Semuanya Tergantung dari Sudut Pandang

Tubuh manusia itu memang indah, nggak heran makanya kalau dalam seni sering menjadi sumber inspirasi, atau bahkan obyek – baik dalam fotografi, seni lukis, seni patung, seni ukir, atau bahkan seni sastra. Tapi apa yang menjadi batasan apakah sebuah karya seni itu keindahan belaka, atau pornografi? Hal ini sebenarnya sangat subyektif. Apa yang menurut mata sang seniman itu sesuatu yang layak untuk dibuat karena nilai estetikanya, bagi orang lain bisa jadi murni pornografi.

reclining-nude

Reclining Nude, Head Resting on Right Arm oleh Amedeo Modigliani

Kuncinya bukan terletak pada komposisi wajah obyek yang sedang dibuat, atau apakah proporsi tubuhnya dibuat dengan perhitungan anatomi yang tepat, juga bukan apakah karya itu dibuat dengan aliran realistis, impresionis, ekspresionis, atau aliran lainnya. Alasan seorang seniman membuat karya seni yang sensual adalah karena menurutnya, karyanya itu indah dan layak menerima pujian. Seperti juga halnya dalam fotografi. Yang terpenting bukan apakah foto itu berwarna atau nggak, kuno atau modern, laki-laki atau perempuan, tapi yang menjadi kuncinya adalah cara pendekatan si seniman terhadap obyeknya. Tapi pada prakteknya nggak begitu. Kalau sang seniman melihat obyeknya sebagai sesuatu yang porno, belum tentu kita melihatnya dengan pikiran yang sama. Semua orang berhak mempunyai interpretasinya sendiri terhadap sebuah karya seni. Ada yang menganggap sebuah karya seni itu erotis, indah, provokatif, atau bahkan porno.

robert-mapplethorpe

Robert Mapplethorpe – Ken, Lydia dan Tyler

Nggak semua seniman yang menggambar obyek telanjang itu mempunyai pikiran yang porno. Nggak semua seniman itu pornografer, tapi pornografer bisa saja mengganggap diri mereka seniman. Seorang pornografer biasanya adalah orang yang sangat eksibisionis dan tujuannya hanya satu: untuk merangsang penikmat karyanya. Sementara seorang seniman nggak berpikir seperti itu. Dia membuat karya yang erotis semata-mata karena menurutnya subyeknya itu adalah sesuatu yang indah.

Tapi harus diakui bahwa terkadang karya yang sensual itu sama-sama merangsangnya dengan karya yang bermuatan pornografi. Tapi karya seni yang sensual nggak akan pernah usang, sementara karya yang murni porno akan cepat berlalu dan dilupakan orang. Selain itu, tujuan utama orang membuat karya yang bersifat pornografi adalah untuk mencari uang. Jadi, hal utama yang mereka kejar adalah materi, sementara yang dikejar oleh seorang seniman adalah keindahan. – meskipun karya mereka bisa jadi juga menghasilkan uang, meskipun uang bukan tujuan utama mereka. Sementara seorang pornografer nggak terlalu peduli dengan keindahan, yang penting karyanya dapat merangsang orang lain dan dapat menghasilkan banyak uang.

Pierre-Auguste_Renoir_125-2

The Bathers, Renoir

Kata “pornografi” sendiri memang hampir selalu berkonotasi dengan eksploitasi seksualitas manusia. Nggak heran makanya banyak penulis (terutama penulis perempuan) yang sering mengeluhkan hal ini, bahwa pornografi itu hanya bertujuan untuk memuaskan nafsu laki-laki. Pornografi memang bertujuan untuk menjadi pelarian sementara bagi orang-orang yang frustrasi secara seksual, sementara erotisme menawarkan sesuatu yang lebih dalam: mengajak kita untuk memasuki sebuah pengalaman yang “derajatnya” tentu lebih tinggi.

Sekarang, coba kamu bayangkan beragam jenis makanan yang diletakkan di atas tubuh seseorang. Umumnya, orang akan membayangkan tubuh perempuan yang ditumpangi berbagai jenis makanan. Namun, jika sudut pandang penyampaiannya diubah sebenarnya gambaran ini bisa menjadi sangat Indah. Di dalam bukunya, La Figa, seorang koki dan juga seniman Tiberio Simone menghasilkan gambar-gambar sensual dan imajinatif dengan menggunakan tubuh manusia sebagai kanvasnya dan bahan makanan segar sebagai kuasnya. Bagi Tiberio, makanan dan sensualitas sangat berhubungan. Orang-orang saat ini cenderung untuk mengonsumsi makanan cepat saji dan mengharapkan hubungan seksual yang berlangsung cepat. Padahal, keduanya bisa dibilang nggak meningkatkan kualitas hidup. Karenanya sangat penting untuk memerhatikan bahan-bahan makanan yang kita konsumsi dan tentu saja, melakukan hubungan seksual hanya dengan orang yang tepat dan di saat yang tepat. Inilah yang ingin dia sampaikan dari karya-karyanya.

italy

La Figa oleh Tiberio Simone

Kesimpulannya, yang membedakan erotisme dengan pornografi bukanlah sesuatu yang bersifat grafis, tapi tujuan dibuatnya karya itu. Erotisme nggak akan berfokus pada alat kelamin manusia atau kegiatan seksual, baik antara laki-laki dan perempuan, atau kegiatan seksual kaum gay dan lesbian, tapi berfokus pada makna dan simbolisme di balik itu semua. Perilaku sang seniman akan terlihat jelas saat karyanya itu sudah selesai dibuat: mana yang seniman sejati, atau mana si pornografer.

Sumber gambar: Dailyartpixx.com, blogspot.com, wikimedia.com, amazon.com

[PAMERAN] [S]mallseries #4: Temet Nosce

Smallseries adalah pameran rutin setiap tahun sekali yang diadakan oleh Independent Art-Space and Management – I AM. Konsep pameran Smallseries adalah pameran bersama – dengan ...
joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official