Wortel, Telur, atau Biji Kopi?

10

Lagi, sebuah cerita inspiratif tentang kopi yang pengarangnya, sayangnya, nggak diketahui siapa. Tapi pastinya, siapapun yang mengarang cerita ini, adalah orang yang sangat bijak.

Begini ceritanya:

Ada seorang petani muda yang sangat miskin. Dia hidup dengan ayahnya, yang juga adalah seorang petani. Petani muda ini sangat suka mengeluh, begitu pun yang dia lakukan pada hari ini. Dia merasa lelah setelah seharian mencangkul di sawah, dan mengatakan bahwa hidup ini nggak adil buat mereka. Mereka sudah bekerja begitu keras, tapi tetap miskin, sedangkan banyak orang yang terlihat santai, tapi hidup dalam gelimang harta.

Sang ayah menatap petani muda ini sejenak, lalu mengajaknya ke dapur. Petani tua itu mulai mengisi tiga buah pot dengan air, dan masing-masing diletakkan di atas api yang besar. Tanpa sepatah kata pun, mereka berdua lalu duduk.

Setelah ketiga pot itu mendidik, sang ayah memasukkan wortel di pot yang pertama. Di pot yang kedua, ia meletakkan beberapa butir telur, sementara di pot yang ketiga, petani tua itu mengisinya dengan beberapa butir biji kopi.

“Menurutmu, apa yang akan terjadi dengan wortel, telur, dan biji kopi itu, Nak?” tanya sang ayah.
“Sudah tentu akan menjadi matang, Ayah,” kata anak muda yang suka mengeluh itu.

Setelah 20 menit, petani tua itu mematikan api, dan mengangkat pot-pot itu, lalu mendekatkan pada putranya.

“Rasakan. Apa yang kamu lihat, Nak?”

Sang anak memegang wortel yang sudah direbus itu, dan memperhatikan perubahannya. Wortel yang tadinya keras, sekarang menjadi sangat lunak.

Lalu sang ayah meminta anaknya untuk mengambil sebutir telur dan mengupas kulitnya. Telur itu sudah matang.

Akhirnya, sang ayah meminta putranya untuk menghirup kopi. Sang anak tersenyum dan mencium aroma kopi yang sedap. Tapi dia tampak kebingungan.

“Mengapa, Ayah?”

Sang ayah mulai menjelaskan bahwa ketiga benda itu sebenarnya mengalami hal yang sama. Semuanya sama-sama direbus, tapi ketiganya mempunyai reaksi yang berbeda.

Wortel yang tadinya tampak kuat setelah kena air mendidih menjadi lembek dan lemah. Telur yang tadinya kulitnya rapuh, setelah direbus permukaannya menjadi keras dan kaku. Sementara, biji kopi mencair saat dipanaskan dan menebarkan aroma yang harum.

“Yang manakah kamu, Nak” tanya sang ayah.

Air yang mendidih adalah perlambang masalah dalam hidup kita. Ketika masalah itu datang, bagaimana reaksi kita? Apakah kita yang tadinya terlihat kuat menjadi lemah ketika dihadapkan dengan masalah, seperti sebuah wortel? Ataukah kita seperti sebutir telur yang tadinya berhati baik, tapi berubah menjadi keras hati ketika bertengkar dengan teman dan keluarga kita? Mungkin kulit luar kita terlihat sama, tapi di dalam hati, kita mengeras.

Atau, kita seperti biji kopi? Ketika ada yang menyakiti perasaan kita, kita malah menjadi sosok yang lebih baik, bahkan dapat mengubah situasi? Ketika dihadapkan dengan masalah, apakah kita diubah oleh sekeliling kita, atau kita berjuang untuk keluar dari masalah dengan cara yang positif?

Jadi, yang manakah kamu: wortel, telur, atau biji kopi?

Sumber gambar:

joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official