Musim panas tahun ini semakin menggila ya. Nggak kira-kira panasnya, bahkan sampai 35C lho. Di saat panas kayak gini, yang paling cocok itu bukan minuman yang panas, tapi minuman yang dingin – termasuk kopi.
Banyak jenis minuman kopi dingin, tapi biasanya didingininnya pas udah jadi dengan cara tinggal ditambahin es batu, dan bukan dalam proses pembuatannya. Lain dengan kopi cold brew atau cold press yang dibuat dengan cara merendam kopi di dalam air, biasanya selama 12 jam atau lebih. Airnya bisa air dengan suhu kamar, atau air dingin. Hasilnya adalah biang atau konsentrasi kopi yang kemudian disajikan begitu aja, atau dilarutkan dengan susu atau cokelat, atau es yang diblender.
Cold brew ini rasanya lebih manis karena kadar asamnya yang rendah. Para pencinta cold brew mengklaim bahwa metode yang dipakai dalam pembuatan cold brew ini menghasilkan kopi yang rasanya paling lembut sekaligus kaya. Orang Amerika udah lama banget suka dengan kopi dingin yang dibuat dengan cara ini, tapi diminum di tempat-tempat lain yang udaranya panas seperti Vietnam dan Peru.
Menurut sejarah, alat untuk ngebuat cold brew ini ditemukan pada tahun 1964 oleh seorang insinyur kimia yang bernama Todd Simpson. Ketika itu Todd memesan kopi di sebuah coffee shop di Guatemala dan dia dikasih kopi yang dingin dengan tambahan air mendidih di sampingnya. Minuman ini sebenarnya untuk ibunya yang sebenernya nggak bisa minum kopi karena pencernaannya nggak baik dan ternyata nggak mengalami masalah ketika minum kopi yang dibuat dengan cara ini.
Tapi ada juga cerita lain yang mengatakan bahwa cold brew ini ditemukan pada tahun 1908 oleh seorang ibu rumah tangga dari Jerman yang bernama Melitta Bentz – atau setidaknya, Melitta ini diyakini sebagai pencipta kertas yang dipakai sebagai filter dalam pembuatan cold brew. Selain cerita ini, ada juga yang bilang bahwa teknik ini ditemukan di Indonesia – tepatnya di Pulau Jawa. Wah? Mana yang bener nggak tau juga, tapi yang penting memang kopi yang dibuat dengan cara ini aman bagi lambung karena kadar keasamannya yang netral dan kadar kafeinnya yang rendah.
Kenapa harus cold brew, kenapa nggak kopi yang dikasih es dengan cara biasa aja bikinnya?
Nggak ribet
Cara untuk bikin kopi dingin dengan teknik cold brew ini sangat gampang dan nggak ribet, cuma butuh kesabaran aja. Di samping itu, kopi ini bisa disimpen selama kurang lebih semingguan di kulkas.
Kadar asam lebih rendah
Bubuk kopi itu kalo dicampur dengan air panas, akan keluar minyak yang nggak bisa larut di temperatur rendah. Minyak ini penuh dengan zat asam yang memberi rasa pahit pada kopi. Dengan cara cold brew, kadar asam dalam kopi berkurang sebanyak 67%, jadinya lebih sehat untuk perut dan gigi kita.
Rasa kopi lebih mantap
Karena kadar asamnya berkurang, maka rasa kopinya akan lebih terasa. Rasa coklat, buah-buahan, dan kacang yang sebenarnya ada dalam biji kopi jadi mencuat keluar. Seru kan? Sementara kalo kamu minum iced coffee biasa pasti rasa-rasa kopinya udah ilang semua.
Sekarang ini memang udah banyak coffee shop yang nyediain kopi cold brew. Selain itu, rasa cold brew yang disukai pengunjung juga beda-beda, tergantung dari preferensi masing-masing dan jenis biji kopi yang dipakai. Sebagian orang suka rasa kopi cold brew yang sedikit winey, atau seperti wine karena ada fermentasi, sementara sebagian orang yang lain lebih mempertahankan rasa es kopi yang biasanya. Tapi Kopling suka banget sama rasa kopi cold brew-nya Toodz House karena selain menyajikan kopi cold brew yang biasa, Toodz House juga kreatif banget ngegabunginnya dengan bahan-bahan lain, seperti sunkist, kopyor, atau vanilla! Bikin ngiler banget kan?
Yuk, ah. Kopling mau ngopi dulu. Nulis artikel ini jadi kepengen minum cold brew lagi soalnya… Udaranya pas lagi panas banget nih di tempat Kopling ngetik artikel ini. Kamu jangan ngiler ya!
Salam sruputh!
Kalau kamu suka dengan artikel di atas, silahkan klik banner Toodz House di atas ini dan like fb pagenya. cheers!