Brus Brothers

Muammar Firmanyah, atau biasa dipanggil Brus Brothers, sempat mencoba untuk menjadi seorang abdi negara berseragam loreng demi memuaskan keinginan orang tuanya. Kandas di detik-detik terakhir, akhirnya ia diberikan kebebasan untuk memilih jalan hidup yang ia inginkan. Setelah melalui proses pemikiran yang panjang, akhirnya ia memilih untuk kuliah jurusan Seni Rupa di Universitas Negeri Surabaya.

Brus memutuskan untuk serius menekuni dunia seni visual karena ia yakin bahwa ia adalah passion-nya. Ia merasa nyaman dalam berekspresi ketika menciptakan sebuah karya. Menurutnya, keyakinannya untuk menjadi sesuatu di bidang seni visual adalah hal terhebat yang pernah ia lakukan.

Pria yang sempat tinggal di Denpasar dan sekarang menetap di Sidoarjo ini sedang mengembangkan personal style yang memberikan ciri khas tertentu di dalam karya-karyanya, misalnya bentuk bibir yang seragam di setiap karya. Selain itu, ia juga biasa mengeksekusi media alternatif yang jarang digunakan oleh orang banyak. Figur-figur mainan juga mendominasi karya-karya Brus untuk saat ini.

Dalam berkarya, Brus biasa memulai ritual pencarian ide sambil tiduran atau sambil naik motor pelan-pelan. Setelah itu, ia mencoba memperbanyak referensi melalui browsing, dilanjutkan dengan membuat sketsa awal, pencarian media, dan akhirnya eksekusi karya. Inspirasinya bisa datang dari mana saja, seperti TV, pameran, buku, majalah, papan reklame di jalan, kata-kata bijak Mario Teguh, kata-kata mutiara di ponsel, dan bahkan omongan-omongan dari teman-teman yang kedengarannya nggak bermutu. Selain itu, Brus juga banyak terinspirasi dari seniman lokal seperti Eko Nugroho dan Heridono, serta seniman luar negeri seperti Andy Warhol, Basquiat, Blu, dan lainnya.

Melalui karya-karyanya, Brus ingin menyelipkan bahwa di setiap keseriusan pasti ada ketidakseriusan. Intinya, jangan terlalu serius menyikapi kehidupan dan berjalanlah apa adanya dengan senyuman, sehingga semoga kamu dapat awet muda selalu.

Brus pernah melakukan pameran di beberapa kota, seperti Surabaya, Yogyakarta, Bandung, Surakarta, dan lainnya. Pameran yang paling berkesan buatnya adalah pameran yang pernah ia lakukan bersama dengan teman-teman komunitas seni 109 Family bertema Seni yang Membumi (Down to Art). Meskipun dengan dana kolektif yang minim, pameran dapat berjalan lancar dan meriah. Pamerannya sendiri dilakukan di sebuah kampung di Surabaya dengan tujuan untuk lebih mengenalkan lagi dunia seni ke masyarakat luas. Kegiatan yang dilakukan meliputi lomba gambar anak,mengajak pemuda desa untuk pameran bersama, ngobrol- ngobrol seni, performance night, dan pada akhirnya kepala desa setempat mengeluarkan dana pribadi untuk mengundang grup ludruk mengisi acara puncak.

Brus mengaku ia suka minum kopi. Hampir tiap malam, ia mampir ke warung kopi terdekat di dekat rumah untuk sekedar menyeruput secangkir kopi susu rempah.

 

Lihat karya-karya Brus lainnya di sini: pinterest.com/brusbroo

About author

joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official