Art

Poster Film Buatan Tangan

Kepikiran nggak kamu, dulu waktu jaman belum ada komputer, belum ada teknik cetak, dan belum ada digital art, digital printing, dan segala kemudahan yang ada sekarang, gimana caranya bikin poster film? Ya tentunya pake tangan sih ya. Hehe.

tumblr_mqblf4FvlT1qi1560o1_500

Salah satu pelukis poster film jaman dulu yang sangat terkenal adalah John J. Lomasney yang lahir di Irlandia pada tahun 1899, lalu beremigrasi ke California dan bekerja sebagai tukang cat di Warner Brothers dan Paramount. Saat itu era keemasan perfilman baru-baru aja muncul.

16557364_1_l

Pada tahun 1936, John pindah ke Hawaii bersama ibunya dan kerja sebagai staff artist di Royal Hawaiian Theater. Berdasarkan pengalamannya di rumah-rumah film itu, John jadi terinspirasi untuk membuat poster-poster  untuk bioskop itu berdasarkan film-film yang sedang diputar. John jarang membuat lebih dari empat poster untuk satu film dan setiap posternya berbeda.

TRBaskin_3-L

John dikenal sebagai sosok yang nyentrik. Dia cuma suka film dan melukis. Itu aja. Dan dia selalu pake jaket olahraga yang dipadu sama dasi kupu-kupu sambil menghisap cerutu merk “White Owl”. Dan dia paling benci kalo ada orang ngobrol saat dia kerja di studio. Pasti disuruh diem.

Dick Howard, direktur periklanan Royal Hawaiian di tahun 1970 mendeskripsikan John sebagai orang yang lamban tapi sangat detil. Seluruh hidupnya hanya berfokus pada film, dan dia cuma mau ngobrol soal film.

John tiap hari bekerja membuat poster seumur hidupnya. Dan setelah bekerja selama 40 tahun, dia meninggalkan Royal Hawaiian tanpa membawa satu pun lukisannya. Yang dia bawa hanya sebuah kuas cat. John meninggal di tahun 1989 pada usia 90 tahun dan dikuburkan di sisi ibunya di Diamond Head Memorial Park. Kalo dari cerita ini sih sepertinya John nggak pernah menikah dan hidupnya bener-bener hanya untuk film dan bikin poster ya?

detail

Karya-karya John yang jumlahnya sekitar 800 poster itu ternyata sampe sekarang masih ada. Salah satu posternya pernah dimiliki petenis John McEnroe, lalu didonasikan oleh McEnroe untuk mengumpulkan ada bagi penderita HIV/AIDS, bersama poster-poster karya John lainnya yang memang sampe saat ini dijual untuk keperluan donasi. Nggak kurang dari Errol Flynn, Sophia Loren, Natalie Wood, Fred Astaire, Gregory Peck, John Wayne, Rudolph Valentino, Elvis Presley, semuanya pernah ada di lukisan poster John.

Website: lomasneymovieart.com

***

d3b35325a9ee0f1e3d0f6a70670063d9

403f830ca9f40f1e3d0f6a70670046da

Nah, ada juga seorang pelukis poster film masa kini yang berasal dari Taiwan yang bernama Yan Jhen-fa.

Pelukis berusia 61 tahun ini membuat poster dari film-film dengan cat minyak. Tiap lukisan kira-kira berukuran 3 meter persegi dan dengan cara inilah Yan menyambung hidup.

b9d507dfa9f30f1e3d0f6a706700fa4d

2d164db4a9f60f1e3d0f6a706700df79

Sama seperti John, Yan ini juga bekerja untuk sebuah bioskop di selatan Taiwan, di kota Tainan. Pemilik bioskop itu memang suka dengan gaya vintage. Tiket yang dijual juga bentuknya cuma selembar kertas yang dicap. Poster-poster karya Yan inilah yang paling menarik perhatian di bioskop itu.

b9d507dfa9f30f1e3d0f6a706700fa4d

Berapa gaji Yan? Ternyata nggak besar, apalagi untuk ukuran Taiwan. Cuma $667 per bulan. Tiap minggu dia harus buat 2-3 poster. Tapi gara-gara poster itu, Yan sekarang jadi terkenal dan buka kelas gambar setiap akhir pekan. Muridnya ada sekitar 40 orang.

“Melukis bukanlah pekerjaan yang mudah dan membutuhkan banyak kesabaran,” kata Yan. “Tapi saya bahagia untuk membagikan kecintaan saya pada melukis kepada lebih banyak orang lagi.”

***

110916082957_poster_artists_640x360_1_nocredit

Lalu bagaimana dengan para pelukis poster film di Indonesia? Mereka dulu pernah ada, tapi kini semakin lama semakin “punah” karena adanya kemajuan teknologi komputer yang lebih mampu mengimbangi kecepatan produksi film.

Di antara para pelukis poster film Indonesia, tersebutlah nama Ahmad Ridwan Tanjung yang sudah membuat poster film secara manual sejak tahun 1982-2000an, dan karyanya sudah pasti jumlah juga sudah ratusan. Ridwan dulu nggak hanya membuat poster untuk film-film lokal, tapi juga film-film Hollywood, Bollywood, dan Hong Kong.

Ahmad mempunyai studio sendiri di bilangan Srengseng, Jakarta Selatan dan mulai mengerjakan poster dengan dua macam cara: manual dan digital, dan untungnya sejak itu usahanya terbilang kembali mulai naik karena sudah mulai dilirik oleh beberapa rumah produksi yang tentu saja lebih memilih poster yang dibuat secara digital karena selain lebih cepat, juga kualitasnya lebih baik.

Tapi lama-kelamaan, bukan hanya teknologi komputer yang menggilasnya tapi juga agama. Agama? Ya, karena ibunya lalu melarangnya untuk membuat poster-poster film yang dianggap “panas” karena banyak kemudharatannya… Batin Ahmad pun mengalami konflik, tapi mau tak mau ia terus berusaha membuat poster film sampai sekarang karena dia adalah tulang punggung keluarga.

Mungkin memang sebaiknya kita tidak mencampur adukkan agama dengan seni ya? Mungkin.

 

Sumber foto: lomasneymovieart.com dan beberapa sumber lainnya

Pameran Cergam Medan

Pameran Cergam (komik) yang terbit di kota Medan pada sekitaran tahun 1950-1965-an, era ini dikenal sebagai era Komik Medan yang mashyur dan keemasan dalam sejarah ...
joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official