Salah besar kalau kita menganggap yang dibutuhkan untuk menjadi seorang ilustrator profesional itu hanyalah keahlian teknis. Ada banyak banget elemen-elemen penting lainnya yang harus kita kembangkan untuk bisa bersaing dengan banyaknya ilustrator di luar sana.
Menjadi seorang ilustrator profesional yang nggak terikat dengan perusahaan itu sama seperti membangun sebuah bisnis. Bedanya, diri kita sendiri yang menjadi brand-nya. Dalam membentuk sebuah brand, kita harus mempunyai produk yang kuat dan memiliki ciri khas, serta memiliki target market yang jelas. Poin-poin ini dibahas saat seminar NgabubuART bersama Diela Maharanie, Mayumi Haryoto, Monica Hapsari, dan Muhammad Taufiq (Emte) yang diadakan oleh Catalyst Arts hari Kamis, 23 Juni kemarin di Waga Gallery and Studio.
Dimulai dari Mayumi Haryoto, seorang ilustrator yang memiliki spesialisasi di bidang advertising, ia menjabarkan bahwa industri untuk para ilustrator itu sebenarnya sangat luas. Ada banyak opsi untuk setiap gaya karya, dan percaya deh, masing-masing gaya itu memiliki market-nya masing-masing.
Sementara itu, Emte, yang salah satu keahliannya adalah ilustrasi untuk editorial, mengaku sudah rutin menggambar sejak ia masih kecil. Awalnya ia suka menggambar komik, kemudian mulai melakukan eksplorasi ke berbagai medium lainnya, termasuk medium cat air yang saat ini sedang ia geluti. Eksplorasi tersebut mengarahkan Emte ke penemuan gaya berkarya yang membuatnya menjadi salah satu ilustrator populer saat ini.
Seperti yang disebutkan di awal artikel, perjalanan karier menjadi seorang ilustrator nggak berhenti sampai di menemukan gaya berkarya. Menurut Monica Hapsari, penting bagi seorang ilustrator untuk terus melakukan riset pasar. Networking dengan sesama ilustrator dan orang-orang penting di bidang yang ingin kita dalami juga harus dilakukan kalau ingin karya kita dikenal orang.
Selain menjemput bola dengan menargetkan orang-orang yang spesifik di bidangnya, sebenarnya ada satu cara lagi yang bisa dilakukan seorang ilustrator untuk membuat karyanya dikenal banyak orang: dengan membangun brand-nya sendiri. Diela Maharanie, contohnya, selain mengerjakan komisi ilustrasi juga secara rutin memproduksi merchandise berisi ilustrasinya. Yang terpenting adalah percaya dengan karya yang kita buat, lalu tunjukkan karya tersebut ke orang banyak sambil menciptakan brand kita sendiri.
Acara NgabubuART ditutup dengan sesi tanya jawab dari para peserta untuk empat pembicara di atas. Antusiasme para peserta untuk menjadi seorang ilustrator profesional terasa sangat besar. Mudah-mudahan segala tantangan dan kesulitan yang dijabarkan oleh para pembicara bukan menyurutkan api mereka, tapi justru membuat mereka berusaha lebih banyak lagi. Karena meskipun media sosial sangat membantu dalam menaikkan popularitas, pada akhirnya konsistensi kita dalam berkarya dan kreativitas kitalah yang membantu mempertahankan karier untuk jangka panjang.
Senang sih melihat seminar NgabubuART ini, karena ternyata peserta yang datang cukup banyak dan sharing dari keempat ilustrator pembicara juga sangat berguna untuk mereka yang ingin terjun ke dunia ilustrasi, terutama untuk urusan di belakang layar yang biasanya jarang masuk ke pembahasan.
Ke depannya acara talkshow seperti ini akan kembali diadakan dengan topik-topik lain yang menarik juga tentunya. Jadi, terus pantengin informasinya di Twitter @catalystarts_id atau Instagram @catalyst_arts ya. Kalau kamu punya ketertarikan khusus terhadap suatu topik dan ingin diangkat, bisa lho diajukan ke Catalyst Arts. Silakan langsung email saja ke hello.catalystarts@gmail.com.
Sampai jumpa di acara selanjutnya!