Bunga Matahari

Kopling punya teman baru nih, namanya Komunitas Bunga Matahari atau lebih sering disebut dengan Buma. Sebenarnya sudah lama Kopling dengar tentang Buma cuma baru beberapa waktu lalu akhirnya dapat kesempatan bertemu tepatnya di acara Ngerumpi Days Out. Buma adalah sebuah komunitas pecinta puisi. Disana kita bisa berbagi puisi bikinan kita sendiri atau berbagi informasi-informasi seputar puisi. Dengan slogan “Semua bisa berpuisi” Buma ingin memberikan kebebasan berekspresi dalam bentuk puisi untuk orang umum. Awalnya Buma berbentuk mailing list, namun sekarang sudah menggunakan berbagai media seperti Facebook dan Twitter.

Di Ngerumpi Days Out lalu Kopling sempat main-main ke boothnya Buma. Disana banyak aktivitas yang dapat kita ikuti, tentunya semua berhubungan dengan puisi. Ada pembacaan puisi, nulis puisi, dan yang paling seru puisi interaktif. Jadi kita diajak untuk nulis satu kata (boleh lebih kalau mau) di atas Post It. Lalu setelah terkumpul cukup banyak lalu Post It itu kita bisa rangkai jadi puisi. Menarik kan? Lumayan jadi ide aktivitas kalau lagi kumpul bareng teman-teman.

Puisi interaktif dengan Post It

 

Melihat puisi interaktif yang seru, akhirnya Kopling pun ngajak Buma berkolaborasi kecil hari itu. Kebetulan juga ada komunitas Gambar Selaw sedang berkumpul, akhirnya kita semua bikin karya kecil-kecilan berupa gambar dan puisi diatas gelas kertas. Hasil akhirnya? Piramida ajaib dari gelas kertas penuh dengan gambar-gambar dan puisi tentunya.

Karya kolaborasi Buma, Gambar Selaw dan Kopi Keliling

 

Setelah kumpul-kumpul di Ngerumpi Days Out, Kopling juga ikut menghadiri kegiatan Buma lainnya, kali ini adalah sebuah acara yang judulnya “Festival Tanpa Nama”. Jadi “Festival Tanpa Nama” itu adalah sebuah “pameran” puisi. Jadi Buma menampilkan 40 puisi pada hari itu, ketika di”pamer”kan puisi tersebut tidak disertai dengan keterangan mengenai siapa penulisnya. Kenapa demikian? Karena menurut Buma seringkali orang melihat sebuah karya puisi dari siapa penulisnya. Kalau penulisnya terkenal, maka puisi itu bisa langsung dibilang bagus. Fenomena ini nampaknya cukup sering kita jumpai di bidang seni. Misalnya aja di musik. Mungkin kadang ada lagu yang sebenarnya kurang bagus, cuma karena dibuat oleh orang terkenal, semua orang otomatis jadi menganggap lagu itu bagus. Dari 40 puisi ini sebagian ditulis oleh penyair senior, sisanya adalah puisi bikinan anggota Buma. Bisa dibilang Buma sedang mencoba untuk memberikan kesempatan ‘bermain’ yang sama dalam berpuisi.

Display puisi Festival Tanpa Nama

 

Selain pameran puisi masih banyak lagi kegiatan pada hari itu. Dari pembacaan puisi, acoustic performance, bincang puisi, sampai pemutaran film pendek tentang puisi. Acara yang lumayan berbeda dari acara-acara yang pernah Kopling kunjungi. Baru kali ini juga sih datang ke acara puisi, seru juga ternyata. Banyak hal yang bisa jadi inspirasi buat acara-acara Kopi Keliling selanjutnya hehehe…

Kegiatan-kegiatan di Festival Tanpa Nama

 

Gimana? Lumayan seru kan kegiatan-kegiatannya? Kalau kamu suka sama puisi, atau mau coba-coba berpuisi, kamu harus kenalan juga dengan Bunga Matahari. Informasi lebih banyak tentang Buma, kamu bisa kunjungi websitenya disini: puisibungamatahari.wordpress.com, atau grup facebooknya, atau follow akun twitternya @PuisiBuMa.

About author

Kopi Gajah! Kopi Termahal Di Dunia

Di utara Thailand, dua puluh ekor gajah setiap hari mengeluarkan kopi termahal di dunia. Mirip seperti kopi luwak, para gajah ini diberi makan biji kopi ...
joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official