Art

Hal yang Harus Diketahui tentang Teori Warna untuk Melukis pt.1

Dalam karya seni bersifat visual, teori warna merupakan panduan praktis yang utama dalam mencampur warna dan juga merupakan efek visual dari kombinasi warna tertentu. Hanya saja, mungkin sebagian besar dari kita belum terlalu memahami hal ini dan menganggap warna sebagai sesuatu yang trivial, dan nggak perlu mengetahui lebih lanjut tentang detil warna-warni ini. Tapi pengetahuan tentang teori warna ini sebenarnya cukup penting, apalagi kalau kita ingin mendalami seni lukis. Kalau sudah tahu teorinya, kamu akan lebih mudah menciptakan warna yang kamu inginkan!

Jadi, yuk coba kita simak bareng-bareng beberapa hal yang perlu kamu ketahui tentang teori warna ini!

1. Tiga Warna Primer

Sumber gambar: noupe.com

Dalam pencampuran warna untuk melukis, aturan mendasar yang harus dipahami bahwa 3 warna nggak bisa dibuat dengan cara mencampur warna. Mereka adalah merah, biru dan kuning, yang dikenal dengan warna primer.

Jika kita mencampur dua warna primer, maka kita akan membuat warna sekunder. Mencampur biru dengan merah akan menghasilkan warna ungu; merah dan kuning menjadi jingga; kuning dan biru menjadi hijau.

Corak yang tepat untuk warna sekunder yang kita campur tergantung pada merah, biru atau kuning mana yang digunakan dan proporsi saat mencampur mereka. Jika kita mencampur ketiga warna primer, maka kita akan mendapatkan warna tersier.

Tentu saja ada variasi lain dari warna primer, seperti biru cobalt, ultramarine, merah cadmium, kuning cadmium dan sebagainya. Tapi secara umum, warna-warna ini masih bisa digolongkan sebagai warna primer.

Warna hitam dan putih juga nggak bisa dibuat dengan mencampurkan warna, meski nggak bisa digolongkan sebagai warna primer juga, karena mereka nggak bisa digunakan untuk pencampuran warna.

2. Warna-Warna Hangat dan Dingin

Sumber gambar: animationtutorial.in

Setiap warna memiliki bias tertentu yang biasa disebut dengan hangat dan dingin. Dan merupakan elemen pentng dalam proses pencampuran warna karena bisa memengaruhi hasilnya. Sebagai kelompk, merah dan kuning dianggap sebagai warna-warna hangat sedang biru dalam warna yang dingin. Tapi jika membandingkan warna merah yang berbeda (atau biru atau kuning), kita bisa melihat ada berbagai versi hangat dan dingin pula untuk setiap warna. Sebagai contoh, merah cadmium jelas lebih hangat dibandingkan alizarin crimson (meski mungkin akan lebih hangat dibandingkan biru misalnya).

3. Warna Sekunder

Sumber gambar: coschedule.com

Warna sekunder yang didapat tergantung akan proporsi saat pencampuran warna primer. Warna yang didapat juga tergantung pada warna primer yang kita gunakan. Sebagai contoh, apakah biru prussian atau ultramarine yang akan dicampur dengan merah cadmium? Buatlah grafik warna dari warna-warna primer yang telah dicampur serta perkiraan khisaran proporsi setiap warna. Ini akan menjadi sebuah referensi sampai kita bisa mencampur warna sendiri tanpa perlu bantuan lagi.

Yang perlu diingat, proporsi masing-masing warna yang dicampur adalah penting. Jika satu warna cenderung lebih dominan ketimbang warna yang lain, maka akan terefleksikan dalam warna sekunder yang dihasilkan. Contoh, jika mencampur lebih banyak merah ketimbang kuning, maka akan dihasilkan warna jingga yang kemerah-merahan. Jadi, penting untuk melakukan eksperimen pencampuran warna untuk mencatat pencampuran apa saja yang telah dilakukan serta apa hasilnya.

4. Mencampur Sendiri vs Membeli Warna Sudah Jadi

Sumber gambar: dickblick.com

Tentu saja kita bisa membeli warna yang sudah jadi dan siap digunakan yang gampang didapatkan. Apalagi jika lukisan yang ingin kita kerjakan membutuhkan detail warna yang kaya dan variatif, ketimbang mencampur warna yang pastinya menghabiskan banyak waktu.

Tapi kita nantinya akan tahu bahwa ada kalanya warna yang kita butuhkan nggak tersedia di warna-warna sudah jadi tadi, seperti hijau tertentu yang terdapat dalam lanskap yang menjadi model kita. Pengetahuan akan pencampuran warna akan menjawab tantangan ini, ketimbang meraba-raba atau menduga-duga hijau mana kiranya yang pas.

Keuntungan membeli warna sudah jadi adalah kita akan bisa mendapatkan warna yang sama setiap saat, dan kapan saja. Juga beberapa warna yang sulit, seperti jingga cadmium, memiliki intensitas yang susah didapatkan dengan proses pencampuran warna.

5. Warna Tersier

Sumber gambar: coschedule.com

Cokelat dan abu-abu mengandung ketiga warna primer. Mereka diciptakan dengan mencampur entah 3 warna primer atau sebuah warna primer dengan warna sekunder. Dengan memvariasikan proporsi warna yang hendak dicampur maka kita akan bisa membuat warna tersier yang berbeda-beda.

Untuk menghasilkan warna-warna tersier yang diinginkan tentu saja sekali yang diperlukan adalah eksperimen dan kebarian dalam mencampur berbagai warna. Tapi harus diingat, jika kita mencampur terlalu banyak warna, maka hasilnya akan terlihat jorok. Jika warna abu-abu atau cokelat nggak seperti yang kita inginkan, maka coba ulang kembali prosesnya sampai menemukan warna yang pas.

Masih ada lanjutannya lagi tentang serba-serbi pencampuran warna ini. Ditunggu di artikel selanjutnya ya!

Penulis: Haris Fadli Pasaribu

Infografis: Produksi Kopi Indonesia

Baru-baru ini Kopling nemu infografis menarik tentang produksi kopi Indonesia. Yang bikin houseofinfographics.com. Udah ada yang pernah liat belom? Jujur aja Kopling belum sempet ‘kroscek’ ...
joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official