Pelukis Maestro Indonesia pt.2

Kali ini kita ngebahas lebih banyak lagi pelukis maestro Indonesia ya, setelah ngebahas beberapa nama sebelumnya. Supaya generasi kita juga kenal dengan pelukis-pelukis hebat dari Tanah Air kita sendiri, dan nggak cuma tau nama-nama pelukis luar.

Herry Dim

berbaring_72dpi

Beliau adalah pelukis pertama Indonesia yang mendapat kesempatan untuk menggelar pameran tunggal di Palais de Nations di Jenewa pada bulan November tahun 2008. Selain itu, beliau juga pernah ikut pameran lukisan di manca negara seperti Kuala Lumpur, Fukuoka, Copenhagen, dan Paris. Selain melukis Herry Dim juga melakukan kegiatan seni lainnya seperti drama, tari, musik, seni grafis, desain grafis, dan seni instalasi. Pelukis yang saat ini berusia 58 tahun ini juga tercatat sebagai penemuk wayang motekar, yairu seni teater bayang-bayang yang dulunya selama tiga abad selalu tampil hanya dengan warna hitam putih, tapi oleh Herry, sekarang sudah tampil berwarna.

Jeihan Sukmantoro

IMG_2693

Lahir di Solo pada tahun 1938 dan dikenal sebagai pelukis dengan gaya figuratif yang khas. Hampir di semua lukisannya ada objek manusia dengan mata hitam pekat dengan warna-warna datar dan sederhana. Jeihan memandukan alam mistis timur dengan alam analitis barat, karenanya suasana meditatif sangat kental tercermin dalam karyanya. Sama seperti Herry Dim, Jeihan suka sering mengadakan pameran di dalam dan luar negeri.

Masa kecil dan masa remaja Jeihan mengalami banyak kesulitan, tapi dia tetap terus berlatih melukis, bahkan sampai menjadi guru lukis teman-temannya. Karirnya benar-benar dirintis dari bawah. Baru setelah 7 kali mengadakan pameran tunggal, karyanya ada yang terjual. Bukan hanya itu, dia selalu saja ada yang mengkritik. Tapi dia tidak pernah takut tantangan. “Aku sengaja mengundang tantangan!” katanya. Ketekunannya berbuah hasil. Saat ini lukisan Jeihan dihargai ratusan juta rupiah, dan katanya beliau adalah salah satu pelukis terkaya di Indonesia.

Don Antonio Mario Blanco

antoniomariablanco

Antonio Blanco mungkin bukan pelukis asli Indonesia, tapi udah lama banget menetap di sini dan karya-karyanya memang terinspirasi dari Indonesia. Pelukis keturunan Spanyol dan Amerika ini lahir di Manila pada tahun 1912 dan meninggal di Bali pada usia 87 tahun. Beliau hijrah ke Bali pada tahun 1952 dan menikahi wanita model lukisannya, seorang penari tradisional Bali bernama Ni Ronji. Rumah tempat tinggal Blanco di Ubud adalah pemberian Raja Ubud dari Puri Saren Ubud, Tjokorda Gde Agung Sukawati.

Ketika orang membicarakan Antonio Blanco, orang juga membicarakan perempuan, karena di semua lukisannya selalu ada perempuan yang sebagian besar bergaya sensual. Antonio adalah pelukis feminin abadi, maestro lukisan romantik-ekspresif. Kolektor lukisan Blanco juga bukan orang sembarangan. Selain Bung Karno dan Adam Malik, Ingrid Bergman dan ratu telenovela Meksiko, Thalia, Pangeran Norodom Sihanouk, dan Michael Jackson juga mengoleksi karyanya. Bahkan Michael pernah membubuhi tanda tangannya pada sebuah lukisan karya Blanco yang didonasikan untuk Children of the World Foundation.

Kalo kamu fasnya Blanco pasti udah pernah juga berkunjung ke The Blanco Renaissance Museum di Ubud. Ada lebih dari 300 karya Blanco tersimpan apik di museum yang sebenarnya sudah menjadi impiannya sejak ketika masih hidup.

 

Masih ada beberapa nama lagi yang akan Kopling tulis di artikel berikutnya. Baca terus artikel-artikelnya Kopling ya!

Sumber foto: geringerart.com dan beberapa sumber lainnya

Pantone Itu Bukan Shampoo, Tapi…

“It’s so beautifully arranged on the plate – you know someone’s fingers have been all over it.” – Julia Child Seenak-enaknya makanan, nggak akan bisa ...
joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official