Doni Maulistya sempat mengenyam kuliah fotografi di Institut Seni Indonesia, Yogyakarta. Seniman yang awalnya hanya menekuni ranah seni visual ini sekarang juga berkolaborasi untuk mengerjakan proyek seni pertunjukan. Doni mengatakan kalau ia sangat serius di bidang seni, dan menerapkan dasar seni visual untuk bidang-bidang seni yang lainnya juga.
Karya-karya Doni kebanyakan free style. Ia banyak terpengaruh dari seniman seperti Boltanski, Kentridge, Antoine D’agata, Angki Pu, Wimo, Agus Suwage, Heri Dono, Wulang Sunu, dan lainnya. Sebagian besar karyanya bercerita tentang cerita rakyat dari kejadian yang paling dekat dengan hidupnya dan berlokasi dekat di tempat ia berada. Cerita rakyat, sejarah, dan bahkan mitos juga menjadi sumber inspirasi yang berguna buatnya. Selain itu, ia juga suka melihat dan merasakan visual yang ada di sekeliling tempat ia berada. Menurut Doni, traveling adalah hal yang paling menguntungkan buatnya, karena ketika traveling cerita dan visual yang ada di sekitarnya berjalan dan berubah seiring dengan pergantian lokasi geografis tempat ia berada. “Itu menjadi sebuah petualangan yang imajinatif,” kata Doni.
Karya-karya Doni sudah pernah diikutsertakan di beberapa pameran di dalam dan luar negeri. Buat Doni, setiap pameran selalu berkesan. Pameran “The Stage” di Jendela Gallery, Esplanade, Singapura adalah salah satu yang kesannya masih menempel, karena itu adalah pameran kolaborasi di mana proses pembuatan karyanya dilakukan dengan menggabungkan logika seni visual dan pertunjukan. Oh iya, pameran ini berlangsung sampai tanggal 31 Maret 2013 lho. Jadi, buat kamu yang berlokasi di dekat sana, ayo mampir! hehe…
Doni bisa dibilang seorang pencinta kopi. Dalam seminggu, ia suka menghabiskan 4-7 cangkir kopi hitam tanpa gula.
Lihat karya-karya Doni lainnya di sini: maulistya.blogspot.com
