Tuang Semarang by Karamba & Friends

Persepsi bisa diartikan sebagai tindakan menyusun, mengenali, dan menafsirkan informasi sensoris guna memberikan gambaran dan pemahaman tentang suatu objek. Faktor-faktor yang memengaruhi persepsi terletak dalam diri pembentuk persepsi, dalam diri objek atau target yang dipersepsikan, atau dalam konteks situasi di mana persepsi tersebut dibuat. Persepsi bisa muncul karena asumsi, sedangkan asumsi muncul karena pengalaman masa lalu. P engalaman masa lalu ini bisa muncul karena individu tersebut mengalami sendiri atau membaca dan mendengar persepsi dari individu lainnya.

Kota Semarang bisa dipersepsikan beragam oleh masyarakatnya. Para pedagang dan pemilik modal bisa mempersepsikan Semarang sebagai kota perdagangan. Sedangkan para investor dan developer berusaha menguatkan citra Semarang sebagai surganya M.I.C.E. (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition). Para pelaku seni berlomba- lomba membuat keriuhan agar Semarang juga dipersepsikan sebagai kota seni (atau mungkin kota event). Di sisi lain para aktivis seni jalanan mempersepsikan tembok selayaknya kanvas di ruang publik.

Semua sah karena Kota adalah tempat berebut kuasa, kepentingan, dan persepsi. Ketika terjadi perbutan, maka pilihannya adalah berkonflik atau bersinergi. Tentunya yang terakhir adalah pilihan yang bijak menuju terciptanya kota milik bersama yang humanis dan sejahtera.

Namun dalam praktiknya, perkembangannya sebuah kota seringkali memihak kelompok tertentu. Perkembangan sebuah kota di negara berkembang seperti Indonesia juga lebih banyak ditekankan pada aspek ekonomi daripada sosial dan budaya. Di lain sisi persepsi-persepsi tiap kelompok di masyarakat jarang disinergikan dan muncul beragam konflik. Hal ini berujung keacuhan terhadap perkembangan kota yang salah arah ini. Reaksi yang muncul seringkali sesunyi bisik-bisik tetangga yang tidak cukup kencang dalam menggoyang kebijakan para stakeholder di Kota Atlas.

Pada kasus pembangunan P asar Sampangan misalnya. Dari wawancara yang pernah dilakukan pada pedagang di pasar itu, mereka lebih menginginkan pasar seperti Pasar Dargo di mana para penjual dan pembeli leluasa bertukar informasi karena bangunannya yang memiliki ruang tak tersekat sekat. Sementara Pasar Sampangan yang baru dibangun bertingkat, struktur dalamnya lebih mirip ruko sehingga mereka kesulitan berkomunikasi satu dengan lain.

Masih banyak lagi perbedaan persepsi antara masyarakat dengan pemerintah atau antar kelompok masyarakat di Kota Semarang. Semua warga masyarakat perlu untuk menuangkan persepsi atas kotanya untuk kemudian bersinergi satu sama lain. Selain itu mereka juga harus terlibat aktif dalam mengawal kebijakan dan perkembangan kota ini.

Dalam rangka Festival Kota Masa Depan (Perayaan Ulang Tahun ke-10 Hysteria), Karamba Art Movement dan Lopen Semarang mengadakan Tuang Semarang. Ini adalah proyek yang mengajak anak muda untuk berani menuangkan dan memvisualkan persepsinya atas kota Semarang. Selain itu akan ada pameran dan e-book yang melibatkan seniman, desainer, dan penulis lokal Semarang.

Jadwal Acara
Tanggal pameran: 22 – 30 November 2014
Lokasi: CB 31 Art Space, Cinde Barat no.31, Semarang

Pembukaan Pameran dan Peluncuran E-book
Hari/tanggal: Sabtu, 22 November 2014
Jam: 19.00 – selesai
Lokasi: CB 31 Art Space, Cinde Barat no.31, Semarang
Kegiatan: pembacaan puisi; live music dari Racau Kemarau, Adit Mada, dll

Presentasi dan Diskusi Peka Kota
Hari/tanggal: Minggu, 30 November 2014 jam 19.00 – selesai
di Lawang Sewu, Semarang

Penulis yang Terlibat
1. Galih Pratama (Karamba Art Movement)
2. Yogi Fadjri (Lopen Semarang)
3. Anandito A prio (V okalis Gagak Rimang)
4. Arif Ardy (Dosen Seni Rupa Unnes)
5. Rahmat P etuguran (Dosen Bahasa Unnes)

Perupa yang Terlibat
1. Yuyut Baskoro
2. Heru Budi Kuncoro
3. Azis Wicaksono
4. Bryan Dimas Sakti
5. Akhnis Rasyid Anshari
6. Dian Ika a.k.a. Oyon
7. Andy Sueb
8. Degi Hanriwibawa
9. Garna Raditya
10. Anto Tantowi
11. Ahmad Taufik
12. Dika Adikara
13. Sofyan Hidayat a.k.a. Brojol

pameran-tuang-semarang-by-karamba-and-friends

About author

Jalan-Jalan Jakarta pt.1

Kamu kalau punya waktu luang biasanya ngapain? Pergi ke mal? Nonton bioskop? Makan? Kadang ngerasa bosen nggak sih sama hiburan yang itu-itu aja? Kalau iya, ...
joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official