Setelah cukup lama milah-milih karya hasil submit-an teman-teman semua, akhirnya Kopling, dengan bantuan para bung-bung “tim” kurator yang terdiri dari: Arya Mularama, Isrol Triono, Raymond Malvin dan Ritchie Ned Hansel memilih karya-karya berikut untuk Pameran Online #1: “2012”. Enjoy!
“Minum kopi sebelum (ki)amat datang” – Acul Gaos
Apa yang kita bisa bawa akan kiamat datang? Itu yang timbul di benak Acul ketika mendengar tema 2012. Ketidaktahuan akan apa yang akan terjadi di tahun 2012 menimbulkan sebuah pemikiran simpel yang dapat kita simpulkan dari pernyataan Acul.
“Saya hanya anak muda yang suka kopi. Setelah minum kopi, semangat saya bertambah. Terkadang lari saya lebih kencang… Mungkin saya akan minum kopi dan lari semisal (ki)amat datang.”
“Keep On Believe” – Azis Wicaksono
Pensil di atas kertas.
Pada awal tahun 2011 lalu berita akan berakhirnya peradaban manusia sangat gempar diberitakan yang didasari oleh penanggalan suku Maya. Namun pada akhirnya berita tersebut hanya menjadi isu dan belum ada yang tahu kebenarannya.
Menurut Azis, dia tetap percaya bahwa kehidupan manusia itu tidak akan pernah berakhir selama manusia masih memiliki kepercayaan terhadap Tuhannya, karena memang tidak dapat dipungkiri bahwa Ia-lah sang pencipta.
“Jadi ya kita sebagai umatnya kalo percaya ya semoga kita diberikan umur yang panjang,” ujarnya.
“Di tahun 2012, pertanyaan ini belum juga musnah” – Bad Excel
Gambar menggunakan software Microsoft Excel.
“Gadgetly Superstitious” – Bea
Pensil di atas kertas. Warna menggunakan Photoshop.
Menceritakan tentang di tahun 2012 dimana kita bisa melihat banyak perkembangan di bidang teknologi dan kita semua dikelilingi oleh gadget-gadget canggih. Orang menggunakan mereka sehari-hari untuk hampir semua hal. Namun tetap banyak orang masih percaya ramalan, horoskop, dan banyak hal takhyul lainnya. Jadi, sekarang di tahun 2012 ini, kita tinggal di dunia dimana kontradiksi sangat berkembang
“AROUND” – Degi Hanriwibawa
Pensil, tinta, cat air di atas kertas.
Perubahan kultur, semakin majunya jaman membuat manusia menjadi tidak lagi seperti dulu. Hidup dengan pola terbalik, dan ketidakwajaran yang tidak pernah ada pada jaman sebelumnya. Menerimanya begitu saja dan tidak menganggapnya tabu.
“More plants for Mother Earth” – Dinda gayathri
Entah berapa tuanya usia bumi ketika menginjak tahun 2012. Bumi semakin ‘sesak nafas’ ketika semakin bertambahnya berbagai macam polusi, meningkatnya pembangunan gedung di sana-sini, dan semakin berkurangnya tumbuhan di tubuh bumi.
Dalam karya ini, Dinda menggambarkan bulatan penuh tumbuhan, yang diibaratkan sebagai bumi. Seorang perempuan di dalamnya merupakan ibu bumi. Ia dikelilingi oleh tumbuhan-tumbuhan yang memenuhi bulatan tersebut. Ibu bumi adalah tanah yang merupakan sumber dari kehidupan. Tanpa tanah, tumbuh-tumbuhan dan semua makhluk hidup lainnya tidak mendapat kesempurnaan hidup.
“Oleh karena itu, dalam karya ini saya ingin mengajak agar di tahun ini kita semakin peduli kepada bumi. Salah satu caranya dengan menanam lebih banyak tumbuhan untuk ibu bumi. Agar bumi dapat berangsur pulih dari sesak nafasnya. Untuk bumi dan untuk kita,” ujar Dinda.
“Dalam” – Fransisca
Tahun 2012 di benak Fransisce adalah banjir 5 tahunan yang terjadi di Jakarta. Sudah 5 tahun berlalu semenjak banjir yang lalu, namun masih tidak ada perbaikan, rumah di pinggiran sungai makin banyak, dsb. Kekhawatiran akan hal ini yang mendorong Fransisca membuat karya yang berjudul “Dalam” ini.
