Galih Wisudha Pratama

Galih Wisudha Pratama, alias Galih Pratama atau Gawurzart, adalah seorang freelance designer kelahiran Kudus. Ia menghabiskan masa kecil di Kudus dan meneruskan kuliah di Jurusan Seni Rupa Universitas Negeri Semarang pada tahun 2007. Di sela-sela kesibukannya kuliah dan menjadi desainer salah satu pusat perbelanjaan dan restoran di Semarang, Galih sempat tergabung di dalam sebuah bank punk dan mengikuti performance art. Anggota Karamba Art Movement ini mempunyai hobi menggambar, nonton pameran, surfing di internet, dan ngumpul bareng teman-temannya.

Perkenalan Galih dengan seni diawali sejak ia kecil, namun sewaktu SD dan SMP ia nggak pernah mendapat nilai bagus di pelajaran menggambar karena ia lebih suka menggambar monster daripada mengikuti tema yang ditentukan. Ketika awal kuliah di tahun 2008 barulah Galih mulai serius menekuni seni dan berkarya.

Melalui visual art, Galih merasa dirinya bisa bebas berkreasi dan mengkomunikasikan uneg-uneg atau gagasan ke orang banyak dengan cara yang menyenangkan. Galih mengakui bidang visual art sangat adiktif, karena dari situlah ia bisa bertemu, berkenalan, dan berjejaring dengan banyak orang. Ia yakin visual art berpotensi besar menjadi sumber penghasilan jika dikelola dengan baik. Untungnya, hampir semua teman, pacar, dan keluarga Galih mendukung keinginannya meskipun ia dianggap remeh di awal. Galih berhasil membuktikan kalau ia bisa menghasilkan karya dan mendapatkan apa yang ia inginkan dari berkarya.

Galih menyebut karyanya sebagai representasi diri atas segala perenungan dan pengalaman yang pernah ia alami. Inspirasinya biasa muncul saat sedang berkumpul dan bercerita dengan teman-temannya, atau setelah membaca buku dan menonton film. Semua inspirasinya dicerna ulang lalu disesuaikan dengan pemikiran dan kondisi sekitar, kemudian disajikan dalam bentuk karya seni. Menurut Galih, beberapa karyanya terkadang tampak absurd dan susah dipahami hingga ia perlu menambahkan teks supaya yang melihat bisa memahami maksudnya. Tapi pada dasarnya ia beranggapan kalau siapapun bebas menginterpretasikan maksud dari karya yang dipamerkan. Yang jelas, ia berharap orang yang melihat karyanya bisa merasakan estetika dan wawasan saat menerka-nerka maksudnya.

Dalam berkarya, Galih enggan menentukan style gambarnya seperti apa karena sejak mulai serius menekuni seni di tahun 2008 ia sering mengeksplorasi teknik dan karakter. Saat ini, karya-karyanya didominasi dengan garis-garis tebal dan berwarna gelap yang terkadang ia padukan dengan editing di komputer. Galih juga suka memadukan gambarnya dengan efek aquarel dari cat air. Seniman yang menjadi sumber inspirasi Galih dalam berkarya adalah Eddie HaraHendra Hehe, Takashi Murakami, Os Gemeos, Victo Ngai, dan masih banyak lagi.

Ada beberapa pameran dan art project di Semarang, Solo, Magelang, Yogyakarta, Malang, dan Jakarta yang pernah diikuti Galih. Menurutnya, sebuah pameran yang seru adalah pameran yang menggabungkan banyak elemen seni lain seperti musik dan pertujukan, tanpa mengurangi esensi keberadaan karya visual art yang dipamerkan. Akan lebih baik lagi jika pameran itu bisa melibatkan banyak kalangan dan mampu memunculkan para pencinta atau kolektor seni yang baru, katanya.

Galih dan kopi memiliki hubungan yang sangat dekat. Ia ngopi hampir setiap hari, baik itu kopi sachet, ngopi di warung kopi, atau ngopi di coffee shop. Menurutnya, ngopi bersama dengan teman-teman adalah saat yang menyenangkan karena di situlah terjad obrolan, candaan, diskusi, atau perdebatan. Buat Galih, kopi atau ngopi adalah sebuah media kebersamaan di mana semuanya duduk bersama untuk membicarakan suka maupun duka.

 

Lihat karya-karya Galih lainnya di sini: gawurzart.tumblr.com

About author

Dicari: Jodoh untuk Secangkir Kopi

Pakaian sekeren dan semahal apa pun kalau dipasangkan dengan sepatu atau tas yang nggak matching tentunya tetap kurang enak dipandang mata. Misalnya, kebaya yang dipasangkan ...
joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official