Bagimu Kopimu, Bagiku Kopiku

Kopi itu baik untuk tubuh? Atau malah jelek?

One day you may read that coffee is bad for your health; the next day you’ll hear that the same cup of java reduces your risk of disease. How can you sort through the complex and often conflicting world of scientific research to make sound health decisions?

Kamu pernah mendengar dan merasakan orang mengatakan sesuatu tentang kopi? Ketika satu hari kamu mendengar kopi berbahaya untuk tubuh kamu, namun di hari lain kamu mendengar bahwa kopi baik untuk tubuhmu? Lalu kamu bingung mana yang kamu ikuti? Kalau kamu pernah merasakannya, pertama yang Kopling ingin beritahu adalah kamu tidak sendirian.

Hal ini dirasakan juga oleh peminum kopi di luar negeri sana. Kebingungan kita akan dampak atau manfaat kopi sebenarnya membuat kita mengonsumsi kopi tidak tenang. Padahal, sebaiknya ketika mencicipi kopi tak ada pikiran yang macam-macam tentangnya.

CCI3_9Cenicafe

Berabad-abad lalu, sebuah penelitian mengeluarkan hasil bahwa kopi tidak sehat untuk tubuh dan akan menimbulkan gejala penyakit yang nantinya akan menyerang. Isu kopi berdampak baik pada tubuh hanya sugesti karena dianggap menghibur dan menjadi pelengkap dikala ngobrol dengan teman.

Sebuah studi pada 1927 menunjukkan kalau pekerja menengah minum kopi lebih dari secangkir per hari membuat pertumbuhan tubuh tidak maksimal. Akhirnya diputuskan untuk mengujinya pada seekor tikus. Serangkaian penelitian dilakukan dalam rentang waktu 30 tahun dari tahun 1946 hingga 1972.

Pada tahun 1946 menunjukkan kalau kopi tidak merugikan pada hewan pengerat. Pada tahun 1952 ditemukan bahwa kopi tidak membawa efek apa-apa, seperti kematian dini dan penyakit lain. Pada 1968, eksperimen menunjukkan kalau kopi tidak memberi efek pada ginjal tikus. Pada 1973, peneliti melaporkan kalau kopi tidak menyebabkan perubahan apa-apa pada tikus. Serangkaian penelitian ini ditujukan untuk membuktikan penelitian sebelumnya yang menyebutkan kalau kopi berdampak negatif. Tapi tetap tikus bukanlah model sempurna untuk studi kesehatan manusia.

coffee-research-1

Serangkaian penelitian ini juga “dibalas” pada penelitan setelahnya pada tahun 1986. Dari Johns Hopkins Medical School mengatakan minum lima cangkir kopi sehari menyebabkan timbulnya penyakit jantung koroner. Penelitian ini cukup menggegerkan pasalnya kopi dianggap menjadi penyebab utama jantung koroner dibanding rokok, pola makan, stress. Lebih parah lagi, disebutkan kalau kopi arabikalah yang disebutkan sebagai penyebabnya.

20 tahun kemudian, roda berputar. Penelitan terbaru menunjukkan kalau benar bahwa kopi tidak menyebabkan apa-apa pada tubuh, asal dikonsumsi sesuai dengan takaran dan kemampuan tubuh kita. Malah, sebuah jurnal mengungkap kalau kopi justru mengurangi risiko terkena kanker, jantung koroner, dan diabetes.

Mungkin kamu bingung kenapa penelitian malah mengeluarkan hasil yang berbeda-beda. Ini sebenarnya wajar di dunia penelitian. Sebab, sebuah hasil dari penelitian amat dipengaruhi berbagai hal, kurangnya bahan penelitian, tidak telitinya peneliti, bahkan kepentingan. Lantas, bagaimana kabar kopi kita?

Kamu tak perlu susah-susah memikirkan penelitian di atas. Pada dasarnya, segala sesuatu pasti berdampak. Air putih jika dikonsumsi berlebihan akan membuat kita kembung, olahraga yang berlebihan akan membuat kita lelah, begitu juga kopi. Apa yang kita konsumsi secara berlebihan akan memberi dampak pada tubuh kita. Yang harus kita lakukan adalah mengonsumsinya dengan tepat dan tidak berlebihan.

Lagipula, memikirkan sesuatu saat menikmati kopi tidak enak bukan?

About author

Dessy Safira

Dibandingkan pelukis atau ilustrator, mungkin profesi seniman keramik atau gerabah belum terlalu banyak. Ah, berbicara tentang seni yang satu ini selalu mengingatkan kita kepada Demi ...
joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official