Soc-Real: Aliran Seni Negara Komunis, Lintasme

Tanggal 1 Oktober diperingati setiap tahun sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Menurut sejarah yang tercatat, pada hari ini Pancasila menang atas paham komunisme. Terlepas dari segala kontroversi yang terjadi tentang sejarah tahun 1965, tahukah kamu bahwa ada seni yang merujuk pada komunisme ini?

classe

Socialist realism, atau yang sering disingkat menjadi soc-real, adalah sebuah aliran dari seni realis yang berkembang di Uni Soviet dan lalu menjadi gaya berkesenian yang dominan di negara sosialis lainnya. Soc-real ini adalah perpanjangan dari tujuan paham sosialisme dan komunisme. Meskipun saling berhubungan, tapi soc-real ini berbeda dengan seni social realism yang jangkauannya lebih luas. Berbeda dengan social realism, soc-real menganggungkan peranan orang-orang yang lemah, kaum pekerja keras, dan perjuangan emansipasi mereka.

Soc-real sudah diakui menjadi sebuah aliran seni di Uni Soviet selama hampir 60 tahun. Semua bahan dan produksinya adalah milik seluruh komunitas, termasuk pembuatannya, yang artinya, aliran ini dipakai sebagai alat propaganda. Pada saat Revolusi Oktober di tahun 1917, Bolsheviks mendirikan sebuah institusi yang diberi nama Proletkult yang tujuannya adalah menyatukan semua karya seni di bawah kediktatoran kaum proletariat.

kolhoznitca_na_velosipede

Pelukis beraliran soc-real yang paling terkenal dari Uni Soviet adalah Aleksandr Deineka, Yuri Pimenov, Boris Loganson, dan Geli Korsev.

Pada awalnya berdirinya Uni Soviet, beberapa seniman Rusia dan Soviet mengadakan revolusi. Pada masa ini aliran constructivism berkembang. Seni puisi banyak menuai pujian. Namun beberapa anggota partai komunis menolak pergerakan ini, terutama mereka yang tidak menyukai gaya modern seperti impressionsime dan kubisme.

Pada tahun 1934, para seniman dipaksa untuk mengikuti aturan baru yang dibuat oleh Pemerintah dan wajib mendapatkan stempel, atau mereka akan dihukum dengan kejam. Bentuk dan isi karya mereka sangat dibatasi, dan dilarang mengandung unsur yang erotis, religius, abstrak, surealis, dan ekspresionis.

Tapi kemudian keadaan berkembang menjadi lebih baik. Pameran-pameran lukisan yang diadakan pada tahun 1935-1940 menunjukkan bahwa para para seniman tidak lagi membuat karya seni berdasarkan “pesanan”, dan tidak lagi sarat propaganda. Karya-karya mereka bekas dari ideologi apapun, termasuk dalam seni lukis. Tapi penjajahan atas mereka belum benar-benar berakhir.

roses-for-stalin

Setelah kematian Stalin pada tahun 1953, banyak seniman yang masih merasa terkekang. Bahkan pada tahun 1974, sebuah pertunjkan seni di sebuah lapangan dekat Moscow dibubarkan dan karya-karya seni mereka dihancurkan dengan bulldozer. Peristiwa ini dikenal sebagai “Bulldozer Exhibition”.

Pada masa pemerintahan Mikhail Gorbachev, seniman lebih bebas untuk memilih gayanya dalan berekpresi sampai akhir tahun 80-an, tapi soc-real tetap dipertahankan sebagai seni yang diakui oleh negara hingga tahun 1991 setelah kejatuhan Uni Soviet.

computershow

Hari ini, beberapa negara masih mempraktekkan soc-real ini, seperti Korea Utara, Laos, dan Vietnam. Cina terkadang masih menggunakannya sebagai bahan propaganda. Soc-real ini tentu saja tidak banyak memengaruhi negara-negara non-komunis yang lebih banyak memberi kebebasan kepada para senimannya dalam berkarya.

Sebagai orang Indonesia, kita bisa cukup bersenang hati ya karena masih bisa mengekspresikan apapun melalui seni? Walaupun terkadang aspirasi itu nggak selalu didengarkan oleh yang berkepentingan.

 

Sumber foto: wikipedia.com

joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official