Jangan Ragu Beli Kondom!

Pernah nggak kamu mendapat tatapan yang menghakimi saat kamu membeli kondom? Itu biasa sih di Indonesia, apalagi kalau termasuk orang yang tampangnya “irit umur”.

Tatapan kurang menyenangkan seperti ini nggak cuma terjadi di Indonesia, tapi juga di negara-negara yang belum berkembang lainnya, seperti di Afrika. Padahal, kondom itu penting dan banyak nyawa bisa diselamatkan karena kondom.

140415101822-pop-art-condoms-3-horizontal-gallery

140415101548-pop-art-condoms-1-horizontal-gallery

Center for African Family Studies (CAFS), sebuah NGO internasional yang berbasis di Nairobi, baru-baru ini bekerja sama dengan seorang seniman asal Kenya, Michael Soi, untuk membuat bungkus kondom yang lebih menarik. Tujuannya adalah untuk mempromosikan seks aman dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang ancaman HIV/AIDS.

Bungkus-bungkus kondom karya Soi ini sangat menarik, dan selintas mungkin orang berpikir benda-benda itu adalah kumpulan kartu pos. Memang dibuat sedemikian rupa agar menarik perhatian anak-anak muda yang selama ini ragu untuk membeli kondom karena stigma sosial.

Sebagai salah satu negara yang angka pertumbuhan HIV-nya tertinggi di dunia, pada sebuh survei yang dilakukan pada tahun 2009 ditemukan penyebab utamanya adalah karena banyak orang yang nggak menggunakan kondom, karena ketika mereka membeli kondom, mereka langsung dicap “nggak bener”.

pop_art_condoms_michael_soi_beautiful_decay_04-565x317

Nggak gampang sebenarnya menemukan seniman berdarah Afrika yang mau membantu mereka membuat proyek ini. Sama seperti alasan anak-anak muda yang nggak mau beli kondom, banyak seniman yang juga nggak mau dihubung-hubungkan dengan seks. Sampai akhirnya mereka menemukan Michael Soi, yang karyanya sudah banyak tersebar di banyak museum di dunia dan dikoleksi oleh orang-orang penting manca negara.

Soi memang terkenal sebagai seniman yang berani dan sering dianggap kontroversial. Dia nggak pernah merasa malu untuk mengangkat isu-isu yang berhubungan dengan seks, atau pernikahan interasial. Karenanya, Soi sangat senang ketika diajak oleh CAFS untuk bekerja sama.

pop_art_condoms_michael_soi_beautiful_decay_01-565x315

“Banyak orang yang menghadapi masalah besar karena nggak mengenakan kondom, seperti HIV dan kehamilan di luar pernikahan. Gereja mungkin melarang, dan itu hak mereka untuk melarang penggunaan kondom, tapi aku yakin bahwa proyek ini bertujuan baik, dan aku ingin menciptakan sesuatu agar aku dalam menjadi bagian dari perjuangan ini,” kata Soi.

CAFS mempromosikan kondom mereka dengan cara membagi-bagikan kondom pada saat terjadinya Konferensi HIV di Cape Town kepada anak-anak muda. Warnanya yang terang, tampilannya yang menarik, kondom yang dibuat dengan aneka rasa, lumayan berhasil menarik perhatian mereka. Anak-anak muda ini juga mengatakan akan membeli kondom tersebut karena kemasannya nggak mirip kondom.

Sebenarnya, di sekolah-sekolah di Nairobi juga sering dibagikan kondom, tapi para pelajar nggak ada yang mau menerimanya. Kali ini bukan karena malu, tapi karena memang kualitasnya sangat buruk. Sementara, yang dijual di pasaran dengan kualitas lebih baik, harganya sangat mahal. Nah, maka dibuatlah kondom ini, yang harganya terjangkau dan kualitasnya baik.

Screen-Shot-2014-04-20-at-9.50

Di Nairobi, seks nggak dibicarakan secara terbuka. Akibatnya, banyak anak muda yang nggak tahu bahwa seks tanpa pengaman itu sangat berbahaya. Mereka hanya “belajar” melalui pengalaman.

“Semoga aku juga bisa melakukan karya dan proyek serupa ini di Kenya. Menurutku, sangatlah penting menjadi bagian dari tujuan yang baik ini. Aku nggak mau generasi selanjutnya akan melakukan kesalahan yang sama, yang sudah dilakukan oleh generasiku,” ujar Soi.

Sebenarnya di Indonesia pun membicarakan seks masih dianggap tabu oleh kebanyakan orang ya? Padahal tingkat seks bebas di sini juga konon semakin marak. Mungkin kalo dibuat proyek serupa stigma orang akan mulai berubah?

Jadi, siapa bilang bahwa sampul itu nggak penting? Bukan hanya sampul buku, tapi sampul kondom pun juga harus dibuat semenarik mungkin agar orang ingin membelinya. Yang punya peran penting dalam membuat sebuah produk laku ya tentunya seni.

 

Sumber gambar: thestar.com.my dan beberapa sumber lainnya

Sekilas Tentang Kopi Kolombia

Apa yang kamu bayangkan tentang Kolombia? Gudang aktivis? Kudeta politik? Iya, Kolombia lebih di kenal khalayak sebagai negara yang penuh intrik politik. Tapi, bukan itu ...
joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official