Vol. 5 Artworks pt.2

Bagian ke 2 dari karya-karya seniman yang pameran di Kopi Keliling Volume 5.

Puppet Vector | Isrol Triono | Jules Tjitra | Hendy Musa | Arris Aprillo | Talitha Maranila

 

“Wanita, Iblis dan Kopi” – Puppet Vector

Graphite, Watercolor, Pigment Ink, Posca Color

Efek dari sebuah kopi dia cerminkan menjadi 2 bagian, ya itu wanita dan iblis Manis pahit dari sebuah kopi menceminkan sisi feminin seorang wanita dan di lain sisi, efek dari sebuah kopi membuat seseorang yang mengkonsumsinya tidak bisa tidur sehingga bergentayangan layaknya seorang iblis.

 

“Kopdar (Kopi Darat)” – Isrol Triono

Acrylic on Wood, 29.7 x 42 cm

Bercerita mengenai pertemuan antara perempuan dan laki-laki di ladang sawah di sela-sela waktu kerjanya. Sang perempuan membawa makanan dan minuman sebagai bekal aktivitas kerja “petani” kopi di ladang.

 

“Terkungkung Dalam Kapitalisme” – Jules Tjitra

Plush Doll inside birdcage. 75 x 28 cm, 44 x 21 cm

Berdasarkan data dari The Economist 2009, Indonesia merupakan negara penghasil kopi terbesar ke 4 di dunia. Namun data tersebut sangat berbeda dengan kesejahteraan petani kopi di Indonesia yang masih hidup dibawah garis kemiskinan. Hal ini diakibatkan karena Indonesia hanya sebagai penghasil bahan mentah yang diolah merek dari negara maju yang kemudian dipasarkan di negara kita sendiri dengan harga yang sangat mahal. Kesimpulannya industri kopi di Indonesia masih terkungkung dominasi kapitalisme negara maju. Bebaskan Industri kopi Indonesia!

 

“Because Coffee” – Hendy Musa

Pencil, Acrylic, Mixed Media on Canvas Paper. 60 x 90 cm

Bayangkan dirimu sedang berada di dalam sebuah coffee shop dan mendapati seseorang yang sangat menarik perhatianmu. Karya Hendy kali ini menceritakan tentang cinta pada pandangan pertama. Pertemuan dengan seorang wanita saat minum kopi di coffee shop yang berkembang menjadi rasa cinta.

 

“Price to pay for my coffee” – Arris Aprillo

Acrylic, Ink, Charcoal diatas Kappa Board. 80 x 60 cm

Kedekatannya dengan kopi membuat Arris kembali mengangkat sisi gelap dari dunia kopi. Di karya Kopling 5 ini Arris menceritakan tentang kehadiran perkebunan kopi ilegal yang merusak hutan dan memicu punahnya habitat satwa langka. Inilah harga yang harus kita bayar untuk secangkir kopi yang kita konsumsi sehari-hari.

 

“Feminism From Bitterness” – Talitha Maranila

Pencil, Acrylic, Mixed Media on Canvas Paper. 60 x 90 cm

Terinspirasi dari buku “Kuasa Wanita Jawa” yg membahas tentang wanita jawa tidak perlu menjadi maskulin untuk mendapatkan kekuasaan, tetapi justru ia harus memanfaatkan sisi feminitasnya. Sama halnya dgn kopi Jawa yg hitam pahit namun lama kelamaan rasa manis dari pahitnya tersebut yang membuat nikmat kopi Jawa.

 

About author

Rumah Belajar Sankabira di Pulau Lombok

Dari upaya untuk mengembangkan kopi Lombok di desa Sembalun di Pulau Lombok, Reman Murandi dan Maryam Rodja, bersama dengan teman-teman di desa Sembalun, berhasil mendirikan ...
joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official