Sekitar seminggu yang lalu Kopling menyempatkan diri ke Jogja untuk kembali melihat perhelatan seni tahunan ART|JOG yang tahun ini memasuki tahun kesembilan. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, ARTJOG 9 diadakan di Jogja National Museum, bukan di Taman Budaya Yogyakarta. Nggak seperti biasanya juga, seluruh seniman yang berpartisipasi di ARTJOG 9 merupakan peserta undangan.
Mengambil tema Universal Influence, menurut pengantar yang ditulis oleh kurator Bambang “Toko” Witjaksono, ARTJOG 9 mengajak para penikmat seni untuk melihat kembali berbagai peristiwa yang pernah terjadi di dunia secara global, terutama peristiwa-peristiwa yang memengaruhi kehidupan kita saat ini.
Selain karena karya-karya yang dipamerkan biasanya sangat menarik, yang membuat ARTJOG selalu dinanti-nanti adalah commission work yang selalu menjadi wajah utama art fair ini. Sebelum akhirnya mampir ke ARTJOG 9, Kopling sempat membaca kalau commission work tahun ini adalah menara setinggi 36 meter yang dibuat oleh seniman Venzha Christiawan. Tapi sayangnya, entah kenapa commission work yang biasanya ditemukan di depan pintu masuk acara sekarang berada setelah pintu keluar. Jadi cukup membingungkan dan Kopling sempat berpikir kalau instalasi terowongan berbentuk blower yang ada di depan pintu masuk acara merupakan commission work tahun ini.
Mungkin karena seniman yang berpartisipasi adalah seniman undangan, jumlah karya yang dipamerkan nggak sebanyak ARTJOG tahun-tahun sebelumnya dan layout pameran juga terasa cukup lapang. Banyak seniman yang mempunyai satu ruangan penuh untuk mereka berkreasi. Kopling nggak merasa kelelahan saat melihat keseluruhan karya (biasanya perlu waktu minimal 2 hari untuk bisa mencerna seluruh karya tanpa merasa pusing hehehe).
Ada beberapa karya yang cukup menarik perhatian Kopling. Salah satunya adalah karya Eko Nugroho di mana ia membuat karya-karya embroidery berdasarkan foto-foto yang ia peroleh saat traveling. Konsep yang luar biasa keren dan segar. Ia bisa menghadirkan suasana baru di dalam objek foto yang mungkin sebenarnya sederhana atau sudah sering dilihat orang.
Konsep karya Uji Hahan Handoko untuk ARTJOG 9 juga menarik. Ia membuat sebuah lukisan besar di mana lukisan tersebut bisa dipotong-potong per bagian untuk dikoleksi siapapun dengan cara bidding. Harga potongan lukisan paling kecil dengan ukuran 10 cm x 10 cm adalah Rp100.000. Sayang banget Kopling ke sana pas bidding-nya lagi tutup! Lumayan banget kan padahal…
Seperti biasa, ARTJOG selalu menghadirkan karya seni dengan berbagai macam bentuk, mulai dari dua dimensi, tiga dimensi, instalasi, hingga video. Sebuah ruangan berwarna hitam gelap yang menggambarkan kebakaran sebuah tempat yang disengaja untuk menutupi kasus korupsi juga cukup membuat Kopling terpana sesaat.
Terlepas dari perdebatan yang masih berlangsung saat ini karena ARTJOG 9 disponsori oleh salah satunya PT Freeport Indonesia, Kopling merasa ARTJOG tetap harus ada. Seperti yang disebutkan oleh salah seorang seniman Jogja, Agung Kurniawan, melalui akun Facebook miliknya, ARTJOG adalah salah satu perhelatan seni yang menggerakan dan digerakkan oleh warga Jogja. Bagi Kopling sendiri, ARTJOG sudah menjadi acara seni tahunan yang wajib dimampiri, dan yang lebih menyenangkan lagi adalah karena ada banyak banget acara seni di Jogja yang diadakan berbarengan dengan saat ARTJOG diselenggarakan.
Tadinya Kopling juga sempat berpikir, apakah para pihak pemberi dana ini memiliki hak-hak tertentu terhadap karya yang dipamerkan? Untungnya sama sekali nggak, dan hal ini sudah dikonfirmasi melalui rilis yang disebarkan oleh pihak ART JOG.
Masih ada banyak lagi karya-karya menarik di ARTJOG 9, jadi silakan langsung nikmati foto-fotonya di bawah ini, atau datang saja ke Jogja sebelum acaranya selesai!
Featured image: Davy Linggar – Film