Art

Selamatkan Lingkungan dan Anak Lewat Musik

Saat dunia punya banyak cara yang menarik buat nyebarin pesan untuk peduli lingkungan, seorang laki-laki di Paraguay punya cara yang sangat inovatif buat promosiin ide-ide hijaunya. Nggak cuma itu, dia juga menyuarakan kepedulian sosial dan mendukung musikalitas anak-anak di sana yang hidup di bawah garis kemiskinan.

Laki-laki itu, Favio Chavez, kerja di sebuah ladang yang luas di selatan Paraguay, Asuncion, 7 tahun yang lalu sebagai teknisi ekologi ketika dia mulai temenan sama keluarga-keluarga di sana yang mata pencahariannya dari sampah dan hidup di antara sampah. Mulai deh dia nyari cara buat bikin alat-alat musik dari kaleng oli yang kotor, botol-botol selai bekas, kayu, garpu, dan sampah-sampah lainnya di Cateura Landfill dan bikin orkestra bernama Recycled Orchestra. Anggotanya? Ya anak-anak setempat.

Cateura ini letaknya di pinggir Sungai Paraguay, dan setiap harinya nerima 1.500 ton sampah. Karena pengaturan yang buruk atas sampah-sampah ini, akhirnya jadi polusi air dan ngebahayain kesehatan penduduknya. Ada sekitar 2.500 keluarga yang tinggal di sini dan mereka rawan keracunan sampah.

Chavez yang memang seorang musisi ini awalnya kepengen banget ngajarin musik ke anak-anak di sana yang juga kerja di pembuangan sampah, tapi peminatnya terlalu banyak dan alat musiknya terbatas. Harga sebuah biola, misalnya, lebih mahal dari uang sekolah mereka dan orangtua mereka nggak mampu ngebeliin. Sekolah aja mereka nggak lho, jadi mereka dari kecil udah disuruh kerja sama orangtuanya.

Pada suatu hari, dia tiba-tiba tanpa sengaja denger ada bunyi yang menarik dari sampah-sampah itu ketika dibunyiin, dan terus dia konsultasi sama seorang pemungut sampah di sana yang namanya Cola buat menyempurnakan alat-alat musik buatannya. Awalnya memang nggak mudah, dan dia terus belajar untuk menyempurnakan karyanya. Baru setelah 4 tahun, dia nemuin bahan yang tepat buat alat-alat itu.

Anak-anak yang jadi anggota orkestranya Chavez ini nggak cuma iseng dan mereka serius banget latiannya. Keluarga mereka juga ngedukung. Hasilnya, sekarang mereka udah menerima pengakuan dunia dan udah pernah ngadain konser hampir di seluruh dunia – dari Argentina sampai Brazil, dan pernah manggung di Jerman juga. Chavez tugasnya di sini jadi guru musik mereka, sementara yang jadi konduktor di orkestra ini namanya Szara. Mereka berdua tentunya kerja tanpa dibayar, dan perlu hati dan kasih sayang yang besar ya buat proyek semulia ini…

Cerita unik ini sangat menginspirasi sampe mengetuk perhatian seorang pembuat film dari Amerika Serikat, dan mereka dibuatin sebuah film dokumenter yang judulnya “Landfill Harmonic”. Orkestra anak-anak ini juga udah nyumbangin sebagian dari alat musik mereka ke Musical Instrument Museum di Phoenix, Arizona, dan mereka juga bikin konser di sana. Sutradaranya, Graham Townsley, kagum banget sama semangat anak-anak ini, karena meskipun mereka hidup sangat miskin mereka nggak patah semangat dan mau terus maju dalam bermusik. Film ini masih dalam pembuatan dan rencananya baru akan diputar tahun 2014.

Tonton deh trailer filmnya di bawah ini. Menyentuh sekali.

Tapi sebenarnya, apa tujuan bikin proyek ini sih? Nggak lain adalah buat ngedidik masyarakat dunia tentang masalah dunia juga ngasih kesempatan ke anak-anak yang kurang mampu, karena semua orang berhak dikasih kesempatan. Dan anak-anak ini ngasih contoh, bahwa meskipun mereka sangat miskin, mereka juga bisa ngasih sesuatu ke masyarakat. Anak-anak ini meskipun nggak sekolah, tapi paling nggak sekarang mereka punya kemampuan bermusik dan punya harapan bahwa mereka bisa terus maju nantinya.

About author

[LIPUTAN] Pameran Diam-diam Suka

Berkesenian sepertinya cukup menjadi pilihan bagi sebagian orang untuk mengakhiri tahun 2014 dengan kreatif dan produktif. Yap, di akhir minggu terakhir di penghujung tahun 2014 ...
joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official