Abrams Babardi, yang akrab dipanggil Abrams Gobrams oleh teman-temannya, adalah lulusan Seni Grafis Murni dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Selain sebagai seorang ilustrator, Abrams juga suka membuat dan bermain musik.
Abrams mengaku, ia memutuskan untuk akhirnya serius di dunia seni visual karena cinta. Dan untungnya, pilihan Abrams ini didukug oleh orang-orang di sekitarnya. Ketika ditanya mengenai style dalam berkarya, Abrams mengatakan kalau ia nggak mengategorikan karyanya ke dalam style tertentu. Style yang ia ya buat tergantung dari keinginannya saat itu.
Meskipun begitu, ada seorang seniman yang sangat menginspirasi Abrams, yaitu MC Ecsher, karena ia memiliki semangat yang besar dalam menghadapi hidup dan dalam berkarya. Kisah hidup Echser yang sangat beragam, mulai dari masa kecil sakit-sakitan hingga kegagalan beberapa kali dalam berkarya karena menderita penyakit namun tetap pantang menyerah untuk menghasilkan karya seni, sangat berarti buat Abrams. Pelajaran yang bisa dipetik darinya adalah bagaimana membagi waktu untuk Tuhan, waktu untuk berkarya, waktu untuk keluarga, dan waktu untuk teman-teman.
Untuk mencari inspirasi, Abrams suka berjalan-jalan. Prosesnya dalam menemukan inspirasi bisa diibaratkan seperti seseorang yang sedang berjalan-jalan kemudian bertemu dengan seorang gadis di tengah perjalanannya itu. Mereka nggak saling bertatap muka, tapi langsung melanjutkan perjalanannya lagi. Menurut Abrams, karyanya diciptakan dari gambar di dalam alam pikiran, bukan langsung dari pengamatan dan perjalanan ke sebuah tempat. Karena itulah, ia juga ingin orang dapat menyukai karyaya dan rasa cinta mereka akan sesuatu hal dapat bertambah. Abrams juga berharap orang-orang bisa memulai kebiasaan mereka mencatat setiap momen dalam kehidupan mereka masing-masing.
Sebagai seorang seniman, Abrams juga tentu pernah ngerasain yang namanya artist’s block. Nah, biasanya ia akan bersepeda sambil berfoto ke luar kota untuk mengatasinya.
Karya-karya Abrams sendiri sudah pernah diikutsertakan di berbagai pameran, seperti Pameran Trienal Seni Grafis 2012 di Jakarta, Solo, Yogyakarta, Bali, Surabaya, dan Bandung, lalu pameran “Wangsa Marabahaya/Crash Nation” bersama PUNKASILA di Australia, pameran Postcard Revolution dengan DGTMB di Yogyakarta, dan lainnya. Namun, pameran yang paling berkesan buatnya adalah Pameran Tunggal Seni Grafis Murni di Kampus. Kenapa? Karena saat itu mantan kekasihnya nggak bisa hadir di sana, dan ia senang karenanya. Hehehe… Untuk siapapun mantan kekasihnya Abrams, yang sabar ya.
Seperti banyak orang yang mengalami susah tidur dan jantung berdetak, Abrams mencoba untuk nggak terlalu sering meminum kopi. Meskipun begitu, kopi yang biasa ia minum adalah kopi hitam, favoritnya adalah ristretto.
Lihat karya-karya Abrams lainnya di sini: abramsgobrams.blogspot.com