Diani Apsari

diani-apsari-seniman-kopi-keliling-volume-0

Dari kecil, Diani Apsari suka menggambar dan bermain piano (walaupun jarang latihan saat sudah besar). Keputusannya untuk menekuni dunia seni visual juga sangat didukung oleh orang tuanya. Dulu ia pernah diikutsertakan di lomba menggambar, yang membuatnya jadi percaya diri untuk berkarya dan membuka wawasan akan dunia seni visual. Waktu SD, Ibunya juga pernah mengirimkan karyanya ke surat kabar yang ternyata diterima dan dimuat oleh surat kabar tersebut. Honor pertama yang diterimanya tentu saja langsung dipakai untuk membeli sekotak pensil warna.

Dari situlah, perempuan lulusan jurusan Desain Komunikasi Visual Institut Teknologi Bandung ini mulai berpikir kalau dengan berkarya seni ia akan bisa menghasilkan uang dan ia bisa berprofesi dari seni. Saat itu, ia seperti melihat sebuah pintu yang mengantarnya menuju mimpi-mimpinya. Di saat dulu teman-temannya bercita-cita menjadi dokter atau insinyur, Diani sudah bercita-cita untuk menjadi pelukis.

Graphic Designer kelahiran Bandung yang sekarang sedang mencari nafkah di Jakarta ini merasa senang berada di lingkup dunia seni visual, karena ia bisa menjumpai orang-orang dengan passion yang sama untuk diajak saling bertukar pikiran dan menginspirasi. Diani juga sangat terinspirasi oleh Marcel Marlier, seorang ilustrator serial Martine (yang di Indonesia diterjemahkan menjadi Tini) sejak lama. Menurut Diani, ilustrasi Marcel Marlier bisa terlihat sangat cute dan dreamy yang dipadu dengan detail menakjubkan. “Must be a really happy man to draw all those kind of things,” katanya.

Sebelum membuat suatu karya, Diani selalu melakukan riset, kemudian membuat banyak sketsa. Ia juga suka mencari teman untuk berdiskusi, karena menurutnya ide yang pertama muncul nggak selalu bagus. Teman diskusi bisa membuat idenya semakin matang. Di samping itu, musik yang dinamis juga dapat membuat otaknya terus berjalan. Buat Diani, musik yang terus dimainkan semalam suntuk lebih ampuh untuk begadang daripada kopi atau minuman lainnya. Tapi kalau lagi stuck, biasanya Diani akan berhenti berkarya untuk beberapa saat dan melakukan kegiatan lain, misalnya berolahraga bareng teman atau wisata kuliner. Prinsipnya, good food makes her mood good!

Karya-karya Diani kebanyakan berisi gambar benda-benda yang berkesan sweet dan whimsical. Menurutnya, kesan sweet yang melekat dengannya ini adalah pengaruh dari energi dan pikiran positif di sekitarnya. Meskipun terdengar naif, Diani selalu mencoba untuk selalu berpikir baik, karena dunia ini nggak bisa selalu diisi dengan hal-hal yang buruk.

Ada beberapa pameran yang pernah diikuti Diani, misalnya “artistudio_”, “A Design Weekend”, “15 x 15 x 15: Recreate, Reality & Representation, dan pameran seni HOW TO DRAW yang semuanya berlokasi di Bandung, serta 16th (2008) Noma Concours for Picture Book Illustrations di Jepang. Meskipun begitu, menurut Diani ia masih jarang mengikuti pameran karena lebih sering mengerjakan proyek-proyek komersil, misalnya ilustrasi untuk buku novel, dan lain sebagainya. Selain karena belum ada kesempatan untuk lebih sering mengikuti pameran, ia juga masih merasa nyaman dengan sisi seni visual yang lebih komersil. Diani merasa di sisi komersil karyanya lebih bisa digunakan dan komunikatif.

Ketika ditanya mengenai kopi, ia mengatakan kalau pengetahuannya tentang kopi belum begitu banyak, seperti jenis kopi mana yang lebih baik dari jenis lainnya. Buat Diani, kopi adalah minuman rekreasional dan ia lebih suka minum air putih. Simple yah? Hehe… Tapi kalau lagi di cafe, Diani selalu pesan cafe latte dengan satu sendok kecil brown sugar.

 

Lihat karya-karya Diani lainnya di sini: dianiapsari.com

About author

5 Coffee Shop Terunik! pt.2

Kembali lagi Kopling mau ngebahas 5 coffee shop terunik di dunia! Buat yang belum baca part 1-nya, liat di sini yah. Nah, yang kali ini ...
joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official