu kita dapat menentukan jalan yang akan kita tempuh untuk tujuan yang akan kita lalui.

***

TEMET NOSCE

Temet Nosce (nosce te ipsum) adalah kata yang diambil dari Bahasa Latin yang berarti ‘kenali dirimu sendiri’. Temet Nosce merupakan tema pameran yang kali ini. Temet Nosce merupakan terjemahan Latin dari kalimat Yunani ‘gnothi seauton’ yang tertulis di pintu gerbang masuk kuil Apolo, di Delphi, Yunani. Ungkapan Temet Nosce dipopulerkan oleh Socrates (470-399 SM). Lewat ungkapan ini, sebenarnya cara untuk mencari dan mengantar orang pada pengenalan akan diri sendiri dengan bentuk dialektika. Bentuk-bentuk dialek ekspresi diri yang hadir untuk memperkenalkan orang-orang yang tergabung di dalam Minority Collective dengan kemampuan yang berbeda-beda dan bisa diartikan sebagaimana kita berupaya untuk memahami diri kita sendiri. Sehingga menghadirkan percakapan diri sendiri pada tiap individu untuk mencurahkan apa yang menjadi dasar pikirannya dan kecenderungan bidang atau pun minat yang saat ini dikerjakan.

Melalui proses berbincang dengan diri sendiri, para seniman diharuskan menggali segala kemampuannya lebih dalam lagi. Mengenal diri mereka jauh diluar kebiasaan yang sering mereka lakukan. Mereduksi hal-hal yang dirasa tidak perlu dan memaksimalkan potensi yang selama ini belum dikeluarkan sepenuhnya. Proses ini tentunya akan berbeda pada setiap individunya dan akan menghasilkan output yang berbeda pula. Apa yang dimiliki diri kita belum tentu dimiliki oleh orang lain dan sebaliknya.

Dengan begitu nantinya tujuan pameran ini dapat memperlihatkan berbagai persektif baru dalam membangun bahasa yang baru untuk memahami diri kita sendiri, bisa dengan bahasa ironi hingga bahasa parodi sebagaimana kita memahami diri kita sendiri.

***

Seniman: Aldy Setiaji, Antonius Ipur, Asrijanto Nur Abadi, Darmawan Aji, Dewi Purnamasari Tobing,

Febby Manaf, Herjun Sasmita, Horestes Vicha, Kumara Dandi, Muhammad Hasan, Nurmala Setya,

Puspo Lathief, Redot Ebe, Sofyan Hidayat, Yunanto Setio

poster minority temet nosce SHARE

Pembukaan Pameran:

Minggu, 27 September 2015

Pukul 19.00 wib

I AM Art Space

Jl. Nagan Lor No. 25 Yogyakarta

Dibuka oleh Yudha Sandy “Mulyakarya”
Pertunjukkan Musik: Not a Woy | Sleepearth | Equal | NDA | MYK

Durasi Pameran:

27 September – 26 Oktober 2015

Buka :

Selasa – Minggu, pukul 11.00 – 18.00 wib

Tutup :

Hari Senin dan Hari Libur Nasional

Wicara Seniman:

Rabu, 30 September 2015

Pukul 13.00 wib

I AM Art Space

Jl. Nagan Lor No. 25 Yogyakarta

 

Informasi lebih lanjut:

Aldy (+628995089123 / jonedsetiaji@gmail.com)

Mala (+6281804119391 / nurmalasetya@gmail.com)

***

Sponsor: Minority Collective, I AM Art Space, Survive Garage, Kopi Keliling, Cobra Magazine,

Warning Magazine, Magic Ink.

About author

Warna-warni Rasa Kopi Meksiko

kopi meksiko Meksiko terkenal dengan penghasil cokelat, jagung, dan cabai. Namanya di dunia perkopian tidak sebesar negara tetangganya Guatemala. Tetapi, bicara tentang kopi, negeri sombrero ...
joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official