Nissa Fijriani “Catnish”

Nissa Fijriani A.K.A ”Catnish” lahir di Yogyakarta pada tanggal 20 Mei 1987. Masa kecilnya sampai SMA dihabiskan di Semarang. Karena kuliahnya di jurusan Televisi Fakultas Seni Media Rekam di Institut Seni Indonesia yang berlokasi di Yogyakarta, ia pernah membuat sebuah karya video dan nyemplung bekerja sebagai freelancer di film dan iklan.

Sekarang ini fokusnya tertuju pada teknik sulam menyulam karena ia berharap dari sana ia akan memperdalam cintanya terhadap benang dan jarum yang bisa dinikmati oleh semua orang. Berangkat dari sana pula, ia menciptakan label nya yang bernama “craftnish” dengan mengusung konsep upcycle-handmade project, yang pada dasarnya adalah memperbaharui kain-kain baju dan sisa garment menjadi barang yang memiliki nilai guna kembali. Saat ini ia juga sedang menekuni beberapa permainan (card deck dan game deck) yang akan melibatkan dadu dan sebuah kolaborasi dengan partnernya.

Nissa menyukai seni sejak masih usia dini, ibunya selalu bercerita tentang si Nissa kecil yang suka menggambar dan menulis. Ia terinspirasi oleh sosok Ibu yang menurutnya “tidak bisa diam” dan selalu berkarya menciptakan sesuatu. Ia termasuk orang yang ingin mencoba segalanya, terbukti dari jurusan kuliah yang diambilnya. Tetapi dia bertekad bahwa suatu saat nanti ia akan kembali menekuni dunia film.

Mengaku pernah “terjebak” di industri audio visual karena harus memenuhi kebutuhan seseorang untuk mewujudkan karyanya, Nissa menjadi terpacu untuk bisa puas dengan karyanya sendiri tanpa diatur siapapun. Ia ingin mengerjakan sesuatu dengan suka hati dan bahagia. Ia selalu penasaran dengan apresiasi orang yang melihat karyanya, baik atau buruk semua ditunggu olehnya.

Setelah mendapatkan restu dari orang-orang terpenting dalam hidupnya, yakni ibu dan calon suaminya, Nissa bertekad untuk maju terus menekuni bidang seni. Mengambil surealisme sebagai garis besar alirannya, ia melukis dengan media benang, menciptakan obyek apa saja dan menciptakan dunianya sendiri yang menurut pengakuannya masih berada di dalam tahap pengeksplorisasian dan pencarian jati diri atas karakter karyanya. Nissa adalah penggemar Azisa Noor, Roby Dwi Antono, Ugo Untoro, Ana Teresa Barboza, Jenny Hart, dan juga merupakan pengagum berat eyang putrinya yang sampai saat ini masih menyulam dan “melukis” tokoh-tokoh wayang dengan menggunakan benang di karya-karyanya.

Dalam proses kreatif, alam, lingkungan, musik, internet, dan cerita teman-teman sangat memberikan inspirasi dalam karya-karyanya. Menurutnya, berkarya dengan jarum dan benang kurang lebih sama dengan media lainnya. Jika belum dapat mood yang oke, sulamannya tidak akan bisa bagus. Tidak menutup kemungkinan pada saat mood nya oke, ia harus mengulang beberapa kali demi mendapatkan teknik yang sesuai. Apabila hal seperti itu tidak dilakukan, suatu karya, menurutnya, tidak akan bisa “hidup”.

Cita-cita besar seorang Nissa adalah agar semua orang sadar dan tergerak untuk serius mengambil langkah menyelamatkan bumi dari kerusakan. Semuanya bisa dimulai dengan hal-hal kecil. Sebagai contoh, ia mencoba untuk konsisten menggunakan bahan-bahan sisa pabrik atau baju bekas sebagai pendukung karyanya. Dengan cara itu ia telah mengambil langkah kecil untuk ikut berperan dalam menyelamatkan bumi.

Ketika dihadapkan dengan artist’s block, Nissa berpendapat ketika suatu saat hal itu terjadi pada dirinya, kemungkinan ia akan menonton film atau berjalan kaki dan melihat-lihat sekitar, mengamati apapun yang ia temui. Setelah itu biasanya akan langsung terbuka lagi jalannya.

Setelah dua kali ikut pameran komunitas untuk karya foto, yang paling berkesan menurutnya adalah di tahun 2006. Waktu itu adalah pertama kalinya Nissa ikut pameran dan pembukaannya bertepatan dengan hari ulang tahunnya. Melihat karyanya dipasang di seluruh tempat karena dijadikan poster promo untuk pameran itu telah memberikan kesan yang sangat mendalam bagi dirinya.

Nissa bukanlah seorang peminum kopi rutin. Sesekali di sela-sela waktunya, dia biasanya menikmati kopi hitam yang tidak terlalu manis.

 

Lihat karya-karya Nissa lainnya di sini: craftnish

About author

Lukisan Tertua di Dunia Ditemukan di Makassar

Setelah para ilmuwan mengambil kesimpulan beberapa saat yang lalu bahwa mayoritas pelukis purba rata-rata perempuan, baru-baru ini mereka menemukan bahwa lukisan-lukisan purba tertua di dunia ...
joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official