Art

Menjelajah Eropa Melalui Karya-Karya Van Gogh

Pelukis legendaris, Van Gogh, sudah tutup mata untuk selama-lamanya selama 125 tahun, namun lukisan-lukisan karyanya tetap mendapat tempat dan menjadi perhatian orang banyak. Tidak hanya itu Van Gogh juga menginspirasi beberapa orang untuk bersusah payah merangka sebuah peta berdasarkan lukisannya.

Seniman asal Amerika, Mac Cauley, menciptakan sebuah pengalaman virtual reality agar kita bisa merasakan sensasi menikmati pemandangan yang digambarkan oleh Van Gogh dalam lukisannya. Tidak hanya itu, dengan bersenjatakan headset, pengguna virtual reality tersebut juga bisa merasaka lukisan tersebut dalam keadaan yang lebih hidup.

Lokasi-lokasi untuk lukisan terkenal Van Gogh tersebar dari Belgia hingga Belanda dan Provence di selatan Prancis. Beberapa lokasi mungkin sudah berubah secara fisik semenjak Van Gogh melukisnya, namun kita tetap bisa merasakan keindahan yang dituangkan Van Gogh melalui sapuan kuasnya di atas kanvas.

Dan ini beberapa lokasi yang menjadi seting untuk lukisan Van Gogh:

1. Nuenen, Belanda

Kota Nuenen di Belanda saat kini masih merupakan wilayah yang tenang. Saat berada di Nuenen, Van Gogh menghasilkan sebuah lukisan yang berjudul The Potato Eaters (1885), yang dengan kompleks menggambarkan sebuah keluarga yang bersiap untuk bersantap bersama.

Untuk menikmati Nuenen, tidak ada salahnya untuk mengunjungi Van Gogh Village, yang menampilkan kekayaan kisah tentang masa muda Van Gogh dan arsip surat-suratnya. Van Gogh Village juga memiliki museum outdoor yang akan menggiring pengunjung menyisiri pemandangan Nuenen berdasarkan sketsa-sketsa yang dibuat Van Gogh, termasuk lokasi dimana ia diperkirakan menggambar The Potato Eaters.

2. Antwerp, Belgia

Setelahnya Van Gogh menggambar lukisan ikoniknya, Skull with a Burning Cigarette (1885-6) yang dipercaya dihasilkan saat dirinya mengalami masa frustasi saat menjadi siswa di Academy of Art di Antwerp. Saat ia berada di kota ini, Van Gogh mengkonsumsi roti dan tembakau sebagai bagian dietnya, bahkan mencari ketenangan dengan menenggak absinthe. Inilah yang mungkin mempengaruhi sketsa-sketsanya atas kota ini.

Saat ini Antwerp sudah terlihat sangat moderen dan urban. Meski demikian, sisa-sisa masa lalu dimana Van Gogh menetap masih bisa ditemui, mulai dari Benteng Het Steen di pinggiran Schelde hingga Grote Markt, yang kesemuanya pernah dituangkan dalam sketsa Van Gogh.

3. Provence, Prancis

Udara Provence dipenuhi dengan aroma lavender. Jangkrik sebesar ibu jari berseliweran di antara barisan gandum yang merona emas saat sang surya tenggelam. Di wilayah selatan Prancis ini, terutama di Arles danSaint-Rémy-de-Provence, Van Gogh melukis dengan warna-warna yang paling cerah di sepanjang karirna. Beberapa lukisan yang mengadopsi Provence adalah Café Terrace at Night (1888) yang memperlihatkan kegirangan dari kehidupan malam Arles, dan  Starry Night over the Rhone (1888) dimana pemandangannya masih terlihat sama saat ini.

Namun di sini pulalah kesehatan mental Van Gogh mulai menurun. Akibat kebiasaan meminum absinthe dan pertengkarannya dengan teman sesama seniman, Gauguin, ia memotong kupingnya sendiri. Dan meski kemudian secara suka rela bersedia dirawat di rumah sakit jiwa Saint Paul-de-Mausole dekat Saint-Rémy, ia tidak kehilangan kemampuan seninya dan melukis Starry Night (1889) yang terkenal.

Untuk menikmati daerah ini, menetaplah di Arles, yang terkenal dengan arena Romawinya yang masih terawat. Tidak jauh dari arena, di Rue des Arènes, terdapat Le Cafe la Nuit yang menjadi inspirasi Café Terrace at Night (1888), yang sayangnya sekarang dipenuhi dengan turis. Dari Arles juga, dengan menempuh setengah jam perjalanan, kita bisa mengunjungi Saint-Rémy untuk mengunjungi Saint-Paul-de-Mausole.

4. Auvers-sur-Oise, Prancis

Van Gogh menghabiskan hari-hari terakhirnya dalam kesendirian. Ia mengikuti dokternya, Paul Gachet, ke daerah Auvers-sur-Oise, 27 km di barat laut Paris. Di sini ia menggambar Church at Auvers (1890), sebuah lukisan gereja yang terkesan suram. Untungnya gereja yang menjadi inspirasi masih berdiri hingga saat ini.  Walaupun berdasarkan hasil penyelidikan terbaru dipercaya jika Van Gogh dibunuh, namun secara umum ia dianggap melakukan bunuh diri. Oleh karenanya menjadi awam untuk menyebut pula lukisan Wheatfield with Crows  (1980) yang melukiskan melankolisme murung, dan merujuk bukti-bukti yang ada, merupakan lukisan terakhir Van Gogh.

Saat mengunjungi Auvers masa kini, tentunya jangan melewatkan pemandangan yang ditangkap Van Gogh dilukisanya yang untungnya tidak mengalami banyak perubahan. Di utara stasiun kereta terdapat Gereja Auvers, sedang berjalan sepanjang Rue de Général de Gaulle kita bisa melihat balai kota yang pernah dilukisnya. Menghadap balai kota terdapat Ravoux Inn, dimana Van Gogh menghembuskan nafas terakhirnya. Penginapan yang awalnya sederhana ini sekarang memiliki bintang Michelin dan pastinya memiliki absinthe di daftar menunya.

Sumber gambar: lonelyplanet.com

Penulis: Haris Fadli Pasaribu

van gogh

joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official