Konon kabarnya, di akhirat nanti, kita semua harus melewati “sirath” atau jembatan yang tipisnya seperti sehelai rambut yang dibelah tujuh, yang tajamnya melebihi mata pedang dan sangat tipis. Saking tipisnya, nggak semua manusia bisa melewatinya, dan pilihannya hanya dua: lolos dan masuk durga, atau gagal dan masuk ke dalam neraka yang berada di bawah jembatan itu.
Masalah kebenaran tentang kepercayaan di atas itu hanya Tuhan yang tahu, tapi anyway, helai rambut kita memang sangat tipis. Kebayang nggak kalau rambut yang setipis itu dijadikan kanvas atau media untuk membuat komik?
Tapi itulah yang terjadi. “Juanita Knits the Planet” saat ini dikenal sebagai komik terkecil di dunia. Melalui video di atas, kamu bisa melihat bagaimana sehelai rambut diubah menjadi sesuatu yang nggak pernah kita bayangkan sebelumnya.
Karya mikroskopis ini dibuat untuk mempromosikan Exceptional Hardware Software Meeting yag berpusat di Hamburg, Jerman, yang adalah sebuah konferensi bagi orang-orang yang bergerak di bidang komputer secara profesional.
Komik ini terdiri dari 12 bingkai, dan setiap bingkainya berukuran kurang lebih 25 mikro meter. Setiap helai rambut manusia sendiri umumnya lebarnya sekitar 80 mikro meter. Komik yang awalnya dibuat oleh Claudia Puhlfürst ini menggambarkan seorang gadis muda yang bermain dan berinteraksi dengan berbagai objek.
Karya mikroskopis seperti ini bukan yang pertama dibuat sebetulnya, meskipun ini adalah komik yang terkecil yang pernah ada di dunia. Ada dua artis lainnya yang juga pernah membuat karya semungil ini sebelumnya. Ini dia salah satunya.
Nikolai Aldunin yang berasal dari Rusia dikenal orang karena karya seninya yang mikroskopis. Dia nggak hanya terkenal di Rusia, tapi juga di seluruh dunia. Salah satu karyanya adalah sebuah tank T-34 yang besarnya hanya seukuran biji buah apel dan terbuat dari lebih dari 200 bagian, dan seluruhnya dibuat dari emas. Nikolai inilah yang menjadi sumber inspirasi berdirinya museum untuk barang-barang miniatur di Moscow.
Lalu ada juga Hasan Kale dari Istanbul yang menggambar di atas berbagai objek yang sangat kecil, seperti biji buah-buahan atau sayap serangga. Sudah tentu Hasan nggak cuma berbakat, tapi dia juga sangat penyabar dan teliti. Lihat betapa rapi dan detilnya dia saat melukiskan kota kelahirannya, Istanbul, di atas sepasang sayap kupu-kupu.
Mungkin beberapa orang akan bilang karya mereka aneh, atau hanya mencari gimmick. Tapi bagaimanapun, yang unik akan selalu diingat orang kan?
Sumber foto: thisiscolossal.com dan beberapa sumber lainnya.
