Art

Cara Seniman Ternama Melawan Creative Block

Pada tahun 1951, Jackson Pollock sedang berada di puncak kejayaannya. Sebuah artikel di tahun 1949 yang dimuat di Lifemagazine telah menobatkannya sebagai “pelukis terbesar yang pernah hidup di Amerika Serikat” – walau ia harus berjuang dari ketenarannya sendiri dan tenggelam dalam alkohol dan depresi. Yang dihasilkan Pollock pada periode itu ialah “black pourings”, berangkat dari apa yang dialaminya semasa bekerja.

source: http://qz.com/

source: http://qz.com/

Creative block adalah kutukan untuk setiap hidup seniman, di mana seniman sama sekali tidak mendapatkan inspirasi saat ingin menciptakan karya.  Bagi seseorang yang bekerja di sektor kreatif, mandegnya sisi kreatif, atau creative block, bukan hanya membuat frustasi, tapi juga bisa mengancam karir. Saat kita bersandar pada sisi kreatif untuk menghidupi diri dan juga membangun reputasi, buntu ide atau enerji untuk melakukannya bukanlah sesuatu yang bisa dimiliki lama-lama.

Selain Jackson Pollock, selanjutnya siapa saja seniman besar yang pernah terkendala dengan creative block ini? Kopling akan bahas beberapa seniman besar yang berhasil melewati masa-masa creative block.

Agnes Martin

Martin, yang karyanya saat ini sedang dipamerkan di Tate Modern, terkenal dengan pelarian diri dari New York yang ia lakukan pada tahun 1967, meninggalkan segala peralatannya, membangun sebuah rumah di New Mexico, dan kemudian nggak menunjukkan karyanya selama tujuh tahun. Pada tahun 1974, ia kembali muncul dengan karya estetik grid-nya dan memulai menggabungkan warna antara garis vertikal dan horizontal.

Claudio Monet

monet http://qz.com/

monet
http://qz.com/

Penganut aliran impressionist ini memang dikenal suka menghancurkan sejumlah karyanya selama ia frustasi. Kematian istrinya, Alice, pada tahun 1911 juga membuatnya berhenti dari bekarya selama dua tahun. Akhirnya Monet bagkit dari hiatusnya dengan mengecat teralis pintu sebagai pintu masuk ke taman di rumahnya, Perancis. Kebangkitannya itu menghasilkan karya seni, 22 panel dari Dekorasi Grandes, dipasang di Musée de l’Orangerie. Karya tersebut menjadi karya yang paling ambisius yang pernah ada.

Barbara hepworth

source:  http://qz.com/

source:
http://qz.com/

Pada awal 1950-an, setelah kematian anaknya dan perpisahannya dengan pelukis Ben Nicholson, Barbara menderita depresi berat. Ia pergi ke Yunani untuk belajar patung klasik dengan teman, seniman Margaret Gardiner. Setelah mendapatkan kembali inspirasinya, ia kembali ke ukiran kayu hutan tropis, bahan yang telah tersedia sejak Perang Dunia II. Hasilnya adalah Curved Form (Delphi) (1955).

Louise Bourgeois

Setelah ayah Bourgeois meninggal pada tahun 1951, ia berjuang dengan agoraphobia dan depresi, masuk psikoanalisis, dan hampir berhenti memamerkan karyanya (menyimpan satu pameran tunggal kecil) antara tahun 1953 dan 1964. Karya patung yang dibuatnya di akhir 1960-an, monolitik “personages”, menghasilkan tanda dari kebangkitannya, patung yang ia bangun dengan campuran bronze, plaster, latex, and marble.

Pablo Picasso

source: http://qz.com/

source:
http://qz.com/

Pada tahun 1935, perceraian dari istri pertamanya, Olga, yang mengambil hak asuh anaknya Paulo, dan kelahiran putrinya, Maya, untuk gundiknya Marie-Therese, semua memengaruhi karya-karya Kubisme ala Picasso. Pada sebuah biografi, Picasso mengatakan kalau ia tidak kembali ke studionya dan berbalik menulis puisi yang kemudian diterbitkan dalam jurnal sastra, Les Cahiers d’Art.

Georgia O’Keeffe

Pelukis kelahiran Wisconsin ini dirawat di rumah sakit New York pada tahun 1933, menurut penulis biografinya Roxana Robinson dan Hunter Drohojowska-Philp, setelah periode kecemasan yang berhubungan dengan komisi mural Radio City Music Hall. Menurut kritik, seniman ini merasa takut gagal di hadapan publik dan khawatir akan suaminya, fotografer Alfred Stieglitz, yang memiliki tabiat sulit. Ia pindah ke Ghost Ranch, New Mexico, di mana ia mendapatkan lanskap indah sebagai “inspirasi baru” untuk berlatih dan bangkit dari keterpurukan.

Chuck Close

Pelukis dan fotografer asal Amerika Serikat yang terkenal dengan aliran photorealist-nya ini berbeda dengan yang lain. Pada tahun 1988 tulang arteri belakangnya keropos. Tapi keadaan itu nggak menyurutkannya untuk selalu berkarya. Bagi Close, setiap kejadian yang dialami adalah inspirasi. Pada tahun 2003 dalam sebuah wawancara ia mengatakan nggak pernah mengalami creative block dalam hidupnya. Wow!

 

Kamu sendiri, ceritain ke Kopling dong pernah nggak mengalami creative block dan gimana cara kamu mengatasinya?

About author

joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official