“New friend from outer space come with a slice of peace” – Galih Pratama
Akrilik di atas kardus Pizza.
Banyak orang mempersepsikan 2012 dengan akhir dunia dan segala hal yang menakutkan. Tapi bagi Galih, jika pada 2012 ada meteor menabrak bumi itu adalah bagian siklus alam semata dan manusia pasti bisa menghadapinya.
“saya juga berharap peristiwa langka tersebut membuka peluang bagi manusia untuk beinteraksi atau bahkan berteman dengan alien….semoga.”
“Caffed in and take it easy” – Karin-Josephine
Orang terlalu meributkan hal-hal yang berkenaan dengan tahun 2012. Menurut Karin, jalani dan sikapi saja segalanya tanpa berlebihan, tak usah terlalu repot dengan segala tetek bengek yang belum terjadi. “Jangan lupa, segelas kopi selalu bisa membantu untuk tetap tenang!,” tambahnya.
“GOD (WRATH & SORROW)” – Randy Raharja
Tema Randy berkaitan dengan hal-hal religius, tentang keTuhanan, tentang masa lalu. “GOD (WRATH & SORROW)” adalah 2 ekspresi Tuhan yang kita ‘buat’. Persepsi akan kemalangan yang kita hadapi, kita tuangkan ke dua ekspresi kepada Tuhan dalam bentuk penyesalan dan pertanyaan.
Dalam penyesalan, kita menggugat Tuhan, mengklaim Ia adalah yang maha pemarah, penghancur. Di satu sisi, kita mengkambinghitamkan Tuhan atas segala hal buruk yang terjadi kepada kita.
Relevansi ke tahun 2012 adalah kaitan dengan ‘kiamat’ dalam konteks yang berbeda. Masalah lingkungan, masalah ekonomi, krisis, dan lain-lain. Kita berteriak, marah, berdemo, tanpa pernah kenal betul akal persoalan yang sebenarnya.
Ke-2 karya ini adalah bentuk ketidakpuasan, dan kemuakan akan kebodohan manusia yang asal saja mengembalikan semua itu langsung ke tangan Tuhan, tanpa pernah berkaca.
“Life in Destiny” – Yeriko Naektua
Kita mungkin sudah melihat apa yang telah terjadi dengan dunia flora, terutama pepohonan di hutan belantara yang kian lama kian hilang. Pengembangan industri legal maupun ilegal menjadi sebuah alasan klasik. Ironisnya lagi, hasil industri yang telah mematikan populasi tumbuhan itu tidak dimanfaatkan pula secara maksimal. Kertas dibuang-buang tidak digunakan secara maksimal dan sebagainya.
Dan akhirnya penebangan dan atau pembakaran hutan yang kian tahun kian ‘menggila’, efek pemanasan global makin terasa akhirnya membuka mata setiap orang untuk melakukan aksi-aksi yang katanya go-green. Tapi nyatanya, banyaknya aksi penebangan, pembakaran atau perusakan hutan tetap jauh lebih besar dibanding aksi perbaikan alam itu sendiri.
“Dan saya masih melihat akan makin banyak kerusakan yang terjadi pada tumbuhan, hutan dan ekosistem kehidupan di dalamnya di tahun 2012” ujar Yeriko.
–
Nah, itu dia karya-karya Pameran Online #1 dengan tema “2012”. Mungkin dari karya tersebut kita semua bisa mengambil kesimpulan bahwa terlepas dari segala ‘gonjang-ganjing’, isu, dan ketidakjelasan tahun ini, kita masih dapat berpandangan positif dan berharap yang terbaik sambil tetap berkarya semaksimal mungkin setiap harinya. Jadi setidaknya kalau (amit-amit) yang terburuk terjadi, setidaknya kita sudah berbuat sebaik mungkin segala peranan kita sebagai manusia.
Bagi yang karyanya belum masuk di Pameran Online kali ini jangan berkecil hati. Dari bung-bung “kurator” juga sangat kesusahan memilih dari seluruh karya submit-an teman-teman semua yang super keren. Better luck for the next one guys (#2). Tetap ikutan dan berkarya bareng Kopling ya.