Art

Eksphrasis: Dari, Oleh, Karena, & Untuk Seni

Masih sehubungan dengan Hari Aksara dan menyambung artikel sebelumnya tentang David Hockney yang seringkali terinspirasi dari karya sastra, kali ini Kopling ingin bercerita tentang tulisan yang justru lahir dan terinspirasi karena karya seni lainnya.

Ada sebuah istilah dalam dunia seni yang disebut “eksphrasis”. Istilah ini berasal dari Bahasa Yunani untuk mendeskripsikan sebuah bentuk karya seni imajiner yang dibuat sebagai latihan retoris. Kebanyakan berbentuk grafis, terkadang dramatis. Kata ini berasal dari kata “experience” atau “pengalaman”. Sementara kata “ek” dalam Bahasa Yunani dapat kita terjemahkan sebagai “out” dan “phrasis” adalah “speak”. Jadi, pengalaman itu nggak lain, dalam Bahasa Yunani, adalah mengeluarkan pemikiran melalui kata-kata.

Bentuk eksphrasis sangat beragam. Bisa saja ada lukisan yang mewakili sebuah patung, atau sebuah puisi yang ditulis untuk menggambarkan sebuah lukisan. Atau mungkin ada patung yang dibuat berdasarkan kisah kepahlawanan dalam sebuah cerita.

Eksphrasis ini usianya mungkin sama tuanya dengan usia seni itu sendiri, tapi mulai berkembang di Era Romantis di kalangan para pujangga. Pada Abad 19, eksphrasis ini dapat ditemukan dalam karya banyak penulis, seperti misalnya Benito Pérez Galdós (novelis asal Spanyol), Théophile Gautier (pujangga, penulis, dan pelukis dari Perancis), Henrik Ibsen (penulis naskah berdarah Norwegia), dan seorang novelis asal Rusia, Fyodor Dostoyevsky.

Di tahun 1888, Henrik Ibsen menulis sebuah naskah yang berjudul “The Lady from the Sea” berdasarkan sebuah lukisan tentang seekor ikan duyung yang sedang sekarat di tepi pantai, juga sebuah patung tentang seorang perempuan yang mengalami mimpi buruk bahwa mantannya akan kembali padanya. Kedua karya seni tersebut kemudian diinterpretasikan menjadi sebuah pertunjukkan panggung yang menceritakan tokoh protagonis Ellida Wangel yang merindukan masa mudanya di sebuah pulau, lalu kemudian dikunjungi oleh mantan kekasihnya yang dikiranya sudah mati.

Dorian-Gray

The Picture of Dorian Gray (sumber: bloodspot.com)

Novelis terkenal asal Irlandia, Oscar Wilde, pernah menulis sebuah kisah yang berjudul “The Picture of Dorian Gray” di tahun 1890. Kisah berseri ini menceritakan tentang seorang tokoh yang bernama Basil Hallward membuat sebuah lukisan tentang seorang laki-laki muda yang bernama Dorian Gray. Di kemudian hari, kumpulan kisah ini kemudian dijadikan satu dalam sebuah novel. Diceritakan dalam kisah itu, Basil Hallward sangat mengagumi ketampanan pria yang ada di dalam lukisannya itu. Dorian lalu bertemu dengan Lord Henry Wotton dan menjual jiwanya kepada sang aristokrat karena dirinya tahu bahwa ketampanannya pada suatu hari akan hilang karena usia. Kisah ini kemudian difilmkan pada tahun 1945 dan pada tahun 2009 kembali difilmkan dengan judul “Dorian Gray”.

Pieter_Bruegel_de_Oude_-_De_val_van_Icarus

Lukisan Landscape with the Fall of Icarus karya Pieter Bruegel (sumber: wikimedia.org)

Pada tahun 1939, W.H. Auden menuliskan sebuah puisi yang berjudul “Musée des Beaux Arts” yang mendeskripsikan sebuah lukisan cat minyak yang berjudul “Landscape with the Fall of Icarus” karya Pieter Bruegel. Lukisan ini juga mengilhami pujangga lainnya, William Carlos Williams, membuat puisi dengan judul yang sama dengan lukisan tersebut.

Kalau kamu seorang penulis yang kehabisan ide, mungkin kamu bisa berkunjung ke sebuah galeri seni atau museum. Lihat dan amati lukisan di sana, pilih yang paling “berbicara”, lalu tuangkan dalam bentuk tulisan.

Selamat berkreasi!

Kopi, Cinta, Untuk Semua

Video disutradarai oleh Mackenzie Sheppard mackenziesheppard.net   Bencana gempa dan tsunami yang melanda negara Jepang tahun lalu, tidak hanya meminta korban dalam bentuk harta dan nyawa. ...
joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official